backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

5 Pantangan Makanan untuk Penderita Penyakit Prostat

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 01/12/2021

    5 Pantangan Makanan untuk Penderita Penyakit Prostat

    Sakit prostat lebih umum terjadi pada pria berusia di atas 50 tahun. Jika Anda mengidap kondisi ini, lakukanlah perubahan gaya hidup termasuk dalam memilih asupan makanan. Anda harus menghindari makanan yang menjadi pantangan penderita penyakit prostat.

    Berbagai pantangan makanan penderita prostat

    Penyakit prostat adalah sekumpulan kondisi yang memengaruhi organ prostat, yakni kelenjar pada sistem reproduksi pria yang terletak di bawah kandung kemih.

    Sejumlah penyakit prostat yang umum terjadi, antara lain peradangan prostat (prostatitis), pembesaran prostat jinak (BPH), dan kanker prostat.

    Dikutip dari National Institute of Health, para peneliti sendiri belum menemukan bahwa makanan berperan dalam menyebabkan masalah prostat.

    Meski begitu, terdapat sejumlah penelitian menunjukkan kandungan makanan tertentu bisa meningkatkan risiko gangguan atau kanker prostat.

    Berikut ini daftar pantangan makanan untuk sakit prostat yang perlu dihindari oleh penderitanya.

    1. Daging merah

    cairan merah pada daging steak

    Orang dengan penyakit prostat sebaiknya menghindari konsumsi daging sapi, kambing, dan domba. Hal ini termasuk produk daging olahan, seperti sosis dan kornet.

    Proses memasak daging merah dalam suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa karsinogen atau pemicu kanker, yakni heterocyclic amine (HCA).

    Menurut National Cancer Institute, HCA terbentuk saat asam amino, glukosa, dan kreatinin bereaksi selama memanggang atau membakar daging.

    Hal ini tentu menjadi pantangan untuk penderita prostat karena bisa memicu pertumbuhan sel kanker dan meningkatkan risiko terkena kanker prostat. 

    Maka dari itu, para ahli menyarankan untuk mengganti ke sumber protein yang lebih baik, seperti daging ayam atau ikan, kacang-kacangan, tempe, atau tahu.

    2. Susu dan produk olahan susu

    Kalsium merupakan nutrisi penting bagi tubuh Anda. Namun, orang yang berisiko terkena penyakit prostat mungkin perlu membatasi asupan kalsium harian.

    Susu dan produk olahan, termasuk keju, yoghurt, es krim, dan mentega yang kaya kalsium diduga dapat menjadi makanan penyebab penyakit prostat.

    Sebuah studi dalam Journal of Nutrition mengatakan minum susu dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko kanker prostat tumbuh dan menyebar.

    Meski begitu, belum diketahui batasan asupan susu yang ideal untuk mencegah penyakit prostat.

    Para ahli umumnya menyarankan tidak minum lebih dari 2000 mg kalsium per hari atau setara 1,6 liter susu.

    Penderita prostat mungkin bisa beralih ke produk susu bebas atau rendah lemak. Namun, pastikan konsultasikan terlebih dahulu ke dokter Anda.

    3. Makanan dengan lemak jenuh

    Lemak jenuh sering dikaitkan dengan risiko kolesterol tinggi, stroke, hingga penyakit jantung.

    Penderita penyakit prostat juga perlu membatasi konsumsi lemak jenuh yang meningkatkan risiko Anda terkena kanker prostat agresif atau stadium lanjut.

    Beberapa jenis makanan yang tergolong tinggi lemak jenuh adalah daging, produk susu, makanan yang digoreng atau dipanggang, serta produk makanan olahan.

    Penelitian lain menemukan risiko kanker prostat cenderung lebih rendah bila mengonsumsi lebih banyak lemak tak jenuh, seperti dari ikan dan kacang-kacangan.

    Meski begitu, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan hubungan lemak dan risikonya terhadap kesehatan prostat.

    4. Makanan dengan gula tinggi

    Kue untuk diabetes

    Pantangan makanan untuk penderita penyakit prostat lainnya adalah makanan manis, seperti permen, cokelat, es krim, hingga jus dalam kemasan.

    Tingginya asupan gula dapat memperparah peradangan tubuh. Hal ini juga bisa menyebabkan perkembangan sel kanker pada organ prostat.

    Sebuah studi dalam International Journal of Molecular Sciences menyebutkan asupan gula dan karbohidrat mungkin memicu risiko kanker terkait obesitas, termasuk kanker prostat.

    Konsumsi makanan manis berlebihan juga dapat membuat Anda lebih berisiko terkena tekanan darah tinggi, diabetes, hingga penyakit jantung.

    Penting bagi Anda untuk mengurangi asupan gula. Batasi juga konsumsi camilan manis dan minuman bersoda.

    5. Minuman beralkohol

    Apabila Anda mengidap penyakit prostat, sebaiknya batasi atau hindari konsumsi minuman beralkohol, seperti wine dan bir, secara berlebihan.

    Para peneliti menemukan meminum lebih dari empat gelas minuman beralkohol per hari atau 20 gelas per minggu dapat meningkatkan risiko pria terkena kanker prostat stadium lanjut.

    Lebih baik Anda mengganti minuman beralkohol dengan alternatif lain, seperti infused water, air soda dengan jus buah segar, teh, maupun kopi.

    Selain itu, minum alkohol erat kaitannya dengan merokok. Tentu, Anda perlu menghentikan kebiasaan merokok untuk mengurangi efek buruknya.

    Pola hidup sehat yang harus diperhatikan saat sakit prostat

    Selain pantangan makanan bagi penderita sakit prostat seperti di atas, ada sejumlah hal lain yang perlu Anda perhatikan untuk menjaga kesehatan organ prostat.

    Konsumsi makanan sehat untuk prostat dan olahraga dapat membantu terhindar dari obesitas.

    Usahakan berolahraga selama 30 menit setiap hari dalam seminggu. Senam Kegel dan latihan aerobik, seperti jalan kaki, jogging, dan berenang dapat Anda lakukan.

    Namun, penderita sakit prostat perlu menghindari bersepeda dalam waktu lama. Hal ini dapat memberikan tekanan pada prostat yang terletak antara skrotum dan anus (perineum).

    Seiring bertambahnya usia, pria lebih berisiko terkena penyakit prostat. Selain itu, ada sejumlah faktor lain yang meningkatkan risiko pria mengalami gangguan ini.

    Apabila Anda memiliki kekhawatiran terhadap kondisi ini, konsultasikan ke dokter spesialis urologi untuk mendapatkan solusi terbaik.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 01/12/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan