backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Hati-hati, Ini 9 Bahaya Jika Telinga Kemasukan Air Saat Berenang

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 23/08/2022

    Hati-hati, Ini 9 Bahaya Jika Telinga Kemasukan Air Saat Berenang

    Apakah Anda menjadikan berenang sebagai salah satu aktivitas favorit? Jika ya, Anda perlu mewaspadai beberapa penyakit telinga yang bisa muncul pada saat berenang. Tak boleh disepelekan, selain mengganggu pendengaran Anda, telinga kemasukan air bisa menyebabkan infeksi jika tidak segera diatasi. Lebih lengkapnya, simak penjelasannya berikut ini, yuk!

    Apa penyakit pada telinga yang bisa muncul saat berenang?

    belajar berenang

    Ketika Anda berenang atau melakukan aktivitas di dalam air, telinga mungkin akan terasa lembap. Ini karena sejumlah air tertinggal di dalam telinga.

    Ya, berenang atau melakukan aktivitas lain di dalam air ternyata juga bisa meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit telinga.

    Penyakit-penyakit ini bisa disebabkan oleh kuman ataupun ketidak seimbangan tekanan di dalam dan luar telinga.

    Telinga kemasukan air saat berenang sebenarnya bisa diatasi dengan langkah-langkah sederhana.

    Namun, jika air terjebak di telinga dalam waktu yang lama, Anda bisa menghadapi bahaya.

    Berikut berbagai penyakit telinga yang mungkin muncul pada saat berenang ataupun melakukan aktivitas lainnya di dalam air.

    1. Swimmer’s ear

    Salah satu bahaya telinga kemasukan air saat berenang adalah otitis eksterna atau juga bisa disebut swimmer’s ear. 

    Swimmer’s ear merupakan salah satu infeksi telinga luar akibat paparan terhadap kelembaban yang menetap dari sisa air yang terperangkap dalam telinga sehabis berenang atau menyelam.

    Pada kondisi ini, air terperangkap di dalam struktur telinga yang seperti labirin, kemudian menciptakan lingkungan lembab yang cocok bagi bakteri dan jamur untuk tumbuh.

    Kondisi ini biasanya terjadi karena bakteri, tetapi bisa juga akibat jamur atau virus. Ketika mengalami otitis eksterna, Anda mungkin akan merasakan gejala awal, seperti:

    • gatal di liang telinga,
    • kemerahan di dalam telinga,
    • rasa tidak nyaman ringan di telinga bagian keluar, hingga
    • adanya cairan bening dan tidak berbau di telinga.

    2. Otitis eksterna kronis

    Melihat dari poin sebelumnya, swimmer’s ear atau otitis eksterna adalah penyakit telinga yang umum terjadi akibat berenang.

    Infeksi telinga luar biasanya dianggap kronis jika tanda dan gejala menetap selama lebih dari tiga bulan.

    Otitis eksterna kronis lebih sering terjadi jika Anda mengalami kesulitan dalam menjalani pengobatan, misalnya karena hal-hal berikut:

    • strain bakteri langka,
    • reaksi alergi pada kulit,
    • alergi terhadap antibiotik yang diberikan dalam bentuk obat tetes,
    • kondisi kulit, seperti dermatitis atau psoriasis,
    • atau kombinasi infeksi bakteri dan jamur.

    3. Kehilangan pendengaran sementara

    Anda mungkin akan mengalami gangguan atau penyakit pendengaran pada telinga akibat masuknya air saat berenang.

    Namun, jangan khawatir, gangguan pendengaran ini bukanlah bahaya langsung dari telinga kemasukan air saat berenang.

    Biasanya, gangguan pendengaran akan sembuh setelah infeksi otitis eksterna membaik.

    4. Infeksi jaringan dalam (selulitis)

    Dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit pada telinga saat berenang dapat menimbulkan infeksi yang menyebar ke lapisan bagian dalam telinga dan jaringan ikat kulit.

    5. Surfer’s ear

    Surfer’s ear atau disebut juga dengan eksostosis pendengaran eksternal atau external auditory exostoses (EAE) adalah penyakit yang dapat terjadi akibat paparan air dingin terus-menerus.

    Kondisi ini paling umum terjadi pada peselancar, tetapi bisa juga terjadi pada mereka yang sering melakukan aktivitas di air, termasuk perenang.

    Surfer’s ear biasanya muncul tanpa gejala. Namun, kondisi ini bisa juga datang dengan tanda-tanda dan gejala berupa:

    • gangguan pendengaran,
    • infeksi telinga berulang,
    • telinga terasa penuh,
    • otorrhea atau keluar cairan dari telinga, hingga
    • impaksi serumen atau kotoran telinga menumpuk.

    manfaat renang gaya punggung

    6. Barotrauma

    Penyakit telinga lainnya yang mungkin muncul pada saat Anda sering berenang adalah barotrauma. Kondisi ini bisa menyebabkan rasa sakit parah hingga kehilangan pendengaran secara permanen.

    Situs Cedars-Sinai menyebutkan bahwa barotrauma disebabkan oleh perbedaan tekanan antara bagian dalam dan bagian luar telinga.

    Gejala umum dari barotrauma adalah:

    7. Otomikosis

    Penyakit telinga lainnya yang bisa muncul pada saat berenang disebut dengan otomikosis. Ini adalah infeksi pada telinga yang disebabkan oleh jamur.

    Journal of Medical Sciences menyebutkan bahwa jamur yang umumnya menyebabkan otomikosis adalah Candida dan Aspergillus.

    Gejala umum yang dapat terjadi akibat otomikosis adalah:

    • kemerahan pada telinga,
    • nyeri pada telinga,
    • telinga bengkak,
    • tinnitus atau telinga berdenging, dan
    • telinga keluar cairan.

    8. Kerusakan tulang

    Ini adalah bahaya yang jarang terjadi pada otitis eksterna.

    Kondisi yang disebut osteomielitis ini terjadi saat infeksi menyebar ke tulang rawan telinga luar dan tulang bagian bawah tengkorak.

    Beberapa kelompok orang, seperti lansia, penderita diabetes, atau orang dengan sistem kekebalan yang lemah, memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi ini.

    9. Infeksi yang lebih luas

    Jika penyakit pada telinga saat berenang berkembang menjadi osteomielitis, infeksi dapat menyebar dan memengaruhi bagian lain dalam tubuh, seperti otak atau saraf.

    Bahaya yang dapat diawali dari telinga kemasukan air saat berenang ini langka dan dapat mengancam jiwa.

    Apa saja tanda dan gejala penyakit pada telinga saat berenang?

    latihan berenang untuk pemula

    Ketika telinga kemasukan air saat berenang, Anda perlu mewaspadai gejala bahaya dari timbulnya penyakit.

    Beberapa tanda dan gejala dari infeksi telinga ini, antara lain:

    • telinga bengkak,
    • kemerahan,
    • terasa panas,
    • telinga nyeri atau terasa tidak nyaman,
    • keluar nanah atau cairan,
    • gatal pada lubang telinga, dan
    • penurunan pendengaran.

    Rasa nyeri pada wajah, kepala, dan leher dapat dirasakan bila infeksi telinga ini telah meluas.

    Gejala yang disertai demam atau bengkak pada kelenjar getah bening juga dapat menjadi penanda bahwa infeksi yang terjadi sudah berat.

    Jika Anda mengalami nyeri telinga yang disertai gejala-gejala di atas, segera hubungi dokter.

    Cara mengobati bahaya penyakit telinga akibat berenang

    Benjolan di Daun Telinga

    Berikut ini berbagai cara mengatasi bahaya yang dapat ditimbulkan akibat telinga kemasukan air saat berenang.

    1. Pembersihan

    Dokter mungkin akan membersihkan saluran telinga luar Anda supaya obat tetes yang nantinya diberikan akan mudah mengalir ke seluruh area terinfeksi.

    Untuk melakukan proses ini, dokter mungkin akan menggunakan alat penghisap untuk membersihkan kotoran telinga.

    2. Pemberian antibiotik

    Jika infeksi telinga yang tidak dapat sembuh sendiri, dokter biasanya akan meresepkan obat tetes telinga antibiotik.

    Dokter juga dapat memberikan antibiotik yang dicampur dengan steroid untuk mengurangi pembengkakan pada liang telinga.

    Obat tetes tersebut biasanya digunakan beberapa kali sehari selama tujuh hingga sepuluh hari.

    3. Obat anti-jamur

    Jika infeksi telinga Anda disebabkan oleh jamur, dokter Anda akan meresepkan obat tetes telinga anti-jamur.

    Infeksi jenis ini biasanya banyak dialami oleh penderita diabetes atau gangguan sistem imun.

    4. Obat pereda nyeri

    Untuk mengurangi rasa nyeri pada telinga, dokter akan memberikan obat-obatan pereda nyeri, seperti:

    Jika rasa sakit yang Anda rasakan parah, dokter mungkin akan meresepkan obat yang lebih kuat untuk mengatasinya.

    5. Obat-obatan lainnya untuk mengatasi infeksi

    Sesuai dengan kondisi penyakit telinga yang Anda alami, dokter juga mungkin akan meresepkan obat tetes telinga dengan bahan berikut ini.

    • Larutan asam untuk membantu memulihkan area telinga yang terkena infeksi.
    • Steroid untuk mengurangi peradangan.
    • Antibiotik untuk melawan bakteri.
    • Obat antijamur untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh jamur.

    6. Operasi

    Anda mungkin perlu dioperasi jika mengalami penyakit telinga pada saat berenang yang tergolong parah.

    Dokter mungkin akan memperbaiki gendang telinga atau lubang yang terdapat di telinga bagian dalam melalui sebuah prosedur.

    Berenang mungkin merupakan kegiatan menyenangkan yang sering Anda lakukan. Namun, Anda tetap harus waspada menghadapi risiko penyakit yang telah disebutkan di atas.

    Segera hubungi dokter jika mengalami sakit telinga yang parah setelah berenang atau melakukan aktivitas di dalam air.

    Dokter akan memberikan saran terbaik untuk mengatasi kondisi Anda.

    Untuk mengurangi gejalanya, penting bagi Anda untuk melindungi telinga dari air selama proses penyembuhan.

    Cara mencegah penyakit pada telinga saat berenang

    telinga sakit saat flu

    Lakukan cara-cara di bawah ini untuk mencegah penyakit saat berenang akibat telinga kemasukan air.

    • Selalu jaga agar telinga Anda tetap kering.
    • Saat Anda berenang, cobalah gunakan penyumbat telinga atau topi renang untuk mencegah air masuk.
    • Keringkan kedua telinga setelah berenang dan membilas tubuh Anda.  Cobalah untuk memiringkan telinga Anda ke satu sisi untuk membantu mengeluarkan air.
    • Hindari penggunaan korek telinga yang terlalu sering karena dapat meningkatkan terjadinya risiko infeksi telinga.

    Bahaya telinga kemasukan air saat berenang, menyelam, atau melakukan aktivitas di dalam air dapat Anda cegah.

    Kondisi ini juga bisa diatasi jika terdeteksi sejak dini. Oleh karena itu, segera hubungi dokter jika mengalami gejala yang mengkhawatirkan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 23/08/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan