backup og meta

7 Cara Mencegah Masuk Angin secara Alami

7 Cara Mencegah Masuk Angin secara Alami

Saat aktivitas terlalu padat hingga sulit untuk istirahat biasanya tubuh jadi rentan masuk angin. Namun, adakah cara mencegah masuk angin yang alami dan mudah dilakukan?

Cara mencegah masuk angin

Pada dasarnya, tidak ada istilah masuk angin atau tidak enak badan dalam dunia medis.

Masuk angin merupakan kondisi tubuh meriang, pusing, hidung tersumbat, hingga badan terasa sangat lelah yang sebenarnya mirip dengan gejala selesma (common cold).

Kondisi ini dipicu oleh menurunnya sistem kekebalan tubuh karena kelelahan sehingga virus dan bakteri pun lebih mudah menginfeksi.

Namun, Anda tak perlu khawatir karena terdapat beberapa cara mencegah masuk angin yang bisa dilakukan.

1. Istirahat cukup

tidur cukup sebelum vaksin

Cara mencegah masuk angin yang pertama adalah dengan memastikan Anda cukup tidur dan istirahat.

Tubuh memerlukan waktu untuk memulihkan diri setelah seharian kelelahan beraktivitas, terlebih saat pekerjaan sedang menumpuk.

Bekerja hingga larut malam mungkin memang dapat mengurangi beban pekerjaan dengan lebih cepat, tetapi hal ini justru berisiko membuat kualitas pekerjaan Anda tidak maksimal.

Pasalnya, bekerja dalam keadaan lelah akan membuat Anda sulit berkonsentrasi.

Tubuh memerlukan waktu istirahat atau tidur sekitar 7 – 8 jam sehari agar dapat berfungsi dengan baik.

2. Makan bergizi seimbang

Agar tidak mudah masuk angin, Anda juga perlu memastikan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

Makanan yang Anda konsumsi haruslah memenuhi kebutuhan zat gizi makro dan mikro, termasuk vitamin dan zink.

Menurut studi dalam Canadian Medical Association Journal (2014), asupan zink yang cukup terbukti dapat mengurangi gejala selesma secara signifikan.

Selain makan makanan bergizi, Anda perlu mengurangi asupan makanan manis dan olahan.

Pasalnya, makanan tersebut cenderung tinggi gula dan natrium, tetapi minim kandungan gizi yang diperlukan tubuh.

Jika merasakan tanda-tanda tidak enak badan, cobalah untuk mengganti minuman bersoda dengan air campuran lemon dan madu hangat.

Minuman tersebut dapat membantu membuat tubuh Anda lebih nyaman dan rileks. 

Cara ini juga dapat Anda lakukan untuk menyembuhkan gejala masuk angin yang telanjur dialami.

3. Gunakan jaket saat perjalanan jauh

Pekerjaan yang menumpuk seringkali membuat seseorang harus menyelesaikannya dengan lembur atau bergadang di malam hari.

Jika pekerjaan Anda mengharuskan bepergian jauh, terutama di malam hari, bekali diri dengan pelindung seperti jaket atau pakaian tebal.

Jaket dapat berfungsi untuk melindungi Anda dari udara dingin. Pilihlah jaket yang nyaman untuk dipakai dengan bahan yang tebal serta hangat.

Tak hanya saat bepergian, Anda juga bisa menggunakan jaket saat berada di dalam ruangan dingin ber-AC.

4. Hindari merokok

motivasi berhenti merokok

Berhenti merokok juga bisa menjadi salah satu cara menghindari masuk angin, terutama jika Anda harus lembur bekerja.

Merokok bisa membuat saluran pernapasan menjadi kering dan mudah teriritasi. 

Saluran pernapasan Anda mengandung silia atau rambut halus yang berfungsi untuk mencegah masuknya kuman penyakit. 

Jika silia ini rusak akibat kebiasaan merokok, kuman akan mudah masuk ke tubuh dan menyebabkan Anda rentan terkena penyakit.

Saat Anda harus bekerja lembur, cobalah ganti rokok Anda dengan camilan bernutrisi yang dapat mencukupi kebutuhan gizi dan menjadi sumber energi yang menyehatkan.

5. Cukupi asupan cairan

Cara mencegah masuk angin berikutnya adalah dengan memastikan kebutuhan cairan harian Anda tercukupi.

Situs Kementerian Kesehatan menganjurkan konsumsi air putih sekitar 8 gelas ukuran 230 ml per hari atau setara dengan 2 liter.

Anda juga dapat memenuhi kebutuhan cairan selain air putih, misalnya dengan kuah sup dan buah-buahan.

Asupan cairan ini digunakan oleh tubuh untuk memperlancar aliran darah, membuang racun dari tubuh, hingga melindungi jaringan tubuh yang sensitif.

Kekurangan cairan tak hanya dapat membuat Anda rentan masuk angin, tapi juga berisiko menyebabkan dehidrasi.

Jika Anda mengalami dehidrasi, Anda akan kesulitan untuk fokus selama beraktivitas, lemas, hingga mengalami hipotensi.

6. Rutin berolahraga

Rutin berolahraga mungkin terlihat sebagai cara mencegah masuk angin yang tidak instan.

Namun, siapa sangka bahwa olahraga teratur memang merupakan investasi kesehatan Anda hingga di masa depan?

Olahraga dapat membantu tubuh Anda tetap bugar dan memiliki stamina yang kuat sehingga tidak gampang masuk angin dan jatuh sakit.

Bahkan, menurut studi dalam BMC Public Health (2013), olahraga teratur dapat memberikan efek positif jangka panjang untuk mencegah penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes, hingga Alzheimer.

7. Jaga kebersihan

alat kebersihan kos

Agar tidak masuk angin, menjaga kebersihan diri adalah hal yang wajib dilakukan.

Menjaga kebersihan tak cukup hanya dengan mandi 1 – 2 kali sehari, tetapi juga memperhatikan kebersihan pakaian hingga lingkungan tempat Anda tinggal dan bekerja.

Selain itu, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan memakai masker juga sebaiknya tidak Anda tinggalkan.

Pasalnya, saat daya tahan tubuh melemah, bakteri dan virus di lingkungan dapat mudah menginfeksi tubuh Anda.

Kondisi tersebut tak hanya dapat menyebabkan masuk angin, tapi juga masalah kesehatan lainnya seperti tertular virus Covid-19.

Cara mengatasi masuk angin

Ada berbagai gejala yang menjadi tanda Anda sedang masuk angin, seperti pilek, pusing, dan meriang.

Penanganannya pun tergantung dari gejala yang Anda alami. 

Berikut ini beberapa cara mengatasi masuk angin yang bisa dilakukan di rumah.

  • Segera beristirahat dan tidur cukup.
  • Makan makanan bergizi dan ditambah suplemen bila diperlukan.
  • Minum air putih yang cukup.
  • Atasi gejala yang mengganggu seperti batuk atau pusing dengan mengonsumsi obat.

Bila cara menghilangkan masuk angin tersebut tak mempan atau kondisi makin memburuk, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Allan, G., & Arroll, B. (2014). Prevention and treatment of the common cold: making sense of the evidence. Canadian Medical Association Journal, 186(3), 190-199. doi: 10.1503/cmaj.121442

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kementerian Kesehatan. Retrieved 5 January 2023, from https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/579/tahukah-kamu-berapa-idealnya-jumlah-air-putih-yang-kita-minum-perhari

Reiner, M., Niermann, C., Jekauc, D., & Woll, A. (2013). Long-term health benefits of physical activity – a systematic review of longitudinal studies. BMC Public Health, 13(1). doi: 10.1186/1471-2458-13-813

Common cold – Diagnosis and treatment – Mayo Clinic. (2023). Retrieved 5 January 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/common-cold/diagnosis-treatment/drc-20351611

Common Cold. (2023). Retrieved 5 January 2023, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/common-cold

Versi Terbaru

24/01/2023

Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Manfaat, Risiko, dan Cara Kerokan yang Aman

Apa Saja Kandungan di dalam Obat Masuk Angin?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 24/01/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan