Sakit saat berhubungan intim dapat terjadi karena berbagai alasan, mulai dari masalah fisik hingga kekhawatiran psikologis.
Kondisi ini mungkin pernah dialami setiap orang yang sudah berhubungan intim setidaknya sekali seumur hidup. Apa saja penyebabnya?
Gejala sakit saat berhubungan intim
Rasa sakit berhubungan intim bisa menjadi pertanda dari kondisi atau masalah kesehatan tertentu. Pasalnya, hubungan seksual yang sehat biasanya tidak menimbulkan masalah bagi kebanyakan pasangan.
Akan tetapi, jika hubungan seks terasa menyakitkan, gejala berikut ini mungkin Anda alami.
- Nyeri hanya pada awal penetrasi.
- Nyeri bukan hanya tiap kali terjadi penetrasi penis ke vagina, tapi juga saat memasukkan tampon.
- Sakit yang baru muncul saat berhubungan intim, padahal sebelumnya tidak terasa nyeri.
- Rasa sakit yang mendalam selama penetrasi.
- Rasa sakit seperti panas atau nyeri.
- Nyeri berdenyut setelah selesai melakukan aktivitas seksual.
Apabila rasa nyeri tak kunjung hilang dan terus muncul setiap kali berhubungan intim, segera periksakan diri ke dokter. Dengan begitu, dokter bisa mengobati sesuai kondisi yang mendasarinya.
Penyebab sakit saat berhubungan intim
Penyebab rasa sakit saat berhubungan intim bisa berbeda-beda pada setiap orang. Rasa sakit tersebut bisa disebabkan penyakit hingga masalah psikologis tertentu.
Berikut merupakan berbagai penyebab sakit saat berhubungan intim.
1. Trauma atau cedera pada vagina
Cedera pada vagina dapat membuat hubungan seks terasa sakit. Cedera yang dimaksud termasuk robekan saat melahirkan atau robekan pada perineum (lapisan kulit antara vagina dan anus) selama persalinan.
Rasa sakit timbul ketika aktivitas seks terlalu cepat dilakukan setelah operasi atau melahirkan. Padahal, vagina membutuhkan waktu untuk pulih sebelum dapat kembali menerima penetrasi.
2. Infeksi vagina
Infeksi vagina juga bisa menjadi salah satu penyebab sakit saat berhubungan intim. Salah satu jenis infeksi yang umum ditemukan ialah vaginosis bakterialis.
Kondisi ini disebabkan oleh pertumbuhan bakteri berlebih di dalam vagina. Tak hanya rasa sakit, vaginosis bakterialis juga bisa berkembang menjadi komplikasi serius jika tak segera ditangani
3. Infeksi menular seksual
Infeksi menular seksual, baik pada pria maupun wanita, dapat memicu timbulnya rasa sakit saat melakukan aktivitas seks.
Beberapa contoh infeksi menular seksual yang dapat menyebabkan sakit saat melakukan seks yakni klamidia, gonore, serta herpes.
4. Menopause
Saat seseorang memasuki masa menopause, dinding vagina dapat kehilangan kelembapan normal dan menjadi kering.
Kondisi vagina yang kering ini menyebabkan rasa nyeri ketika melakukan aktivitas seks apa pun.
5. Endometriosis
Endometriosis merupakan kondisi ketika jaringan yang seharusnya melapisi rahim, malah tumbuh di luar rahim.
Penyakit ini tak hanya menyebabkan sakit atau nyeri saat berhubungan intim, tetapi juga rasa sakit saat menstruasi, nyeri panggul kronis, dan dalam beberapa kasus bisa menyebabkan gangguan kesuburan.
6. Penyakit radang panggul
Adanya penyakit radang panggul dapat menyebabkan jaringan di dalam panggul mengalami peradangan dan iritasi. Kondisi ini sering menimbulkan nyeri perut bagian bawah yang menetap.
Terlebih lagi, tekanan selama melakukan hubungan seksual dapat memperparah rasa sakit, sehingga aktivitas intim bisa terasa tidak nyaman atau bahkan menyakitkan bagi penderitanya.
7. Masalah pada leher rahim
Rasa nyeri saat berhubungan intim mungkin juga berkaitan dengan masalah pada leher rahim (serviks), seperti peradangan (servisitis) atau infeksi.
Kondisi ini biasanya ditandai dengan rasa sakit yang muncul ketika penis menekan serviks saat penetrasi dalam atau maksimal.
8. Vaginismus
Vaginismus merupakan kondisi ketika otot-otot di sekitar vagina menegang atau menutup secara tidak sadar saat berhubungan sehingga penetrasi menjadi sulit atau bahkan tidak bisa dilakukan.
Wanita dengan vaginismus biasanya mengalami kejang otot vagina yang tidak terkendali yang menyebabkan sakit saat berhubungan intim, bahkan saat pemeriksaan medis, seperti pap smear.
9. Luka pada kulup penis
Menurut National Health Service (NHS), luka pada kulup penis dapat menyebabkan rasa sakit saat berhubungan intim.
Gesekan yang terjadi selama penetrasi bisa memperparah iritasi pada luka sehingga menimbulkan rasa nyeri, perih, atau tidak nyaman.
10. Prostatitis
Prostatitis adalah kondisi ketika kelenjar prostat mengalami peradangan, dan umumnya terjadi pada pria berusia 30 hingga 50 tahun.
Peradangan ini dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk nyeri saat berhubungan seks, ejakulasi yang menyakitkan, serta nyeri pada panggul.
11. Masalah psikologis
Kecemasan, depresi, kekhawatiran tentang penampilan fisik, ketakutan mengenai hubungan seksual, hingga masalah dalam hubungan, dapat berkontribusi pada berhubungan seks.
Sadar atau tidak, berbagai masalah psikologis di atas bisa menyebabkan penurunan gairah dan ketidaknyamanan. Akibatnya, seks menjadi terasa menyakitkan.
12. Stres
Saat sedang stres, otot panggul cenderung menegang dan tidak bisa rileks sepenuhnya saat melakukan aktivitas seksual.
Ketegangan otot ini dapat menyebabkan rasa nyeri saat berhubungan intim, terutama saat penetrasi.
Selain itu, stres juga bisa menurunkan gairah seksual dan membuat tubuh kurang responsif terhadap rangsangan, sehingga menambah ketidaknyamanan selama aktivitas intim.
13. Riwayat pelecehan seksual
Beberapa wanita merasa nyeri saat berhubungan seks karena pernah mengalami pelecehan atau kekerasan seksual. Rasa sakit tersebut muncul dari trauma yang pernah dialami.
Terkadang, cukup sulit untuk menilai apakah rasa sakit saat berhubungan seks diakibatkan faktor fisik atau psikologis.
Hal inilah yang membuat Anda sulit rileks sehingga justru menimbulkan rasa sakit atau nyeri yang lebih parah saat berhubungan intim.
Kenapa pertama kali berhubungan terasa sakit?
Pertama kali berhubungan seks bisa terasa sakit karena himen yang robek, kurang pelumasan, otot vagina yang menegang akibat gugup, atau belum cukup foreplay. Stres dan kurang komunikasi dengan pasangan juga bisa memperparah rasa sakit.
Cara mengatasi sakit saat berhubungan intim
Cara mengatasi nyeri saat berhubungan seks harus disesuaikan dengan penyebabnya. Maka dari itu, Anda harus berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Dalam banyak kasus, seorang wanita merasakan sakit saat berhubungan seks jika vagina tidak memiliki cukup pelumas. Ini bisa diatasi dengan pemanasan alias foreplay sebelum penetrasi.
Pelumas vagina tambahan juga bisa diberikan agar seks tidak terasa sakit. Pada wanita yang telah menopause, dokter mungkin meresepkan obat oles dengan kandungan estrogen.
Selain obat-obatan, dokter juga bisa menyarankan Anda untuk mengikuti terapi lain seperti berikut.
1. Terapi desensitisasi
Terapi desensitisasi dilakukan dengan tujuan melatih otot-otot vagina agar lebih rileks dan tidak menegang saat terjadi rangsangan atau penetrasi.
Proses ini biasanya melibatkan penggunaan dilator vagina secara bertahap, di bawah bimbingan tenaga medis atau terapis seksual.
Dengan latihan rutin, diharapkan sensitivitas berkurang, otot menjadi lebih terbiasa, dan rasa nyeri saat berhubungan seks pun dapat diminimalkan.
2. Terapi seks atau konseling
Rasa nyeri saat berhubungan seks dapat berdampak negatif pada kondisi emosional dan kehidupan seks Anda. Berkonsultasi dengan psikolog bisa membantu mengatasi masalah ini.
Selain penanganan medis, penting bagi Anda dan pasangan untuk bekerja sama agar masalah ini dapat dilalui. Anda bisa berdiskusi mengenai cara lain berhubungan seks tanpa penetrasi.
Anda dan pasangan juga sebaiknya memahami kondisi satu sama lain. Memaksakan kehendak tanpa persetujuan pasangan dapat menimbulkan ketidaknyamanan saat bercinta.
Ringkasan
- Penyebab sakit saat berhubungan beragam, mulai dari infeksi vagina, infeksi menular seksual, menopause, endometriosis, penyakit radang panggul, hingga gangguan psikologis seperti stres atau trauma. Pada pria, nyeri bisa disebabkan oleh luka pada kulup penis atau prostatitis.
- Untuk mengatasinya, penting mencari tahu penyebab pasti melalui konsultasi dengan dokter.
[embed-health-tool-ovulation]
