Ketika Anda mengalami mual, muntah, atau ada indikasi batu ginjal, dokter mungkin akan menyarankan melakukan CT scan abdomen. Pemeriksaan ini dinilai cepat, tidak menyakitkan, noninvasif, dan akurat untuk menegakkan diagnosis terkait keluhan yang muncul di area perut.
Apa itu CT scan abdomen?
CT scan abdomen adalah pencitraan medis yang memanfaatkan sinar-X dan teknologi komputer untuk menghasilkan gambar detail dari organ-organ dan struktur di dalam perut.
Pemeriksaan CT scan pada perut dapat membantu dokter mendiagnosis berbagai kondisi, seperti berikut ini.
- Penyakit pada organ dalam (seperti hati, pankreas, ginjal, dan limpa).
- Penyakit saluran pencernaan (usus dan lambung).
- Adanya tumor atau kanker.
- Penyebab nyeri perut.
- Infeksi atau peradangan.
- Pendarahan internal.
Dalam kasus darurat, pemindaian ini dapat mengungkap cedera internal dan pendarahan dengan cepat sehingga membantu menyelamatkan nyawa pasien.
Siapa yang memerlukan pemeriksaan ini?
Pemeriksaan CT scan abdomen biasanya diperlukan oleh pasien yang memiliki gejala atau kondisi yang berkaitan dengan organ pencernaan dan membutuhkan evaluasi lebih lanjut.
Berikut ini beberapa kondisi yang membuat seseorang perlu melakukan CT scan abdomen.
- Pasien dengan nyeri perut yang tidak jelas penyebabnya.
- Penderita infeksi atau peradangan, seperti apendisitis, pankreatitis, divertikulitis, atau abses perut.
- Pasien dengan dugaan kanker atau tumor.
- Seseorang yang mengalami trauma atau cedera pada perut akibat kecelakaan, benturan, atau luka serius.
- Pasien dengan masalah saluran pencernaan, seperti obstruksi usus, hernia, atau masalah lain pada lambung dan usus.
- Orang dengan penyakit ginjal atau batu ginjal, seperti batu ginjal, kista, atau kelainan struktural.
- Pasien dengan penyakit hati atau limpa.
- Pemeriksaan pascaoperasi untuk memantau penyembuhan atau mendeteksi komplikasi, seperti infeksi atau penyebaran kanker.
Prosedur CT scan abdomen
Prosedur ini melibatkan beberapa langkah dan memerlukan persiapan tertentu. Berikut adalah tahapan umum dari proses CT scan abdomen.
1. Persiapan
CT Scan abdomen biasanya dilakukan di ruangan khusus.
Tenaga kesehatan akan meminta Anda untuk menggunakan baju yang longgar dan melepas perhiasan, jam tangan, dan benda yang menempel pada tubuh.
Pemeriksaan ini sering kali membutuhkan cairan kontras, yaitu pewarna khusus yang bisa memperlihatkan bagian organ dalam sehingga terlihat jelas dalam hasil pemindaian.
Cairan kontras biasanya berbasis yodium, yang bisa diberikan secara oral (diminum) atau melalui suntikan intravena.
Jika pemeriksaan menggunakan cairan kontras, biasanya pasien akan diminta untuk berpuasa beberapa jam sebelum prosedur, umumnya 4 – 6 jam, guna mencegah rasa mual.
Beri tahu obat yang Anda konsumsi, serta alergi yang Anda miliki sebelum tes ini dilakukan.
Beri tahu juga jika sedang atau menduga bahwa Anda hamil. Pasalnya, paparan radiasi selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir.
2. Prosedur
Selama tes, Anda akan berbaring di meja sempit yang dapat digeser ke bagian tengah pemindai CT. Umumnya, Anda diminta berbaring dengan lengan diangkat di atas kepala.
Setelah Anda berada di dalam pemindai, mesin sinar X akan berputar di sekitar Anda, kemudian komputer akan membuat citra dari area perut.
Citra atau penggambaran ini dapat disimpan, dilihat di monitor, atau dicetak.
Anda harus diam selama pemeriksaan karena gerakan menyebabkan gambar menjadi kabur. Anda juga mungkin diminta menahan napas beberapa saat.
Pemindaian ini akan memakan waktu kurang dari 30 menit. Berbaring di meja sempit dan keras selama pemeriksaan mungkin sedikit tidak nyaman.
Jika menerima cairan kontras melalui infus, Anda mungkin mengalami sensasi terbakar, rasa logam di mulut, atau rasa hangat dalam tubuh. Ini wajar dialami dan bisa hilang dalam beberapa saat.
Gambar yang diambil selama CT scan abdomen akan dianalisis oleh radiolog, yang kemudian akan mengirimkan laporan kepada dokter spesialis terkait.
Proses analisis ini biasanya membutuhkan waktu beberapa hari. Dokter akan menjelaskan hasil CT scan dan diagnosis akhir.
Selanjutnya, dokter akan menentukan tindakan medis yang diperlukan berdasarkan hasil tersebut.
Efek samping CT scan abdomen
CT scan abdomen umumnya aman, tetapi ada beberapa efek samping yang mungkin muncul, tergantung pada kondisi individu dan penggunaan cairan kontras.
Berikut adalah beberapa potensi efek samping dari CT scan abdomen.
- Risiko kecil terpapar radiasi. Meskipun dosis radiasi biasanya rendah, paparan berulang bisa meningkatkan risiko kanker di kemudian hari. Risiko ini lebih besar pada anak-anak dan wanita hamil.
- Alergi terhadap kontras jika digunakan. Pada beberapa kasus, cairan kontras berbasis yodium yang disuntikkan dapat menyebabkan reaksi alergi. Gejalanya mungkin berupa ruam dan gatal-gatal.
- Penurunan fungsi ginjal. Pada pasien dengan masalah ginjal, cairan kontras dapat memperburuk fungsi ginjal. Untuk itu, tes darah guna mengecek fungsi ginjal sering dilakukan sebelum pemberian cairan kontras.
- Claustrophobia. Beberapa pasien mungkin merasa cemas atau tidak nyaman saat berada dalam mesin CT, yang menyerupai tabung besar. Namun, mesin CT lebih terbuka dibandingkan MRI, sehingga ketakutan akan ruang sempit mungkin lebih mudah ditoleransi.
Selain CT scan perut yang digunakan untuk memeriksa organ dalam, prosedur CT scan kepala sering direkomendasikan untuk mendeteksi masalah pada otak, seperti cedera atau stroke.
Sementara itu, CT scan leher berguna untuk mengevaluasi kondisi seperti pembengkakan kelenjar getah bening atau masalah pada tulang leher.
Secara umum, CT scan abdomen adalah prosedur yang sangat membantu dan aman, terutama ketika manfaatnya melebihi risiko.
Ringkasan
- CT scan abdomen adalah pemeriksaan pencitraan medis yang menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambar detail organ dalam perut.
- Prosedur ini cepat, noninvasif, dan akurat untuk mendiagnosis kondisi seperti infeksi, tumor, pendarahan internal, atau batu ginjal.
- Pasien yang mengalami nyeri perut, cedera, atau masalah pada organ dalam mungkin disarankan untuk menjalani pemeriksaan ini.
- Meski umumnya aman, CT scan membawa risiko kecil paparan radiasi, terutama pada wanita hamil dan anak-anak, serta potensi reaksi alergi terhadap agen kontras
[embed-health-tool-bmi]