Kanker prostat merupakan jenis penyakit kanker yang memang identik dengan pria. Pasalnya, kelenjar prostat memang hanya terdapat pada anatomi tubuh pria. Namun nyatanya, kanker prostat juga bisa terjadi pada wanita. Mengapa bisa demikian? Simak ulasan berikut ini.
Apakah wanita memiliki kelenjar prostat?
Prostat adalah kelenjar kecil sebesar kacang kenari yang terletak di bawah kandung kemih dan mengelilingi uretra. Kelenjar ini berfungsi untuk memproduksi cairan atau air mani yang melindungi dan mengangkut sperma. Adapun otot-otot pada kelenjar prostat berperan untuk mendorong keluarnya air mani ketika ejakulasi.
Kelenjar prostat tersebut hanya terdapat pada anatomi tubuh pria. Adapun wanita tidak memiliki kelenjar prostat karena sistem reproduksi yang berbeda.
Meski demikian, dilansir dari pusat informasi kesehatan masyarakat University of California, Berkeley (UC Berkeley), wanita memiliki dua kelenjar yang fungsi dan anatominya serupa dengan kelenjar prostat pria. Kelenjar ini kemudian sering disebut sebagai prostat wanita karena kemiripan fungsinya.
Dua kelenjar yang mirip prostat pria ini sebenarnya bernama kelenjar Skene. Letaknya mengelilingi uretra atau saluran kencing wanita, kira-kira 5-8 sentimeter di dekat dinding vagina. Prostat wanita ini pun akan memproduksi cairan pelumas yang berguna untuk membasahi vagina ketika terangsang.
Selain fungsi dan anatominya, prostat pria dan wanita pun sama-sama memiliki zat antigen (perangsang respon imun) khusus bernama PSA (prostate specific antigen) dan PSAP (prostate-specific acid phosphatase). Jadi dapat disimpulkan, kelenjar prostat pria dan wanita memiliki struktur yang serupa, tetapi tak sama persis.
Bagaimana bisa wanita kena kanker prostat?
Seluruh sistem organ tubuh Anda terdiri dari miliaran sel. Adapun gangguan atau kelainan pada sel bisa menjadi kanker. Maka, selayaknya bagian tubuh Anda yang lain, sel-sel pada kelenjar prostat wanita juga punya kemungkinan berkembang jadi kanker.
Namun, kanker prostat pada wanita sangat jarang ditemui. Menurut para dokter spesialis kanker yang tergabung dalam Society of Gynecologic Oncology, kasus kanker kelenjar Skene pada wanita hanya tercatat sebanyak 0,003% dari seluruh jenis kanker yang menyerang sistem reproduksi dan saluran kencing wanita.
Meski jarang terjadi, kista, peradangan, dan infeksi terkadang muncul di kelenjar Skene dan jaringan sekitarnya. Namun, kondisi ini sering dikira sebagai penyakit yang terkait dengan kemih atau saluran kencing.
Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Medical Case Reports pada 2018 melaporkan adanya kasus terkait kanker kelenjar Skene yang jarang terjadi. Tumor di uretra yang ditemukan pada pasien wanita ternyata berasal dari kelenjar Skene. Hal ini umumnya diketahui setelah terdeteksi adanya tingkat PSA yang tinggi pada pasien tersebut.
Meski demikian, penyebab kanker prostat yang dialami wanita ini belum diketahui pasti. Penelitian terkait penyakit ini pun masih sangat terbatas.
Apa gejala kanker prostat pada wanita?
Penelitian seputar kanker prostat pada wanita memang masih sangat terbatas, sehingga gejala penyakit ini belum dikenali secara pasti. Oleh karena itu, bila Anda merasakan adanya perubahan pada kebiasaan buang air kecil atau gejala kanker prostat lainnya, sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter.
Selain itu, Anda pun perlu mewaspadai gejala-gejala lain yang cenderung terjadi secara terus menerus dan tidak jelas penyebabnya, seperti:
- Kencing berdarah.
- Sakit saat buang air kecil.
- Nyeri di saluran kemih bagian bawah.
- Nyeri vagina.
- Nyeri di belakang tulang selangka.
- Sakit ketika berhubungan seks.
- Disfungsi seksual.
- Siklus menstruasi tidak teratur.
Gejala-gejala pada wanita tersebut memang belum tentu terkait dengan kanker prostat. Namun tidak ada salahnya memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab pasti dari gejala yang Anda alami.
Dokter mungkin akan melakukan serangkaian tes kanker prostat guna memastikan kondisi tersebut. Bila positif kanker, dokter akan menentukan pengobatan kanker prostat yang sesuai dengan kondisi Anda, baik itu terapi radiasi (radioterapi), pembedahan, atau jenis pengobatan lainnya.
Selalu konsultasikan dengan dokter mengenai kekurangan dan kelebihan dari masing-masing jenis pengobatan yang akan Anda jalani.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.