backup og meta

Suntik KB untuk Pria, Benarkah Aman dan Efektif Mencegah Kehamilan?

Jika mendengar istilah suntik KB, Anda mungkin terbanyang suntik KB untuk wanita. Namun, apakah ada suntik KB untuk pria? Jawabannya ada. Meski tidak sepopuler vaksetomi atau kondom, suntik KB ini diketahui efektif mencegah kehamilan. Benarkah demikian? Simak di sini.

Suntik KB untuk Pria, Benarkah Aman dan Efektif Mencegah Kehamilan?

Apa itu suntik KB untuk pria?

Suntik KB pria adalah salah satu bentuk kontrasepsi yang dirancang untuk menekan kesuburan pria secara sementara. Hal ini  bertujuan untuk mencegah kehamilan.

Secara umum, suntik KB ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu suntik KB hormonal dan nonhormonal. 

Suntik KB hormonal biasanya mengandung hormon testosteron, terkadang dikombinasikan dengan progestin. Kedua hormon tersebut bekerja dengan menekan produksi sperma.

Dokter akan menyuntikkan cairan berisi hormon tersebut ke otot lengan atau bokong. Suntikan ini bersifat sementara sehingga perlu dilakukan secara berkala guna mencegah kehamilan.

Selain metode hormonal, ada pula suntik KB yang tidak menggunakan hormon, yakni reversible inhibition of Sperm under guidance (RIUSG).

Jenis kontrasepsi ini berisi gel khusus yang langsung disuntikkan ke dalam vas deferenses untuk menurunkan produksi sperma.

Apakah suntik KB untuk pria aman?

ceftriaxone

Secara umum, suntik KB pria masih dalam tahap uji coba dan penelitian sehingga belum tersedia secara luas seperti KB untuk wanita.

Namun, berdasarkan hasil penelitian, suntik KB menunjukkan potensi yang cukup baik dan relatif aman untuk mencegah kehamilan.

Studi dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menyatakan bahwa penggunaan KB suntik hormonal untuk pria terbilang aman dan cukup efektif menahan jumlah produksi sperma.

Namun, masih ada beberapa risiko efek samping yang mungkin muncul, seperti jerawat, nyeri di area yang disuntik, atau gangguan mood.

Di sisi lain, suntik KB nonhormonal, yakni RIUSG juga diketahui efektif dalam mencegah kehamilan dan aman digunakan.

Menurut studi dalam Indian Journal of Medical Reserach, RIUSG teruji efektif menurunkan jumlah sperma dan memiliki efek samping yang cenderung ringan dan sementara.

Meski menjanjikan, metode kontrasepsi ini masih dalam tahap uji coba klinis dan belum tersedia luas.

Bagaimana cara kerja suntik KB untuk pria?

Pada dasarnya, suntik KB pria bekerja dengan menghambat atau mengganggu fungsi sperma agar tidak mampu membuahi sel telur.

Pada suntik KB hormonal, dokter akan menyuntikkan cairan berisi hormon testosteron atau dikombinasikan dengan progestin ke lengan atau bokong. Nantinya, hormon ini akan mengurangi produksi sperma di testis.

Suntikan ini biasanya diberikan setiap 8 minggu sekali dan efeknya bersifat sementara. Setelah suntikan dihentikan, produksi sperma biasanya akan kembali normal.

Sementara itu, pada KB suntik nonhormonal (RIUSG), dokter akan menyuntikkan gel polimer khusus ke dalam vas deferenses, yakni dua pipa yang membawa sperma dari testis menuju ke penis.

Gel ini akan menempel di dinding saluran sperma dan menciptakan lapisan bermuatan listrik. Saat sperma melewati saluran tersebut, struktur sperma akan rusak sehingga tidak dapat membuahi sel telur.

Jenis KB pria nonhormonal ini juga tidak bersifat permanen. Jika ingin memulihkan kesuburan, dokter dapat menyuntikkan larutan khusus untuk mengembalikan fungsi saluran sperma.

Selain suntik KB, ada pilihan kontrasepsi lain untuk pria

Selain KB suntik, sebenarnya pria juga memiliki berbagai pilihan metode kontrasepsi pria lain.

Berikut adalah beberapa alat kontrasepsi yang lebih umum yang bisa Anda pilih untuk mencegah kehamilan.

1. Kondom

cara memilih kondom tipis

Salah satu alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh para pria adalah kondom. Anda hanya perlu menggunakannya selama berhubungan seksual dengan pasangan.

Ada banyak tipe kondom yang bisa Anda pilih sesuai kebutuhan, berdasarkan ukuran, bentuk, tekstur, dan masih banyak lagi.

Selain membantu Anda dan pasangan mencegah terjadinya kehamilan, penggunaan kondom juga membantu Anda terhindar dari penularan penyakit kelamin dari aktivitas seks bersama pasangan.

Jika ingin menggunakan kondom, pastikan Anda telah memasang kondom dengan benar.

2. Gel testoseron

Gel testosteron merupakan jenis KB pria yang berisi kombinasi dua hormon, yakni progesterone acetate (nestrone) dan testosteron.

Gel ini diketahui mampu menekan produksi sperma sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Gel kontrasepsi ini dileskan di setiap tulang belikat sebanyak satu kali sehari.

Alat kontrasepsi ini satu ini juga tidak mengganggu fungsi seksual tubuh. Meski begitu, gel testosteron masih dalam tahap perkembangan untuk menguji efektivitas dan keamanannya

3. Pil KB untuk pria

Tidak hanya pil KB untuk wanita, rupanya ada juga pil KB untuk pria. Salah satu pil KB yang juga sedang dalam masa uji coba di Indonesia bernama Gendarussa.

Pil KB yang tidak mengandung hormon ini  bekerja dengan cara melemahkan kemampuan sperma dalam membuahi sel telur melalui perusakan enzim yang terdapat pada kepala sperma.

Meski begitu, penggunaan pil Gendarussa masih belum bisa dipastikan efektivitasnya hingga saat ini.

4. Vasektomi

Metode lain yang bisa Anda gunakan selain suntik KB untuk pria adalah vasektomi. Salah satu metode sterilisasi ini bisa digunakan pria sebagai metode kontrasepsi hanya jika sudah tidak ingin memiliki anak lagi.

Ya, metode ini bersifat permanen mencegah kehamilan pada Anda dan pasangan. Namun, metode ini tidak membuat para pria menjadi tidak bergairah dalam berhubungan seks.

Selain itu, pria juga masih bisa melakukan ereksi, ejakulasi, hingga mencapai puncak orgasme.

Hanya saja, pria sudah tidak bisa lagi memiliki keturunan karena air mani yang diproduksinya tidak mengandung sperma.

Dari berbagai metode kontrasepsi yang tersedia, suntik KB untuk pria tergolong salah satu jenis alat kontrasepsi pria yang baru.

Karena masih tergolong baru, wajar jika Anda merasa bingung mengenai cara kerja, keamanannya atau apakah metode ini cocok untuk Anda.

Untuk itu, keputusan dalam memilih metode kontrasepsi sebaiknya tidak diambil sendirian. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk mengetahui pilihan kontrasepsi yang tepat sesuai kondisi tubuh.

Kesimpulan

  • Suntik KB pria merupakan alat kontrasepsi yang dirancang untuk menekan kesuburan pria sementara. Suntik KB pria terdiri dari suntik hormonal dan nonhormonal, seperti reversible inhibition of Sperm under guidance (RIUSG).
  • Alat kontrasepsi ini diketahui aman dan efektif mencegah kehamilan, tetapi hingga saat ini suntik KB pria masih dalam tahap uji coba dan penelitian serta belum tersedia luas di berbagai negara, termasuk Indonesia
  • Suntik KB hormonal dilakukan dengan menyuntikkan cairan berisi hormon testosteron atau dikombinasikan dengan progestin di lengan atau bokong. Hormon ini akan mengurangi produksi sperma.
  • Suntik KB nonhormonal (RIUSG) dilakukan dengan menyuntikkan gel polimer khusus ke dalam vas deferenses untuk merusak sel sperma agar tidak membuahi sel telur.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Contraception – Injections for Men. (n.d). Better Health Channel. Retrieved 04 July 2025,  from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/contraception-injections-for-men 

Khilwani, B., Badar, A., Ansari, A. S., & Lohiya, N. K. (2020). RISUG® as a male contraceptive: journey from bench to bedside. Basic and Clinical Andrology, 30, 1-12.

Sharma, R. S., Mathur, A. K., Singh, R., Das, H. C., Singh, G. J., Toor, D. P. S., & Guha, S. K. (2019). Safety & efficacy of an intravasal, one-time injectable & non-hormonal male contraceptive (RISUG): A clinical experience. Indian Journal of Medical Research, 150(1), 81-86.

Handelsman, D. J. (2022). Male Contraception. Retrieved 04 July 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279094/ 

Behre, H. M., Zitzmann, M., Anderson, R. A., Handelsman, D. J., Lestari, S. W., McLachlan, R. I., … & Colvard, D. S. (2016). Efficacy and safety of an injectable combination hormonal contraceptive for men. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 101(12), 4779-4788.

Versi Terbaru

06/07/2025

Ditulis oleh Annisa Hapsari

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Zulfa Azza Adhini


Artikel Terkait

Spermisida, Alat Kontrasepsi untuk Membunuh Sperma

Mengenal KB Koyo, Alat Kontrasepsi yang Ditempel di Kulit


Ditinjau oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None · Ditulis oleh Annisa Hapsari · Diperbarui 06/07/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan