backup og meta

Radiasi Nuklir, Ini 6 Dampaknya untuk Kesehatan

Radiasi Nuklir, Ini 6 Dampaknya untuk Kesehatan

Radiasi nuklir sudah sering digunakan untuk pemeriksaan medis di rumah sakit, seperti pada CT-scan atau rontgen. Namun, jumlah radiasi yang digunakan untuk pemeriksaan cukup kecil sehingga efek samping yang ditimbulkan cenderung ringan, bahkan tidak ada sama sekali.

Nah, apa yang akan terjadi ketika kita terkena radiasi nuklir dalam jumlah besar?

Pengertian radiasi nuklir

Radiasi nuklir adalah energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang yang dikeluarkan dari inti atom radioaktif yang tidak stabil.

Ada dua jenis radiasi nuklir yaitu non-ionizing dan ionizing. Radiasi non-ionizing berbentuk cahaya, gelombang radio, gelombang mikro, dan radar yang tidak menyebabkan kerusakan jaringan sehingga tidak berbahaya.

Sementara itu, radiasi ionizing dapat berdampak pada manusia. Jenis radiasi ini biasanya dihasilkan dari aktivitas industri manufaktur, perawatan medis, pengembangan senjata, dan sebagainya.

Meski bermanfaat untuk berbagai sektor kehidupan manusia, radiasi ionizing dapat berbahaya jika diberikan dalam dosis besar atau paparan kecil tetapi sering, baik sengaja maupun tidak.

Kondisi tubuh yang terpapar radiasi dalam jumlah besar ini disebut dengan keracunan radiasi.

Gejala radiasi nuklir

cara mengatasi luka bakar

Tingkat keparahan akibat radiasi nuklir bergantung pada seberapa banyak radiasi yang diserap tubuh.

Jumlah radiasi yang terserap bergantung pada kekuatan energi yang dipancarkan, waktu paparan, dan jarak Anda dengan sumber radiasi.

Tanda dan gejala awal yang dialami ketika terpapar radiasi biasanya adalah mual dan muntah.

Setelah itu, seseorang yang terkena penyakit radiasi mungkin mengalami gejala baru yang lebih parah. Gejala lain yang mungkin terjadi yaitu:

  • diare,
  • sakit kepala,
  • demam,
  • pusing,
  • lesu,
  • rambut rontok,
  • muntah berdarah,
  • BAB berdarah, dan
  • tekanan darah rendah.

Radiasi dari rontgen dan CT-scan

Rontgen atau CT-scan tidak menyebabkan penyakit radiasi karena penggunaan radiasi dosis rendah. Efek radiasi berbahaya biasanya terjadi akibat ledakan bom atom, misalnya tragedi bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang serta kebakaran yang merusak pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl, Ukraina.

Bahaya radiasi nuklir terhadap kesehatan

bahaya terpapar radiasi

Selain gejala di atas, efek radiasi nuklir berbahaya bagi kesehatan jangka panjang manusia. Berikut dampak radiasi nuklir terhadap kesehatan.

1. Perubahan struktur sel

Menurut sebuah studi dalam Global Cardiology Science & Practice, bahaya nuklir dapat menyebabkan kerusakan serius pada struktur sel manusia karena sifatnya yang sangat aktif dan mampu menembus jaringan tubuh.

Efek radiasi nuklir ini dapat merusak DNA, molekul penting yang menyimpan informasi genetik sel manusia. 

Paparan nuklir juga dapat memengaruhi fungsi organ-organ tubuh. Organ dengan tingkat pertumbuhan sel yang tinggi, seperti sumsum tulang, sistem reproduksi, dan sistem pencernaan, cenderung lebih rentan terhadap dampak negatif radiasi. 

2. Meningkatkan risiko kanker

Karena menyebabkan kerusakan sel-sel tubuh, radiasi dapat meningkatkan risiko kanker. Ketika tubuh terpapar radiasi, energi dari partikel radiasi dapat merusak DNA sel-sel tubuh. 

Jika DNA rusak atau mengalami mutasi, sel-sel bisa mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali, yang merupakan salah satu ciri khas dari kanker.

Beberapa jenis kanker yang paling umum terkait dengan paparan radiasi termasuk kanker kulit, kanker tiroid, dan kanker paru-paru. Peningkatan risiko kanker ini juga bisa diperoleh melalui radiasi dalam jumlah kecil.

3. Sindrom radiasi akut

Sindrom radiasi akut adalah penyakit yang disebabkan oleh paparan radiasi dosis tinggi baik sebagian atau seluruh tubuh dalam waktu singkat.

Gejala yang muncul bisa termasuk mual, muntah, lesu, penurunan jumlah sel darah, dan kerusakan organ internal. Jumlah paparan radiasi dan lamanya waktu paparan akan mempengaruhi tingkat keparahan penyakit radiasi akut.

Penderita dan kasus sindrom radiasi akut memang sangat jarang. Beberapa contohnya adalah orang yang selamat dari kasus di Hiroshima dan Nagasaki, serta pemadam kebakaran yang pertama kali datang ke daerah ledakan Chernobyl.

4. Gangguan sistem kekebalan tubuh

Paparan radiasi nuklir juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini karena paparan radiasi dapat merusak sel-sel darah putih, yang merupakan komponen utama sistem kekebalan tubuh.

Sel darah putih bertanggung jawab untuk melawan infeksi dan mempertahankan kesehatan tubuh. Karena rusaknya sel darah putih, tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan gangguan kesehatan lainnya. 

Selain itu, radiasi dapat menghambat proses pembentukan sel darah di sumsum tulang belakang. Hal ini juga membuat produksi sel darah merah dan trombosit terganggu.

5. Kerusakan kulit

Radiasi tingkat tinggi juga dapat menyebabkan kerusakan sel kulit. Radiasi memiliki energi yang cukup tinggi untuk menembus kulit manusia dan berinteraksi dengan sel-sel tubuh.

Tak hanya sel, radiasi juga dapat merusak jaringan dalam kulit. Hal ini menyebabkan kulit kering, kehilangan elastisitas, pigmentasi, kulit lecet, terbakar, bahkan kanker kulit.

Selain itu, rambut pada kulit akan rontok terutama pada area kulit yang terpapar radiasi.

6. Dampak fatal radiasi nuklir

Selain kondisi di atas, orang yang terkena radiasi nuklir bisa mengalami kematian awal. Hal ini bisa jadi orang tersebut berada dekat dengan ledakan, panas, atau radiasi mendadak.

Bisa juga seseorang akan mengalami kematian tertunda setelah mengalami cedera yang diderita dalam ledakan awal, sindrom radiasi akut, atau karena kanker yang dialaminya.

Cara penanganan radiasi nuklir

radiasi nuklir serpong

Apabila Anda baru terpapar radiasi, segera lakukan penanganan darurat ini.

  • Secepatnya menjauh dari sumber radiasi.
  • Setelah dirasa aman, lepas baju yang melekat dan cuci baju dengan sabun.
  • Segera mandi dan mencuci seluruh tubuh dengan air mengalir.
  • Perhatikan kondisi tubuh apakah Anda mengalami tanda atau gejala radiasi.
  • Segera hubungi dokter atau pergi ke faskes terdekat jika muncul gejala dari radiasi.

Penanganan radiasi nuklir dilakukan berdasarkan gejala yang timbul. Selain itu, pengobatan juga dilakukan untuk mencegah radioaktif tidak menyebar ke seluruh tubuh.

Sebagai pengobatan pertama, tenaga medis mungkin akan mencoba mencegah dehidrasi, mengobati infeksi, luka, atau luka bakar.

Untuk kondisi yang parah, tenaga medis akan memulihkan fungsi sumsum tulang belakang terlebih dulu. Caranya yaitu dengan meningkatkan dan menstimulasi jumlah sel darah putih untuk melawan efek radiasi.

Itulah sejumlah efek radiasi nuklir dan cara penanganan yang perlu Anda ketahui. Anda sebaiknya menghindari berada terlalu lama di lingkungan dengan paparan radiasi tinggi.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Encyclopedia, M., & sickness, R. (2023). Radiation sickness: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Retrieved 24 July 2023, from https://medlineplus.gov/ency/article/000026.htm 

Radiation sickness – Symptoms and causes. (2023). Retrieved 24 July 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/radiation-sickness/symptoms-causes/syc-20377058 

Topics, H. (2019). Radiation Exposure: MedlinePlus. Retrieved 24 July 2023, from https://medlineplus.gov/radiationexposure.html 

Donya, M., Radford, M., ElGuindy, A., Firmin, D., & Yacoub, M. (2014). Radiation in medicine: Origins, risks and aspirations. Global Cardiology Science And Practice, 2014(4), 57. doi: 10.5339/gcsp.2014.57

National Cancer Institute. (2022). Accidents at Nuclear Power Plants and Cancer Risk. Retrieved 24 July 2023, from https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/risk/radiation/nuclear-accidents-fact-sheet#what-have-researchers-learned-about-cancer-risks-from-nuclear-power-plant-accidents 

Centers for Disease Control and Prevention. (2018). Acute Radiation Syndrome: A Fact Sheet for Clinicians. Retrieved 24 July 2023, from https://www.cdc.gov/nceh/radiation/emergencies/arsphysicianfactsheet.htm 

Lumniczky, K., Impens, N., Armengol, G., Candéias, S., Georgakilas, A., & Hornhardt, S. et al. (2021). Low dose ionizing radiation effects on the immune system. Environment International, 149, 106212. doi: 10.1016/j.envint.2020.106212.

Yang, X., Ren, H., Guo, X., Hu, C., & Fu, J. (2020). Radiation-induced skin injury: pathogenesis, treatment, and management. Aging. doi: 10.18632/aging.103932.

Centers for Disease Control and Prevention. (2018). Cutaneous Radiation Injury (CRI): A Fact Sheet for Clinicians. Retrieved 24 July 2023, from https://www.cdc.gov/nceh/radiation/emergencies/criphysicianfactsheet.htm 

Centers for Disease Control and Prevention. (2018). Determining Deaths from a Radiation Emergency. Retrieved 24 July 2023, from https://www.cdc.gov/nceh/radiation/emergencies/determinedeaths.html 

Topics, H. (2019). Radiation Exposure: MedlinePlus. Retrieved 24 July 2023, from https://medlineplus.gov/radiationexposure.html 

Versi Terbaru

26/07/2023

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

Apakah Radiasi dari Microwave Berbahaya bagi Kesehatan?

Kacamata Antiradiasi dan Pentingnya Menjaga Kesehatan Mata Akibat Penggunaan Gadget


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 26/07/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan