Gangguan nyeri saat berhubungan seks merupakan salah satu bentuk disfungsi seksual pada wanita. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dispareunia. Yuk, cari tahu penyebab dan cara mengobatinya di bawah ini.
Apa itu dispareunia?
Dispareunia adalah rasa sakit pada organ intim yang yang terjadi secara terus-menerus atau berulang sebelum, selama, maupun setelah berhubungan seksual.
Rasa sakit bisa muncul pada organ reproduksi bagian luar, seperti bibir dan lubang vagina. Namun, kondisi ini juga bisa memengaruhi bagian dalam tubuh, seperti leher rahim, rahim, bahkan perut bagian bawah.
Nyeri saat berhubungan seks tidak hanya berdampak secara fisik, tetapi juga dapat mengganggu kualitas hubungan Anda dengan pasangan.
Jenis-jenis dispareunia
Dikutip dari Cleveland Clinic, dispareunia dapat dibedakan berdasarkan lokasi munculnya nyeri, yakni nyeri saat penis masuk ke vagina dan nyeri saat penis di dalam vagina.
1. Nyeri masuk (intraorbital or superficial dyspareunia)
Rasa nyeri dirasakan saat penis baru melakukan penetrasi ke dalam vagina. Secara umum, hal ini disebabkan oleh kurangnya pelumasan, cedera, atau infeksi pada organ genital wanita.
2. Nyeri dalam (collision dyspareunia)
Rasa nyeri dirasakan saat penis sudah masuk ke dalam vagina. Kondisi ini umumnya menimbulkan sakit pada bagian leher rahim hingga perut bagian bawah.
Pada beberapa kasus, rasa sakit bisa makin memburuk saat melakukan posisi seks tertentu. Jenis dispareunia ini sering terkait kondisi medis atau operasi yang dilakukan sebelumnya.
Seberapa umum kasus dispareunia?
Tanda dan gejala dispareunia
Gejala umum dispareunia adalah rasa sakit yang terjadi terus-menerus atau berulang. Hal ini bisa terjadi sebelum, selama, atau setelah berhubungan seksual.
Sebagian besar orang yang mengalami nyeri saat berhubungan seks ini menggambarkan rasa sakit yang intens dan tajam pada area organ intim mereka.
Setiap orang mungkin merasakan tanda dan gejala yang berbeda, di antaranya:
- rasa sakit dan terbakar yang menyakitkan,
- nyeri yang berdenyut selama beberapa jam setelah berhubungan seksual,
- kram panggul,
- ketegangan atau kejang otot, dan bahkan
- sakit di luar hubungan seks, seperti setiap kali memakai tampon.
Kemungkinan ada tanda dan gejala lain yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda memiliki keluhan tentang kondisi ini, segera konsultasikan dengan dokter.
Penyebab dispareunia
Berbagai faktor fisik dan psikis berikut ini dapat menyebabkan wanita mengalami nyeri ketika berhubungan seksual.
Penyebab fisik
Dalam kebanyakan kasus, rasa sakit bisa timbul akibat tidak cukupnya pelumasan vagina. Hal ini bisa terjadi akibat kurangnya pemanasan atau foreplay sebelum penetrasi.
Selain itu, beberapa penyebab fisik lain dari dispareunia yakni sebagai berikut.
- Atrofi vagina, perubahan lapisan vagina menjadi lebih tipis, kering, dan kurang elastis.
- Vaginismus, mengencangnya otot di sekitar vagina saat penetrasi seksual.
- Vulvodynia, nyeri berkepanjangan pada bagian luar kelamin wanita (vulva).
- Kelainan bawaan, misalnya vagina tidak berkembang sempurna (vaginal agenesis) atau selaput dara menghalangi lubang vagina (imperforate hymen).
- Penyakit yang memengaruhi rahim dan bagian sekitarnya, seperti endometriosis, kista ovarium, dan penyakit radang panggul.
- Cedera atau trauma pada organ genital akibat kecelakaan, operasi panggul, sunat wanita, atau prosedur gunting vagina (episiotomi) saat melahirkan.
- Efek samping prosedur medis, seperti operasi panggul dan rahim serta terapi kanker (radioterapi dan kemoterapi).
- Terlalu cepat berhubungan seks setelah operasi atau melahirkan.
- Penggunaan obat-obatan yang mengurangi pelumasan vagina, seperti antidepresan, antihistamin, dan pil KB tertentu.
- Penyakit menular seksual (PMS), seperti human papillomavirus atau herpes.
- Infeksi vagina yang disebabkan oleh bakteri atau jamur.
Penyebab psikis
Faktor emosional yang sangat terkait dengan aktivitas seksual juga juga bisa menyebabkan timbulnya dispareunia pada beberapa wanita.
Beberapa penyebab psikis dari nyeri saat berhubungan seksual yakni sebagai berikut.
- Stres dan depresi.
- Kecemasan atau kekhawatiran akan penampilan fisik.
- Merasa takut atau bersalah untuk melakukan hubungan seks.
- Sedang mengalami masalah dengan pasangan.
- Memiliki riwayat pelecehan seksual.
Dispareunia pada pria (male dyspareunia)
Diagnosis dispareunia
Pertama kali, dokter akan menanyakan seputar gejala dan riwayat kesehatan Anda. Dokter juga akan menanyakan seberapa sering Anda merasakan kondisi ini saat berhubungan seksual.
Guna memperoleh hasil yang akurat, dokter akan merekomendasikan tahapan pemeriksaan lain seperti di bawah ini.
- Pemeriksaan fisik: mencakup pemeriksaan panggul, pemeriksaan dubur, dan pap smear untuk memeriksa tanda-tanda gangguan kulit, infeksi, atau kelainan organ reproduksi wanita.
- Tes cairan vagina dan urine: mendeteksi tanda-tanda infeksi pada vagina.
- Ultrasound (USG): menghasilkan gambaran organ reproduksi wanita secara lebih jelas.
- Laparoskopi: prosedur bedah untuk memeriksa bagian perut dan panggul, yang hanya dilakukan bila hasil pemeriksaan sebelumnya kurang meyakinkan.
Apabila rasa sakit saat berhubungan intim dipengaruhi oleh kondisi psikis, dokter juga dapat merujuk Anda untuk konsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Pengobatan dispareunia
Pilihan pengobatan dispareunia bervariasi dan tergantung pada penyebab yang Anda miliki. Dokter akan menyesuaikan kondisi Anda dengan beberapa pengobatan seperti berikut.
1. Obat-obatan
Dokter akan meresepkan obat antibiotik untuk infeksi bakteri dan antijamur untuk infeksi jamur yang dapat menyebabkan dispareunia.
Selain itu, dokter bisa menyesuaikan atau mengganti obat-obatan yang sedang Anda gunakan jika diketahui menyebabkan berkurangnya pelumasan vagina.
2. Senam Kegel
Latihan pada otot dasar panggul, seperti senam Kegel, dapat membantu meringankan rasa sakit dan nyeri yang Anda rasakan saat berhubungan seksual.
Secara perlahan, aktivitas kontraksi dan relaksasi ini meningkatkan kendali otot dasar panggul. Anda bisa melakukan senam Kegel di rumah secara rutin, minimal tiga kali sehari.
3. Terapi atau konseling seks
Psikolog bisa membantu Anda dan pasangan untuk meningkatkan komunikasi dan membangun kembali keintiman dalam berhubungan.
Terapi perilaku kognitif juga bisa psikolog lakukan untuk membantu Anda dalam mengubah pola pikir dan perilaku negatif yang menyebabkan dispareunia.