Saat menjalani terapi CBT, seseorang dengan claustrophobia akan diminta untuk mengubah pola pikirnya sehingga bisa memberikan respon yang berbeda ketika berada di ruang sempit.
Selain itu, terapis biasanya juga mengajarkan beberapa cara untuk menyalurkan stres, seperti olahraga, menulis buku harian, hingga latihan pernapasan.
5. Penggunaan obat-obatan
Selain terapi, seseorang dengan gangguan mental ini juga bisa menerima perawatan menggunakan obat-obatan.
Namun, pengobatan ini tidak bertujuan menyembuhkan rasa takut, melainkan meredakan gejala yang menyertai.
Sebagai contoh, dokter bisa memberikan antidepresan untuk mengurangi kecemasan. Selain itu, ada pula beta blocker untuk mengatasi masalah pada jantung.
Meski bagi beberapa orang ruangan sempit terasa biasa saja, Anda tidak perlu malu jika merasa sangat ketakutan ketika berada di dalamnya.
Namun, demi mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, Anda sebaiknya tetap menerima perawatan. Pasalnya, fobia mungkin membuat Anda harus menghindari kondisi tertentu yang sebenarnya Anda butuhkan.
Kesimpulan
- Claustrophobia adalah fobia yang ditandai dengan rasa takut terhadap ruang sempit, seperti lift, kamar mandi, dan terowongan.
- Serangan panik adalah gejala umum klaustrofobia. Kondisi ini juga kerap disertai gejala fisik, seperti keringat dingin, mual, gemetar, hingga disorientasi.
- Penyebab claustrophobia adalah peristiwa traumatis, terutama selama masa kanak-kanak, seperti terjebak di terowongan dan korban perundungan.
- Klaustrofobia bisa diatasi dengan psikoterapi flooding, counter-conditioning, modelling, dan CBT.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar