backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

6

Tanya Dokter
Simpan

Batas Pertumbuhan Tinggi Badan Pria dan Wanita

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

Batas Pertumbuhan Tinggi Badan Pria dan Wanita

Masa remaja adalah periode di mana pertumbuhan tinggi badan berlangsung pesat. Setelah mencapai usia tertentu, tubuh tidak lagi mengalami peningkatan tinggi badan. Namun, batas pertumbuhan tinggi badan berbeda antara pria dan wanita.

Lantas, kapan pertumbuhan tinggi badan terhenti dan apa saja faktor yang memengaruhi? 

Kapan pertumbuhan tinggi badan terhenti?

Pubertas pada anak laki-laki ditandai dengan suara yang lebih berat. Sementara itu, pada anak perempuan, muncul jerawat yang lebih banyak di wajah.

Proses pertumbuhan tinggi badan pria dan wanita biasanya membutuhkan waktu 2 – 5 tahun sejak masa pubertas remaja dimulai.

Artinya, tubuh masih bisa tumbuh dengan pesat dan mencapai batas maksimal selama sekitar 5 tahun.

Masa pertumbuhan tinggi badan laki-laki dimulai sekitar usia 13 tahun dan diperkirakan batas pertumbuhan tinggi badan pria adalah pada usia 17 – 18 tahun.

Sementara itu, pertumbuhan tinggi badan wanita biasanya dimulai sejak 6 – 12 bulan sebelum menstruasi, yaitu sekitar usia 11 tahun.

Batas pertumbuhan tinggi badan wanita berhenti pada usia 15 – 16 tahun.

Anda masih bisa tambah tinggi di atas usia 20 tahun, yaitu selama lempeng epifisis (tempat tumbuhnya tulang) masih terbuka.

Meski begitu, pertambahan tinggi badan yang terjadi di usia tersebut tidak signifikan seperti saat masa pubertas.

Faktor yang memengaruhi tinggi badan

ciri-ciri masih bisa tinggi

1. Faktor genetik

Dikutp dari Medline Plus, para ilmuwan memperkirakan bahwa sekitar 80% tinggi badan seseorang ditentukan oleh variasi urutan DNA yang mereka warisi dari orang tua.

Faktor keturunan ini memang dapat membantu menjelaskan alasan mengapa seorang anak memiliki postur tinggi.

Akan tetapi, sulit untuk memprediksi secara akurat berapa idealnya tinggi badan yang akan dicapai saat dewasa.

Tak hanya itu, variasi pada faktor genetik dapat menyebabkan tinggi yang berbeda-beda bahkan di antara saudara kandung.

Nantinya, batas pertumbuhan tinggi badan pria dan wanita pun dipengaruhi oleh mekanisme biologis, seperti hormon, maupun faktor lingkungan. 

2. Masa pubertas

Masa pubertas menjadi awal mula pertambahan tinggi badan pria maupun wanita.

Akan tetapi, masa pubertas yang terlalu dini atau lambat bisa memengaruhi pertumbuhan tinggi badan seseorang.

Pubertas dini (early puberty) adalah pubertas yang dimulai lebih awal, yaitu sekitar usia 8 – 9 tahun pada anak perempuan dan 11 – 12 tahun pada anak laki-laki.

Pubertas terlambat (delayed puberty) adalah masa pubertas yang terjadi di atas usia 13 – 14 tahun atau lebih lambat daripada anak seusianya.

Batas pertumbuhan tinggi badan pria dan wanita yang mengalami early puberty maupun delayed puberty mungkin berbeda jauh dari anak kebanyakan.

3. Asupan gizi saat di dalam kandungan

Pertumbuhan anak dimulai sejak dalam kandungan, sampai batas pertumbuhan tinggi badan pria dan wanita di masa dewasa nanti.

Oleh karena itu, sangat penting memperhatikan asupan nutrisi selama kehamilan untuk menunjang pertumbuhan janin.

Pasalnya, ibu hamil yang kekurangan asupan zat gizi penting bisa menyebabkan masalah kurang gizi seperti stunting pada anak.

Menurut data Kementrian dan Kesehatan RI, 1 dari 3 balita di Indonesia mengalami stunting yang ditandai dengan tubuh pendek.

Stunting dapat mengakibatkan anak menjadi rentan terhadap penyakit, memiliki tingkat kecerdasan di bawah rata-rata, dan berdampak jangka panjang seperti malnutrisi saat lansia.

4. Nutrisi selama masa tumbuh-kembang

Anak yang mengalami kekurangan gizi tidak akan bisa tumbuh tinggi dan sekuat anak yang terpenuhi kebutuhan gizinya. 

Sementara itu, anak yang mengalami berat badan lebih dan obesitas akan cenderung memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih rendah. 

Maka dari itu, sangat penting untuk mengatur asupan makanan di masa tumbuh-kembang anak hingga remaja supaya proses pertumbuhannya tetap optimal.

Jika asupan nutrisi anak memenuhi kebutuhan hariannya,  sangat mungkin anak bisa mencapai tinggi maksimalnya.

Artikel terkait

5. Aktivitas fisik

Jangan menunggu hingga mendekati batas pertumbuhan tinggi badan pria dan wanita untuk mengejar tinggi badan maksimal Anda.

Anda bisa mulai rutin melakukan aktivitas fisik untuk menambah tinggi badan, terutama di masa pubertas dan selagi lempeng epifisis masih terbuka.

Anda perlu merangsang sel-sel pertumbuhan pada lempeng epifisis melalui aktivitas fisik seperti stretching dan olahraga peninggi badan.

Meskipun termasuk faktor lingkungan yang memiliki persentase kecil untuk menambah tinggi badan saat dewasa, cara ini tetap bisa Anda coba untuk mendapatkan tinggi badan optimal.

Apakah laki-laki umur 21 tahun masih bisa tinggi?

Pada umumnya, pertumbuhan tinggi badan pada pria biasanya berhenti sekitar usia 18 hingga 21 tahun. Namun, ada beberapa kasus di mana pertumbuhan dapat berlanjut sedikit lebih lama. Jadi, meskipun tidak umum, masih mungkin bagi pria berusia 21 tahun untuk mengalami sedikit peningkatan tinggi badan.

Cara mengoptimalkan tinggi badan

Selain mengetahui faktor dan batas pertumbuhan tinggi badan pria dan wanita, coba cara menambah tinggi badan berikut ini.

  • Memperbaiki postur tubuh, seperti duduk atau berdiri tegak.
  • Konsumsi makanan bergizi seimbang.
  • Olahraga teratur.
  • Tidur cukup terutama di malam hari.
  • Hindari merokok atau minum alkohol.

Nah, cara menambah tinggi yang mana nih yang ingin Anda coba?

Ringkasan

  • Batas pertumbuhan tinggi badan berbeda antara pria (17-18 tahun) dan wanita (15-16 tahun).
  • Faktor yang memengaruhi tinggi badan yaitu faktor genetik, masa pubertas, asupan gizi saat dalam kandungan, nutrisi selama masa tumbuh kembang, dan aktivitas fisik.
  • Cara mengoptimalkan tinggi badan berupa memperbaiki postur tubuh, konsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga teratur, tidur cukup, dan hindari merokok serta alkohol.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan