backup og meta

Pijat Prostat, Benarkah Bisa Atasi Masalah Prostat dan Seksual?

Pijat Prostat, Benarkah Bisa Atasi Masalah Prostat dan Seksual?

Pernahkah Anda dengar soal pijat prostat? Jenis terapi pijat khusus pria yang satu ini mulai naik daun karena banyak orang percaya akan manfaatnya bagi kesehatan seksual Anda. Pijat memang kedengarannya bisa jadi solusi yang cukup mudah dan sederhana untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan termasuk penyakit prostat.

Di mana letak prostat pria?

Sebelum memahami bagaimana cara kerja dan apa saja manfaat pijat prostat, ketahui dulu di mana letak prostat pria.

Prostat adalah sebuah kelenjar kecil yang ukuran dan besarnya seperti kacang walnut. Kelenjar ini terletak di bawah kantung kemih, di depan rektum. Sebagian dari kelenjar prostat juga mengelilingi saluran kencing Anda.

Saat ejakulasi, otot-otot pada kelenjar prostat inilah yang akan mendorong keluarnya air mani lewat penis.  

Manfaat melakukan pijat prostat

Pijat prostat dilakukan demi kepentingan medis sebagai pengobatan prostat maupun yang bersifat terapi. Pijat juga biasanya harus dilakukan oleh dokter atau penyedia layanan kesehatan yang telah berlisensi.

Meski demikian, perlu diingat bahwa hingga saat ini, manfaat menjalani terapi pijat ini belum ada bukti klinisnya. Bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan sejauh ini sifatnya sangat terbatas, yaitu dari pengalaman orang-orang yang pernah melakukannya.

Terapi pijat khusus pria ini diyakini bisa mencegah penumpukan cairan prostat, meredakan rasa sakit dan tidak nyaman akibat peradangan prostat, meningkatkan performa seksual, meningkatkan keampuhan antibiotik yang diresepkan untuk atasi prostatitis, serta menjaga kesehatan prostat secara umum.

Beberapa penyakit atau kondisi yang diklaim bisa diatasi dengan pijat prostat antara lain:

Pada penyakit prostatitis, pijat prostat bisa menjadi alternatif pengobatan selain antibiotik dan obat anti-peradangan. Nantinya, penumpukan cairan pada prostat yang telah dilepaskan dapat membantu meringankan tekanan dan pembengkakan pada area tersebut.

Bahkan, hal tersebut dibuktikan pada sebuah penelitian oleh Institute of Male Urology di Pusat Medis UCLA, AS yang dilakukan pada 75 pasien dengan prostatitis kronis. Setelah menjalani kombinasi pijat dan antibiotik, 40% dari peserta berhasil menyembuhkan gejalanya dan 21% merasakan kondisi mulai membaik daripada sebelumnya.

Selain itu, pijat prostat juga bisa dilakukan untuk pengobatan penyakit BPH (pembesaran prostat jinak). Sama seperti prostatitis, pengobatan juga dibarengi dengan minum obat-obatan seperti alpha-blocker dan 5-alpha-reductase inhibitors.

Bisakah pijat prostat mengatasi disfungsi ereksi?

Impotensi terjadi karena aliran darah menuju penis tidak lancar. Akibatnya, penis tidak bsia membesar atau mengeras. Dengan kata lain, meskipun merasa bergairah, Anda akan tetap loyo. Disfungsi ereksi bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk penyakit prostat dan efek obat-obatannya, serta efek samping dari pembedahan untuk kanker prostat.

Selain itu, gangguan lain seperti penumpukan cairan prostat juga bisa menyulitkan ereksi dan ejakulasi pria. Pasalnya, prostat bertanggung jawab untuk memproduksi air mani (cairan ejakulasi) pria yang mengandung sel sperma.

Itu sebabnya, banyak yang percaya bahwa pijat prostat bisa membantu melancarkan peredaran darah di area prostat yang akan membantu ereksi. Hal ini juga dikarenakan oleh efek dari pemijatan prostat yang bisa membantu membersihkan saluran prostat dari penumpukan cairan.

Akan tetapi, keberhasilan pijat prostat belum teruji klinis. Tak ada data atau penelitian yang menunjukkan bahwa pijat prostat benar-benar bisa mengatasi impotensi atau bahkan lebih ampuh daripada jenis pengobatan lainnya.

Sementara jika pijat prostat memang bisa mengatasi masalah kejantanan pria ini, pijat saja tidak akan cukup untuk menuntaskan masalahnya. Anda tetap diimbau untuk menjaga gaya hidup sehat seperti berhenti merokok, istirahat yang cukup, mengendalikan berat badan, serta memerhatikan pola makan.

Cara melakukan pijat prostat

Pijat ini bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dari luar dan dari dalam. Pijatan dari luar masih bisa dilakukan sendiri. Untuk memijat dari luar, Anda cukup mengurut area perineum pria dengan lembut. Perineum terletak di tengah-tengah antara buah zakar dan anus. Anda juga bisa memijat area di bawah pusar dan tepat di atas penis.

Untuk memijat dari dalam, Anda bisa melakukannya sendiri, tetapi lebih disarankan untuk meminta bantuan dokter atau terapis agar terhindar dari risiko yang tidak diinginkan. Carilah yang sudah berpengalaman dan bereputasi baik supaya lebih aman.

Biasanya setelah melakukan pemeriksaan prostat, dokter akan memasukkan jari yang sudah dilapisi sarung tangan karet dan dilubrikasi melalui anus. Kemudian, dokter akan memberi tekanan tertentu langsung pada prostat Anda.

Sebagian orang melaporkan rasa sakit atau tidak nyaman ketika dipijat. Beri tahu dokter atau terapis Anda jika Anda memang merasakan sakit.

Setelah dipijat Anda juga mungkin akan mengeluarkan cairan prostat melalui penis. Ini karena tumpukan atau sisa-sisa cairan yang terjebak di dalam kelenjar prostat didorong keluar saat Anda dipijat.

Risiko yang mungkin timbul akibat pijat

Hati-hati kalau Anda ingin melakukan pijat prostat, terutama pijat dari dalam. Pasalnya, pijatan ini mungkin menimbulkan dampak seperti gejala prostatitis tambah parah, perdarahan, penyebaran kanker prostat (jika ada), luka pada dinding rektum, wasir (hemoroid), atau infeksi kulit selulitis.

Sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter Anda sebelum melakukannya. Para ahli juga mengimbau Anda untuk lebih jeli serta kritis saat memilih perawatan maupun terapi yang tidak mendapat pengawasan oleh Kementerian Kesehatan.

Adakah alternatif lain untuk atasi masalah prostat?

Selain pijat prostat, ada berbagai pilihan lainnya yang dapat dicoba untuk membantu perawatan sebagai penunjang konsumsi obat.

Jika gejala telah menimbulkan rasa tak nyaman pada bagian bawah perut, Anda bisa mencoba berendam di air hangat atau menggunakan bantalan penghangat. Cara ini juga mungkin dapat membantu Anda mengurangi urgensi untuk buang air kecil.

Ada juga obat-obatan herbal seperti ekstrak saw palmetto atau ekstrak beta-sitosterol yang dipercaya dapat mengurangi gejala seputar penyakit prostat. Namun, keamanan dan keefektivitasannya belum dibuktikan secara jelas.

Beberapa alternatif lain adalah akupunktur dan biofeedback. Akupunktur bisa menjadi alternatif untuk mengatasi gejala nyeri akibat sindrom nyeri panggul (prostatitis non-bakteri). Sedangkan, biofeedback akan bantu mengendurkan otot melalui sinyal dari alat khusus yang dapat mengontrol fungsi dan respons tubuh tertentu.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Duclos A J, Lee C T, and Shoskes D A. Current treatment options in the management of chronic prostatitis.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2374945/ Diakses pada 9 Juli 2020.

Diagnostic Prostatic Massage: Background, Indications, Contraindications https://emedicine.medscape.com/article/1948091-overview#a3 Diakses pada 9 Juli 2020.

Sex and the Prostate: Overcoming erectile dysfunction when you have prostate disease. https://www.health.harvard.edu/blog/sex-and-the-prostate-overcoming-erectile-dysfunction-when-you-have-prostate-disease-20090331100 Diakses pada 9 Juli 2020.

Benign prostatic hyperplasia (BPH) https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/benign-prostatic-hyperplasia/diagnosis-treatment/drc-20370093 Diaksses pada 9 Juli 2020.

Prostatitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/prostatitis/diagnosis-treatment/drc-20355771 Diakses pada 9 Juli 2020.

Versi Terbaru

13/11/2020

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

Apakah Posisi Kencing Berdiri Berbahaya untuk Kesehatan?

Begini Akibat Jika Anda Terlalu Sering Menahan Kencing


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 13/11/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan