backup og meta

11 Penyakit yang Bisa Dialami Anjing, Kenali Gejalanya

11 Penyakit yang Bisa Dialami Anjing, Kenali Gejalanya

Seperti makhluk hidup lainnya, anjing juga bisa mengalami berbagai penyakit, baik yang ringan hingga serius. Dalam merawat anjing, penting bagi Anda untuk mengenali jenis-jenis penyakit yang mungkin dialami anjing agar tahu cara mengantisipasi hingga mengatasinya.

Ragam penyakit pada anjing

Anjing dapat mengalami berbagai penyakit, baik yang menular maupun tidak menular. Mirip dengan manusia, anjing sakit bisa karena berbagai penyebab.

Berikut adalah beberapa jenis penyakit yang umum terjadi pada anjing.

1. Parvovirus

anjing cacingan

Parvovirus adalah salah satu penyakit mematikan pada anjing yang membutuhkan perhatian medis segera.

Gejala penyakit pada anjing ini dapat muncul secara tiba-tiba, yang meliputi diare berdarah, muntah, lemas, demam, penurunan berat badan, nyeri perut, hingga dehidrasi.

Penyakit ini disebabkan oleh Canine Parvovirus (CPV) yang sangat menular.

Penyebarannya bisa melalui kontak langsung dengan anjing yang terinfeksi atau kontak tidak langsung dengan feses yang terinfeksi.

Virus ini juga dapat bertahan lama di lingkungan, seperti di tanah atau pada benda yang terkontaminasi.

Anjing dari segala usia bisa terserang virus ini. Akan tetapi, anak anjing berusia 6 minggu hingga 6 bulan menjadi kelompok paling rentan.

Jika Anda memelihara anjing, penting untuk melakukan vaksinasi pada anjing Anda. Sebab, anjing yang tidak divaksinasi atau memiliki sistem kekebalan yang lemah juga berisiko tinggi.

2. Distemper

Distemper pada anjing, juga dikenal sebagai Canine Distemper Virus (CDV), adalah penyakit virus yang sangat menular dan sering mematikan.

Virus ini memengaruhi berbagai sistem tubuh anjing, termasuk sistem pernapasan, pencernaan, saraf, dan konjungtiva (selaput lendir mata).

Virus dapat menyebar melalui udara (droplet) dari anjing yang terinfeksi saat batuk atau bersin serta melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, seperti air liur, urine, atau feses.

Selain itu, virus ini dapat menyebar melalui benda yang terkontaminasi.

Penyakit ini dapat menyerang anjing dari segala usia, tetapi paling rentan pada anak anjing berusia antara 3 hingga 6 bulan dan anjing yang tidak divaksinasi.

Gejala distemper bisa bervariasi tergantung pada tahap infeksi dan organ yang terkena, di antaranya batuk, muntah, kejang, konjungtivitis (radang selaput lendir mata), dan penebalan kulit pada hidung dan bantalan kaki.

3. Kennel cough (batuk anjing)

Kennel Cough, atau batuk anjing, adalah penyakit pernapasan yang sangat menular pada anjing.

Melansir dari American Veterinary Medical Association, kondisi ini disebabkan oleh kombinasi berbagai patogen, baik bakteri maupun virus. Namun, penyebab utamanya yaitu bakteri Bordetella bronchiseptica.

Kennel cough sangat menular dan dapat menyebar melalui kontak langsung, aerosol yang keluar saat batuk dan bersin, atau melalui benda yang terkontaminasi seperti mangkuk makan, kandang, dan mainan.

Maka dari itu, penyakit ini sering terjadi di tempat-tempat di mana banyak anjing berkumpul, seperti penampungan hewan, tempat penitipan hewan, dan pameran anjing.

Gejala yang muncul umumnya berupa batuk kering dan terkadang disertai gejala ringan lainnya.

4. Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit bakteri yang dapat menyerang anjing dan manusia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dari genus Leptospira.

Pada anjing, penyakit ini dapat menyebabkan berbagai gejala yang bervariasi dari ringan hingga berat dan dapat memengaruhi banyak organ, termasuk hati dan ginjal.

Gejala tersebut meliputi demam, muntah, lemas, diare, kehilangan nafsu makan, dehidrasi, nyeri otot, penyakit kuning (Ikterus), sering buang air kecil, hingga gagal ginjal.

Penyakit ini sering ditemukan di daerah beriklim tropis dan subtropis.

Anjing dapat terinfeksi dengan meminum air yang terkontaminasi oleh urine hewan yang terinfeksi atau kontak langsung dengan urine, darah, atau jaringan hewan yang terinfeksi.

Bakteri juga dapat masuk melalui luka atau goresan pada kulit.

5. Penyakit kulit

obat kutu anjing terbaik

Dermatitis atau penyakit kulit pada anjing bisa disebabkan oleh berbagai faktor termasuk infeksi, alergi, parasit, gangguan hormonal, dan masalah lingkungan.

Seperti namanya, dermatitis alergi dapat disebabkan oleh alergi terhadap makanan, serbuk sari, debu, jamur, atau bahan kimia tertentu.

Sementara itu, parasit yang bisa menyebabkan penyakit kulit pada anjing meliputi kutu anjing, caplak, hingga tungau (seperti Sarcoptes scabiei dan Demodex).

Selain parasit, ada juga bakteri dan jamur yang bisa menyebabkan penyakit kulit seperti berikut ini.

  • Pyoderma: Infeksi kulit bakteri yang menyebabkan pustula dan lesi kulit berkerak.
  • Dermatofitosis (ringworm): Infeksi jamur yang menyebabkan bercak bulat tanpa bulu dan kulit berkerak.

Terkadang, penyakit kulit bisa berupa dermatitis seboroik, yaitu kondisi kulit kronis yang bisa menyebabkan kulit kering atau berminyak, tergantung jenisnya.

Pada kondisi yang parah, penyakit kulit juga bisa disebabkan oleh gangguan hormonal, seperti hipotiroidisme dan Cushing’s disease, atau penyakit autoimun, seperti lupus eritematosus sistemik (SLE) dan pemphigus.

6. Rabies

Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit yang sangat serius dan selalu berakibat fatal jika gejalanya sudah muncul.

Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies dan ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi.

Virus rabies sangat mematikan dan menyerang sistem saraf pusat anjing dan mamalia lainnya, termasuk manusia.

Virus ini terdapat di dalam air liur hewan yang terinfeksi dan bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka gigitan atau luka terbuka.

Maka dari itu, penularan virus biasanya terjadi melalui gigitan hewan yang terinfeksi.

Gejala rabies pada anjing yang tertular rabies dapat meliputi perilaku tidak terkendali, ketakutan terhadap air (hidrofobia) dan udara (aerofobia), kelumpuhan otot, hingga koma, sebelum pada akhirnya menyebabkan kematian akibat gagal napas.

7. Diabetes

Diabetes pada anjing adalah kondisi serius yang terjadi ketika tubuh anjing tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara efektif.

Kondisi ini menyebabkan kadar gula darah yang tinggi, yang jika tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius.

Ada dua jenis utama diabetes pada anjing, yaitu diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2. Namun, diabetes tipe 1 adalah yang paling umum pada anjing.

Beberapa ras atau jenis anjing lebih rentan terhadap diabetes, seperti Poodle, Dachshund, Beagle, dan Samoyed.

Kegemukan juga dapat menjadi faktor yang meningkatkan risiko diabetes pada anjing.

8. Penyakit Jantung

Seperti penyakit jantung pada manusia, penyakit jantung pada anjing adalah kondisi serius, sehingga membutuhkan diagnosis yang tepat dan perawatan yang sesuai.

Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai bagian dari sistem kardiovaskular anjing.

Ada beberapa jenis penyakit jantung yang umum terjadi pada anjing, termasuk penyakit jantung bawaan, penyakit jantung degeneratif, dan kondisi lain yang memengaruhi fungsi jantung.

Gejala penyakit jantung pada anjing dapat bervariasi tergantung pada jenis penyakit dan tingkat keparahannya.

Namun, beberapa gejala yang umum meliputi batuk, kelelahan atau lesu, peningkatan nafsu makan, penurunan berat badan, edema, dan kehilangan kesadaran.

9. Hipertensi

anjing sakit

Hipertensi pada anjing adalah kondisi di mana tekanan darah anjing menjadi tinggi secara patologis.

Meskipun jarang terjadi dibandingkan dengan manusia, hipertensi pada anjing bisa menjadi tanda atau akibat dari beberapa kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Hipertensi pada anjing dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit endokrin, dan obesitas.

Pada anjing, gejala hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala klinis yang jelas pada tahap awal.

Namun, gejala yang mungkin terjadi jika tekanan darah sudah sangat tinggi atau jika ada komplikasi lain.

Gejala tersebut dapat meliputi perubahan perilaku, gangguan penglihatan, dan nyeri kepala atau kecemasan.

10. Lymphoma

Lymphoma pada anjing adalah jenis kanker yang berasal dari sel-sel limfoid, yaitu jenis sel darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh.

Ini adalah salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi pada anjing dan dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, termasuk kelenjar getah bening, hati, limpa, sumsum tulang, kulit, dan organ lainnya.

Penyebab pasti lymphoma pada anjing tidak selalu jelas. Namun, faktor genetik hingga faktor lingkungan, seperti paparan radiasi atau  bahan kimia tertentu, dapat meningkatkan risiko kondisi ini.

Gejala lymphoma pada anjing bervariasi tergantung pada lokasi dan stadium penyakit.

Namun, gejala tersebut dapat mencakup pembengkakan kelenjar getah bening yang teraba jelas, penurunan berat badan, kelelahan atau lesu, kehilangan nafsu makan, demam, hingga muntah atau diare.

11. Katarak

Katarak pada anjing adalah kondisi di mana lensa mata menjadi kabur atau opak, sehingga menghalangi cahaya untuk mencapai retina dengan jelas.

Hal ini dapat mengakibatkan penglihatan kabur atau bahkan hilang secara bertahap.

Katarak pada anjing bisa disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk usia tua dan cedera pada mata.

Namun, katarak juga dapat dipengaruhi oleh kondisi genetik dan lebih rentan terjadi pada beberapa ras anjing, seperti Poodle, Cocker Spaniel, dan Labrador Retriever.

Seperti pada manusia, tanda khas katarak pada anjing dapat terlihat saat lensa mata menjadi kabur dan berwarna putih atau keabu-abuan.

Kesimpulan

  • Bukan hanya manusia, anjing juga bisa mengalami berbagai penyakit di dalam tubuh, bahkan pada anjing peliharaan yang dirawat dengan baik.
  • Dengan mengenali gejala dari setiap penyakit yang mungkin dialami oleh anjing, Anda dapat mengetahui apakah kondisi tersebut serius dan perlu segera mendapat pertolongan medis serta pemeriksaan ke dokter hewan.
  • Pasalnya, beberapa kondisi yang dialami anjing bisa berakibat fatal, bahkan hingga menyebabkan kematian.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Disease risks for dogs in social settings. (n.d.). Retrieved 8 July 2024, from https://www.avma.org/resources-tools/pet-owners/petcare/disease-risks-dogs-social-settings

Rafner, L. (2022). TEN MOST COMMON ILLNESSES IN DOGS. Retrieved 8 July 2024, from https://www.newlifek9s.org/post/ten-most-common-illnesses-in-dogs

Current Topics in Infectious Disease. (n.d.). Retrieved from https://www.akcchf.org/canine-health/top-health-concerns/current-topics-in-infectious-disease/

A Mysterious Illness Is Spreading Among Dogs Nationwide. Here’s What… (n.d.). Retrieved 8 July 2024, from https://today.umd.edu/a-mysterious-illness-is-spreading-among-dogs-nationwide-heres-what-you-need-to-know

Canine Parvovirus. (n.d.). Retrieved 8 July 2024, from https://www.vet.cornell.edu/departments-centers-and-institutes/baker-institute/research-baker-institute/canine-parvovirus

Government, N. T. (2024). Ehrlichiosis disease in dogs. Retrieved 8 July 2024, from https://nt.gov.au/industry/agriculture/livestock-and-animals/animal-health-and-diseases/ehrlichiosis-disease-dogs

Common Dog Diseases. (n.d.). Retrieved 8 July 2024, from https://www.aspca.org/pet-care/dog-care/common-dog-diseases

Staff, A. (2021). Common Canine Diseases. Retrieved 8 July 2024, from https://www.akc.org/expert-advice/health/common-canine-diseases/

Heart Disease in Dogs. (n.d.). Retrieved 8 July 2024, from https://www.petmd.com/dog/conditions/cardiovascular/heart-disease-dogs

Pulmonary Hypertension in Dogs. (n.d.). Retrieved 8 July 2024, from https://www.petmd.com/dog/conditions/cardiovascular/pulmonary-hypertension-dogs

Versi Terbaru

17/07/2024

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh drh. Hevin Vinandra Louqen

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Pertolongan Pertama Digigit Anjing untuk Cegah Infeksi Berbahaya

Ciri-Ciri Anjing Cacingan dan Cara Mengobatinya yang Tepat


Ditinjau secara medis oleh

drh. Hevin Vinandra Louqen

Kesehatan · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 17/07/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan