backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Disfungsi Seksual

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Disfungsi Seksual

Gangguan fungsi seksual bisa dialami baik pria maupun wanita. Fungsi seksual sendiri berkaitan dengan faktor neurologis (otak dan sistem saraf), kinerja hormon, dan psikologis. Disfungsi seksual bisa memengaruhi respons seksual seperti gairah seks (libido) atau orgasme. 

Apa itu disfungsi seksual?

Disfungsi seksual adalah gangguan yang menyebabkan seseorang tidak mampu melakukan aktivitas seksual ataupun mendapatkan kepuasan seksual.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh gangguan hormon, masalah psikologis, dan kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung maupun diabetes. 

Seseorang yang mengalami masalah seksual bisa menunjukkan ciri-ciri seperti kehilangan hasrat untuk berhubungan seks, kesulitan ereksi, atau tidak bisa merasakan orgasme. 

Disfungsi seksual bisa diatasi melalui berbagai metode pengobatan mulai dari terapi psikologis, terapi hormon, hingga obat-obatan medis. 

Seberapa umumkah kondisi ini?

Disfungsi seksual adalah kondisi yang umum terjadi, terutama pada orang berusia lanjut. Hal ini berhubungan dengan penurunan kondisi kesehatan dan pertambahan usia.

Namun, siapapun sebenarnya bisa mengalami gangguan pada fungsi seksualnya.

Jika selama ini pria dianggap lebih rentan mengalami masalah seksual, disfungsi seksual nyatanya lebih banyak dialami oleh wanita.

Studi tahun 2017 dalam Indian Journal of Psychiatry, menyebutkan bahwa secara umum disfungsi seksual dialami oleh setidaknya 43% wanita dan 31% pria. 

Secara umum, faktor seperti perubahan hormon saat menopause menjadi pemicu utama gangguan seksual pada wanita.

Sementara pada pria, gangguan ini biasanya disebabkan oleh disfungsi ereksi.

Jenis disfungsi seksual

cara mengatasi mandul untuk pria dan wanita

Berdasarkan panduan diagnosis gangguan mental, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), terdapat 4 jenis gangguan yang termasuk ke dalam disfungsi seksual, yaitu:

1. Gangguan libido (desire disorder)

Gangguan ini terjadi ketika seseorang kehilangan atau hanya memiliki sedikit gairah seks (libido) untuk melakukan aktivitas seksual.

Secara medis, masalah disfungsi seksual ini dikenal juga dengan penurunan libido

Penyebab dari gangguan libido adalah rendahnya kadar hormon estrogen dan testosteron maupun mengalami penyakit kronis seperti diabetes dan jantung koroner.

Ketika Anda punya masalah dalam hubungan, depresi, gangguan kecemasan, dan masalah psikologis lainnya juga dapat menyebabkan gangguan libido.

2. Gangguan rangsangan seksual

Gangguan ini membuat pria dan wanita kesulitan atau tidak dapat terangsang secara seksual pada hal-hal yang berkaitan dengan seks. 

Salah satu contoh yang paling umum adalah disfungsi ereksi

Meskipun tidak merasakan rangsangan seksual, orang yang mengalami gangguan ini tetap memiliki ketertarikan terhadap aktivitas seksual.

3. Gangguan orgasme

Jenis disfungsi seksual ini menyebabkan seseorang tidak mampu atau terlambat mencapai orgasme.

Gangguan orgasme umumnya dialami oleh wanita, tetapi bisa juga terjadi pada pria. 

Kondisi seperti nyeri saat seks, stres, kelelahan, dan perubahan hormon memengaruhi kerja libido sehingga menghambat atau menghilangkan sensasi orgasme. 

4. Pain disorder (nyeri saat seks)

Rasa sakit yang terjadi terus-terusan setiap kali melakukan hubungan seksual dapat menandakan adanya masalah pada fungsi seksual. 

Pada perempuan, rasa sakit saat penetrasi bisa disebabkan oleh kondisi vagina kering, vaginismus (gangguan pada otot vagina), hingga infeksi saluran kemih (ISK).

Bukan hanya itu, sakit saat berhubungan seks pada perempuan bisa dikarenakan perubahan hormon, menopause, dan faktor lainnya. 

Sementara penyakit Peyronie (kerusakan fisik penis), ISK, prostatitis, dan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur atau herpes kelamin bisa menyebabkan pain disorder pada pria. 

Tanda dan gejala disfungsi seksual

Setiap orang yang mengalami disfungsi seksual bisa menunjukkan berbagai tanda dan gejala, tergantung dari jenis gangguan yang dialami serta penyebabnya. 

Gejala disfungsi seksual pada pria dan wanita adalah sebagai berikut:

  • kehilangan gairah seksual,
  • kesulitan merasakan rangsangan seksual, dan
  • rasa nyeri saat berhubungan intim.

Gejala adanya masalah seksual pada pria yaitu:

  • ketidakmampuan melakukan atau mempertahankan ereksi, dan
  • tidak mampu, terlambat, atau terlalu lama ejakulasi saat mendapatkan rangsangan seksual,
  • ejakulasi terlalu cepat (ejakulasi dini)
  • Gejala disfungsi seksual pada wanita adalah sebagai berikut:

    • ketidakmampuan atau terlambat mencapai orgasme,
    • vagina kering, dan
    • vagina kram atau kaku saat penetrasi.

    Kapan harus ke dokter?

    • Ketika tanda dan gejala sering dialami atau terjadi berulang kali selama 6 bulan, sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter. 
    • Bagi Anda yang mengidap penyakit kronis tertentu dengan risiko komplikasi disfungsi seksual, sebaiknya periksakan diri ke dokter secara rutin untuk mencegah komplikasi tersebut.

    Penyebab disfungsi seksual

    Ada beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab masalah pada fungsi seksual seseorang.

    Penyebab masalah seksual tersebut diklasifikasikan dalam 3 kelompok, yaitu kondisi medis tertentu, gangguan hormon, dan masalah psikologis.

    Berikut penyebab seseorang mengalami disfungsi seksual:

    1. Kondisi medis tertentu

    Masalah kesehatan dan penyakit dapat mengakibatkan komplikasi disfungsi seksual, seperti:

    • diabetes,
    • infeksi saluran kemih,
    • gagal ginjal,
    • kanker,
    • kolesterol tinggi,
    • tekanan darah tinggi,
    • penyakit jantung,
    • multiple sclerosis,
    • kerusakan saraf,
    • kecanduan alkohol, dan
    • penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

    Tidak hanya dampak dari perkembangan penyakit, masalah pada fungsi seksual juga bisa disebabkan oleh efek samping dari pengobatan penyakit tertentu. 

    Pengobatan kemoterapi dan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah atau antidepresan bisa mengurangi gairah seksual seseorang.

    Bukan hanya itu, pengobatan dan obat-obatan tersebut dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk mencapai orgasme. 

    Metode pengobatan yang menyebabkan gangguan atau kerusakan saraf juga bisa mengganggu fungsi seksual seseorang.

    2. Perubahan hormon

    Ketidakseimbangan hormon juga dapat memengaruhi fungsi seksual.

    Kadar hormon estrogen yang terlalu rendah atau tinggi berimbas pada respons seksual wanita, seperti kehilangan gairah seks atau kesulitan merasakan sensasi orgasme. 

    Sementara pada laki-laki, rendahnya hormon testosteron berdampak langsung pada penurunan libido dan berkurangnya keinginan untuk melakukan aktivitas seksual.

    3. Masalah psikologis

    Banyak orang yang mengalami disfungsi seksual karena memiliki masalah psikologis tertentu.

    Masalah tersebut biasanya menyangkut hubungan dengan pasangan, citra diri yang buruk, maupun trauma kekerasan seksual serta pelecehan. 

    Selain itu, gangguan psikologis yang berkaitan dengan stres kronis, gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan mental lainnya bisa memberi dampak negatif pada fungsi seksual. 

    Faktor risiko disfungsi seksual

    Beberapa orang berisiko lebih tinggi untuk mengalami disfungsi seksual bila memiliki faktor-faktor pemicu berikut ini:

    • Depresi dan gangguan cemas
    • Gangguan kardiovaskular
    • Cedera tulang belakang 
    • Gangguan organ reproduksi, seperti atrofi vulvovaginal
    • Konsumsi obat-obatan antidepresan, seperti golongan trisiklik, antipsikotik, antimania, monoamine oxidase inhibitors (MAOIs), dan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs)
    • Konsumsi obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah, seperti golongan diuretik, a-Adrenergic blockers, dan b-adrenergic (beta) blockers
    • Stres dan tekanan emosional karena konflik dengan pasangan
    • Riwayat kekerasan seksual

    Diagnosis disfungsi seksual

    dokter andrologi di jakarta

    Agar mengetahui penyebab dan pengobatan yang tepat untuk gangguan seksual, ada beberapa tahapan pemeriksaan yang perlu Anda jalani. 

    Saat berkonsultasi, dokter mungkin meminta Anda untuk menjalani pemeriksaan, seperti:

    1. Pemeriksaan riwayat kesehatan

    Dokter biasanya akan menanyakan seputar riwayat kesehatan, tanda-tanda atau keluhan yang dialami, dan kondisi hubungan Anda dengan pasangan. 

    Informasi ini dapat membantu dokter mengetahui apakah ada masalah medis atau psikologis yang kemungkinan menjadi penyebab utama disfungsi seksual. 

    2. Pemeriksaan fisik

    Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada organ intim Anda, seperti pemeriksaan pelvis atau panggul pada wanita.

    Cara ini dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat gangguan pada organ intim yang memengaruhi fungsi seksual. 

    3. Tes darah

    Jika dicurigai terdapat masalah medis tertentu, seperti infeksi, pemeriksaan sampel darah mungkin diperlukan.

    Melalui hasil pemeriksaan tes darah, nantinya dokter dapat mendeteksi penyebab masalah disfungsi seksual secara lebih pasti.

    Dokter mungkin juga menyarankan Anda untuk berkonsultasi dengan spesialis, seperti terapis seks atau konselor yang ahli menangani masalah gangguan seksual.

    Pengobatan disfungsi seksual

    Masalah disfungsi seksual bisa diatasi dengan mengobati kondisi medis yang menjadi penyebabnya.

    Apabila penyakit tertentu menjadi penyebab fungsi seksual terganggu, pengobatan bertujuan untuk mengatasi penyakit tersebut. 

    Sementara jika disfungsi seksual disebabkan oleh masalah psikologis, Anda harus menjalani terapi selama beberapa waktu.

    Terapi yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah seksual biasanya meliputi sesi konseling, psikoterapi, dan terapi perilaku. 

    Hanya saja, bila ternyata gangguan fungsi seksual disebabkan oleh kombinasi dari kondisi medis dan psikologis, Anda mungkin perlu menjalani beberapa jenis pengobatan sekaligus.

    Berikut adalah pilihan cara untuk mengatasi disfungsi seksual:

    1. Obat-obatan dan terapi hormon

    Obat-obatan yang perlu Anda minum biasanya disesuaikan dengan kondisi medis penyebab gangguan fungsi seksual. 

    Untuk pria, dokter bisa meresepkan obat seperti sildenafil, tadalafil, vardenafil and avanafil.

    Obat-obatan ini bertujuan meningkatkan aliran darah ke penis sehingga bisa melancarkan ereksi dan ejakulasi.

    Sementara obat perangsang wanita, seperti fibaserin dan bremelanotide, bisa mengatasi penurunan libido bagi wanita yang belum mengalami menopause. 

    Jika diketahui terdapat efek samping dari obat-obatan tersebut, dokter dapat menyesuaikan jenis atau dosis obat yang diberikan. 

    Namun, apabila gangguan hormon menjadi penyebab utama, baik pria maupun wanita bisa menjalani terapi hormon.

    Terapi hormon estrogen dan testosteron bisa dilakukan oleh wanita, terutama yang mengalami penurunan gairah seks akibat menopause.

    2. Alat bantu seksual

    Alat seperti vakum penis, pompa penis, dan penis implan dapat digunakan oleh pria yang mengalami disfungsi ereksi.

    Penis implan efektif digunakan oleh pria yang kehilangan sensasi seksual akibat cedera saraf.

    Sementara wanita yang mengalami masalah fungsi seksual akibat vaginismus atau lubang vagina yang sempit bisa memakai alat dilator.

    Dilator dapat membantu menenangkan otot-otot vagina yang terlalu kencang sehingga menghilangkan rasa nyeri saat penetrasi.

    Mainan seks (sex toys) atau alat bantu seksual lainnya seperti vibrator juga bisa membantu memicu munculnya rangsangan seksual yang lebih.

    3. Terapi psikologis

    Terapi psikologis bisa membantu mengatasi disfungsi seksual yang disebabkan oleh gangguan psikologis atau masalah dalam hubungan sosial, terutama dengan pasangan. 

    Spesialis seperti konselor, psikolog, atau terapis seks akan memandu setiap sesi terapi.

    Biasanya, sesi terapi berisi diskusi dan konsultasi seputar konflik internal, masalah sosial, serta edukasi mengenai hubungan seksual.

    Dalam buku Evidence‐Based Psychotherapy, dijelaskan berbagai metode terapi untuk gangguan fungsi seksual yang meliputi:

    Terapi perilaku

    Selama terapi ini, Anda akan berdiskusi dengan konselor untuk mengetahui kondisi, persepsi, dan emosi yang mungkin menjadi penyebab utama dari masalah seksual. 

    Hal tersebut bisa menyangkut perilaku seksual berisiko yang mungkin dilakukan oleh Anda ataupun pasangan.

    Terapi ini berfokus untuk membantu menstimulasi rangsangan seksual, terutama pada hal yang mengganggu fungsi seksual. 

    Psikoterapi

    Terapi yang dilakukan dengan konselor terlatih ini bertujuan untuk membantu Anda mengatasi trauma atau pengalaman seksual yang buruk di masa lalu.

    Psikoterapi juga efektif mengatasi konflik internal seperti gangguan cemas, ketakutan berlebihan, dan citra diri yang buruk. 

    Terapi dengan pasangan

    Sesuai dengan namanya, pada terapi ini Anda dan pasangan akan berkonsultasi dengan terapis seks. 

    Konsultasi yang dilakukan biasanya seputar hubungan seksual, termasuk masalah lain yang mungkin berpengaruh.

    Dalam terapi ini, Anda dan pasangan bisa saling memberi dukungan, membantu mengidentifikasi masalah, sekaligus menemukan solusinya bersama-sama. 

    Perawatan rumahan disfungsi seksual

    Beberapa jenis disfungsi seksual cenderung sulit dicegah.

    Namun, Anda tetap bisa mengurangi risikonya dengan menjalani gaya hidup sehat dan mencegah penyebabnya. 

    Selain dapat meminimalkan risiko, menerapkan cara hidup sehat berikut dapat membantu mengatasi masalah gangguan seksual, terutama untuk Anda yang tidak memerlukan obat-obatan:

    • Mengurangi atau berhenti merokok.
    • Berolahraga secara rutin, terutama olahraga yang bermanfaat menjaga kesehatan jantung dan melancarkan tekanan darah.
    • Menjaga berat badan tetap ideal.
    • Menerapkan pola makan teratur dengan nutrisi seimbang.
    • Mengurangi minuman beralkohol.
    • Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang.
    • Menjalani pengobatan dengan teratur jika memiliki diabetes, penyakit jantung, atau gagal ginjal.

    Apabila ada pertanyaan lebih lanjut mengenai disfungsi seksual, segera konsultasi dengan dokter atau spesialis untuk mendapatkan solusi terbaik.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan