Salah satu aktivitas seksual yang sering dilakukan tanpa penetrasi yaitu petting. Kegiatan ini banyak disukai pasangan karena dapat menjalin keintiman emosional dan fisik.
Kegiatan ini juga memberikan kesempatan untuk saling berbagi sentuhan, ciuman, dan rangsangan seksual dengan cara yang lebih santai.
Apa itu petting?
Petting adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aktivitas seksual tanpa penetrasi atau saling memasukkan alat kelamin.
Aktivitas ini juga disebut dengan bercumbu, grinding, tribbing, atau dry humping.
Tujuan dari petting biasanya adalah untuk mengekspresikan keintiman atau mendapatkan kenikmatan seksual.
Petting bisa termasuk saling melakukan cupang, berciuman, menggigit, menjilat, dan sentuhan seksual pada tubuh.
Anda dan pasangan juga dapat saling meraba, memijat, membelai, meremas, berbagai bagian tubuh.
Merangsang klitoris, melakukan handjob, blowjob, menggunakan sextoys, atau menggesekkan alat kelamin juga termasuk dalam aktivitas ini.
Petting bisa dilakukan dengan berpakaian lengkap, setengah-setengah (rangsangan dilakukan di balik pakaian), atau bahkan saling telanjang.
Terlepas dari ada tidaknya pakaian yang masih menempel di tubuh, petting tidak sampai melibatkan penetrasi, baik ke vagina, ke anus (seks anal), atau ke mulut.
Banyak pasangan yang melakukan petting sebagai foreplay atau pemanasan sebelum penetrasi.
Akan tetapi, ada juga pasangan yang melakukan aktivitas ini untuk mengurangi risiko penetrasi seksual.
Risiko petting
Meskipun petting tidak melibatkan penetrasi, tetap ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan, terutama jika menyentuh area intim atau ada kontak langsung dengan cairan tubuh.
Berikut adalah beberapa risiko yang dapat terjadi.
1. Kehamilan
Mungkin Anda bertanya-tanya, apakah petting bisa hamil? Jawabannya bisa meskipun risiko kehamilan sangat kecil.
Hal ini dapat terjadi jika sperma bersentuhan langsung dengan area vagina.
Kehamilan mungkin terjadi jika ada cairan sperma di tangan, jari, atau permukaan lain yang kemudian menyentuh atau masuk ke area sekitar vagina.
Sperma tersebut masih dapat bergerak menuju sel telur, meskipun peluangnya sangat kecil.
2. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Meskipun petting tidak melibatkan penetrasi, beberapa PMS dapat tetap menular melalui kontak langsung antara kulit atau cairan tubuh.
Dikutip dari Clinic Barcelona, kondisi ini bisa terjadi terutama jika cairan tubuh terkena area genital, mulut, atau luka terbuka bersentuhan.
Berikut beberapa PMS yang dapat ditularkan.
- Herpes genital. Virus herpes simpleks (HSV) menular melalui kontak kulit langsung, bahkan tanpa luka terlihat.
- Kutil kelamin (HPV). Disebabkan oleh virus HPV, dapat menyebar melalui kontak kulit di area genital, meskipun tanpa gejala.
- Sifilis. Infeksi bakteri yang menular melalui kontak dengan luka sifilis di kulit atau membran mukosa.
- Gonore dan klamidia. Infeksi bakteri yang menyebar melalui cairan tubuh seperti cairan vagina atau sperma saat bersentuhan.
- HIV. Virus ini dapat menular melalui cairan tubuh seperti darah, sperma, atau cairan vagina yang masuk ke aliran darah.
3. Infeksi saluran kemih
Petting juga dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih, terutama jika kebersihan tidak dijaga dengan baik.
ISK terjadi ketika bakteri, seperti Escherichia coli , masuk ke uretra dan menyebar ke saluran kemih.
Hal ini terjadi jika tangan tidak dicuci bersih sebelum menyentuh area sensitif, bakteri dari kulit, makanan, atau permukaan lain dapat berpindah.
Aktivitas intens di sekitar area genital juga dapat menyebabkan iritasi yang mempermudah masuknya bakteri ke uretra.
4. Penyebaran penyakit
Petting tidak hanya berisiko menularkan infeksi seksual, tetapi juga dapat menjadi jalur penularan infeksi bakteri atau virus non-seksual.
Hal ini terjadi jika ada kontak langsung dengan kulit, cairan tubuh, atau area yang terkontaminasi, terutama ketika salah satu pihak sedang sakit.
Penyebaran penyakit bisa terjadi pada kulit yang memiliki luka terbuka, lecet, atau infeksi aktif.
Infeksi yang menyebar bisa berupa impetigo, folikulitis, atau selulitis dapat menyebar melalui kontak dengan luka, kulit yang terinfeksi, atau area yang teriritasi.
Tips aman melakukan petting
Jika Anda memutuskan untuk melakukan petting, penting untuk melakukannya dengan aman. Berikut adalah tips melakukan petting yang aman.
- Kedua pihak harus sepakat dan merasa nyaman dengan aktivitas yang dilakukan, jangan memaksakan atau merasa tertekan.
- Pastikan tangan bersih sebelum menyentuh area tubuh sensitif untuk mencegah perpindahan bakteri atau virus.
- Jika memungkinkan, gunakan kondom atau dental dam untuk meminimalkan kontak langsung dengan cairan tubuh.
- Hindari aktivitas seksual di tempat yang tidak higienis atau berisiko membuat salah satu pihak merasa tidak nyaman.
- Pastikan ejakulasi tidak terjadi di dekat vagina untuk mencegah risiko kecil kehamilan.
- Hindari petting jika salah satu pihak memiliki luka terbuka, ruam, atau infeksi di area genital untuk mengurangi risiko penularan penyakit.
- Hindari bergonta-ganti pasangan agar risiko penyakit menular seksual menurun.
- Jangan terbawa suasana hingga melampaui batas yang telah disepakati.
Petting bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan dan menggairahkan, tetapi harus dilakukan dengan tanggung jawab.
Berkomunikasi secara terbuka dengan pasangan adalah langkah utama untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masing-masing pihak. Selamat bersenang-senang!
Ringkasan
- Petting adalah aktivitas seksual tanpa penetrasi yang melibatkan sentuhan, ciuman, atau rangsangan seksual lainnya.
- Risiko aktivitas seksual ini yaitu kehamilan, penyakit menular seksual (PMS), infeksi saluran kemih, dan penularan penyakit.
- Untuk keamanan, pastikan kebersihan terjaga, gunakan pelindung, dan komunikasikan batasan dengan pasangan.
[embed-health-tool-ovulation]