backup og meta

6 Manfaat yang Mungkin Didapatkan dari Mencium Bau Kentut

6 Manfaat yang Mungkin Didapatkan dari Mencium Bau Kentut

Kentut atau buang gas kerap dianggap memalukan, mengganggu, dan tidak sopan, terutama jika kentut mengeluarkan bunyi keras dan bau tidak sedap. Namun, ternyata gas yang dikeluarkan saat kentut diketahui memiliki potensi untuk kesehatan. Jadi, apakah mungkin mencium kentut memiliki manfaat? Berikut penjelasannya.

Potensi manfaat mencium bau kentut

Mencium bau kentut mungkin terdengar aneh, tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa gas yang dilepaskan kentut, yakni hidrogen sulfida, bisa memberikan manfaat.

Meski begitu, penting diperhatikan, penelitian yang disebutkan di bawah ini sebagian besar tidak melakukan pengujian langsung kepada kelompok orang yang mencium bau kentut.

Kebanyakan studi dilakukan di laboratorium dan mengamati gas hidrogen sulfida dalam lingkungan terkontrol yang dirancang untuk kebutuhan penelitian.

1. Melindungi fungsi mitokondria

Hidrogen sulfida diketahui berpotensi melindungi mitokondria atau organ sel pembangkit tenaga. Manfaat ini tertulis pada sebuah penelitian dalam jurnal MedChemComm

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketika sel-sel dalam arteri atau vena mengalami kerusakan, tubuh menggunakan enzim tertentu untuk menghasilkan hidrogen sulfida.

Hidrogen sulfida berfungsi sebagai sinyal dalam tubuh yang membantu mengatur berbagai proses biologis, termasuk melindungi sel dari stres oksidatif dan mencegah kematian sel.

Namun penting diketahui, penelitian ini tidak mengamati pengaruh langsung hidrogen sulfida yang berasal dari gas kentut. Jadi, mungkin hidrogen sulfida dari kentut tidak memberikan khasiat yang sama ketika Anda menciumnya secara langsung.

2. Meredakan peradangan

Salah satu penelitian dalam jurnal Nitric Oxide mengatakan bahwa hidrogen sulfida, yakni gas yang keluarkan saat kentut, punya manfaat meredakan peradangan.

Hidrogen sulfida dapat mengurangi produksi mediator inflamasi, seperti sitokin proinflamasi (misalnya, TNF-alfa, IL-6) yang berperan dalam proses peradangan.

Senyawa dalam bau kentut juga dapat menghambat aktivasi sel-sel imun tertentu, seperti makrofag dan neutrofil. Hal inilah yang berperan dalam respons inflamasi sehingga dapat membantu mengurangi peradangan.

Namun, penelitian ini dilakukan dengan metode kultur sel di laboratorium bukan mengamati adanya manfaat mencium kentut secara langsung.

3. Meredakan tekanan darah tinggi

Gas yang membuat kentut bau ternyata juga punya manfaat untuk meredakan tekanan darah tinggi.

Hal ini diungkapkan dalam salah satu penelitian yang dipublikasikan jurnal Nitric Oxide yang melakukan pada hewan percobaan.

Dalam penelitian ini, para peneliti meneliti efek dari bau kentut buatan yang dikenal dengan sebutan AP39.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa AP39 dapat melemaskan otot-otot pada pembuluh darah.

Proses ini baik untuk penderita hipertensi karena pembuluh darah yang lebih rileks dapat mengurangi tekanan darah.

4. Meningkatkan kesehatan ginjal

Makanan yang bikin kentut

AP39, suatu senyawa yang terinspirasi oleh hidrogen sulfida, memiliki potensi dalam meningkatkan kesehatan ginjal, khususnya pada ginjal yang mengalami kerusakan akibat peradangan.

AP39 dapat membantu mengurangi stres oksidatif di ginjal, yang merupakan salah satu penyebab utama kerusakan sel ginjal.

Dengan mengurangi jumlah radikal bebas yang merusak, AP39 berpotensi melindungi sel-sel ginjal.

5. Mencegah penuaan

Salah satu penelitian dalam jurnal Aging menunjukkan bahwa AP39 dapat melindungi struktur sel yang biasanya melemah seiring bertambahnya usia.

Penemuan ini memberikan harapan bahwa AP39 dapat menjadi terapi potensial untuk memperlambat proses penuaan seluler dan mempertahankan kesehatan sel dalam jangka panjang.

Ini memiliki implikasi yang signifikan untuk kesehatan lansia dan pencegahan penyakit yang terkait dengan penuaan.

6. Menjaga kesehatan otak

Bau kentut mungkin juga baik untuk menjaga kesehatan otak ketika terjadi serangan jantung.

Selama serangan jantung, aliran darah ke jantung terputus sehingga menyebabkan kerusakan serius tidak hanya pada jantung tetapi juga pada otak.

AP39 memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat mengurangi peradangan di otak setelah serangan jantung. Alhasil, efek ini melindungi neuron dari kerusakan lebih lanjut.

Tips agar tidak sering kentut

Meski kentut membawa banyak manfaat untuk kesehatan, kentut berlebihan tentunya sangat mengganggu, apalagi ketika Anda sedang berinteraksi dengan banyak orang.

Agar tidak sering kentut, berikut cara mengatasi kentut berlebihan yang bisa Anda ikuti.

  • Hindari makanan penghasil gas yang menyebabkan kentut, seperti kacang-kacangan, brokoli, kol, kembang kol, dan biji-bijian utuh.
  • Kurangi konsumsi minuman bersoda dan berkarbonasi.
  • Makan perlahan dan kunyah dengan baik.
  • Batasi konsumsi produk susu.
  • Olahraga secara teratur.

Hidrogen sulfida yang dilepaskan saat kentut memang diketahui memiliki sejumlah manfaat kesehatan. Namun, penelitian yang ada adalah pengujian di laboratorium dalam lingkungan observasi sel.

Belum ada penelitian yang menunjukkan adanya manfaat mencium kentut secara langsung.

Hidrogen sulfida juga dianggap bermanfaat dalam konsentrasi yang sangat rendah.

Jadi, Anda tidak disarankan secara sengaja mencium bau kentut terus-menerus karena belum tentu bermanfaat bagi kesehatan.

Kesimpulan

  • Mencium kentut mungkin berpotensi bagi kesehatan karena senyawa yang dilepaskan saat kentut, yakni hidrogen sulfida, diketahui memiliki sejumlah manfaat.
  • Hidrogen sulfida bisa melindungi fungsi mitokondria, meredakan peradangan, dan membantu menurunkan tekanan darah tinggi.
  • Senyawa buatan seperti AP39, yang terinspirasi oleh hidrogen sulfida juga berpotensi meningkatkan kesehatan ginjal, melindungi otak dari kerusakan setelah serangan jantung, serta memperlambat proses penuaan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Farting (flatulence). (N.d.). Retrieved 30 September 2024, from https://www.nhs.uk/conditions/flatulence/ 

Le Trionnaire, S., Perry, A., Szczesny, B., Szabo, C., Winyard, P. G., Whatmore, J. L., … & Whiteman, M. (2014). The synthesis and functional evaluation of a mitochondria-targeted hydrogen sulfide donor,(10-oxo-10-(4-(3-thioxo-3 H-1, 2-dithiol-5-yl) phenoxy) decyl) triphenylphosphonium bromide (AP39). MedChemComm, 5(6), 728-736.

Szczesny, B., Módis, K., Yanagi, K., Coletta, C., Le Trionnaire, S., Perry, A., Wood, M. E., Whiteman, M., & Szabo, C. (2014). AP39, a novel mitochondria-targeted hydrogen sulfide donor, stimulates cellular bioenergetics, exerts cytoprotective effects and protects against the loss of mitochondrial DNA integrity in oxidatively stressed endothelial cells in vitro. Nitric oxide : biology and chemistry, 41, 120–130. https://doi.org/10.1016/j.niox.2014.04.008

Tomasova, L., Pavlovicova, M., Malekova, L., Misak, A., Kristek, F., Grman, M., Cacanyiova, S., Tomasek, M., Tomaskova, Z., Perry, A., Wood, M. E., Lacinova, L., Ondrias, K., & Whiteman, M. (2015). Effects of AP39, a novel triphenylphosphonium derivatised anethole dithiolethione hydrogen sulfide donor, on rat haemodynamic parameters and chloride and calcium Cav3 and RyR2 channels. Nitric oxide : biology and chemistry, 46, 131–144. https://doi.org/10.1016/j.niox.2014.12.012

Latorre, E., Torregrossa, R., Wood, M. E., Whiteman, M., & Harries, L. W. (2018). Mitochondria-targeted hydrogen sulfide attenuates endothelial senescence by selective induction of splicing factors HNRNPD and SRSF2. Aging, 10(7), 1666–1681. https://doi.org/10.18632/aging.101500

Versi Terbaru

02/10/2024

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Kenapa Harus Bisa Kentut Setelah Operasi?

Apakah Menahan Kentut Berbahaya bagi Kesehatan?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 02/10/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan