backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

5

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Ciri-Ciri Tinggi Badan Masih Bisa Bertambah atau Berhenti

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 13/06/2024

Ciri-Ciri Tinggi Badan Masih Bisa Bertambah atau Berhenti

Saat beralih dari masa anak-anak ke remaja, tinggi badan akan bertambah dengan pesat. Beberapa orang pun bertanya, apa tandanya jika tinggi badan Anda masih bisa bertambah? Lalu, apa saja ciri-ciri tinggi badan yang sudah berhenti bertumbuh? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Apa ciri-ciri badan masih bisa bertambah tinggi?

Celana panjang yang kian menggantung bisa menjadi ciri-ciri tinggi badan Anda sedang bertambah. Namun, ini tentu bukanlah patokan yang pasti.

Pada dasarnya, hanya pemeriksaan dengan dokter yang bisa memastikan apakah tulang pada tubuh Anda masih dapat bertumbuh seiring bertambahnya usia.

Peningkatan tinggi badan manusia dipengaruhi oleh lempeng pertumbuhan atau epifisis, yakni bagian tulang rawan yang berada pada ujung tulang panjang.

Tulang panjang yang memengaruhi tinggi badan manusia terdiri atas tulang paha, tulang kering, tulang betis, dan tulang lengan atas.

Tinggi badan seseorang dapat mengalami pertambahan bila lempeng pertumbuhannya masih terbuka. Pertambahan tinggi terjadi pada anak-anak dan berkembang pesat saat remaja.

Namun, epifisis akan mulai mengeras dan menutup menjelang akhir pubertas. Itu sebabnya, salah satu ciri-ciri tinggi badan berhenti bertambah adalah Anda telah melampaui usia 18–20 tahun.

Cara memperkirakan tinggi badan dewasa

Tinggi badan sangat dipengaruhi oleh faktor genetik yang diturunkan dari orangtua. Dikutip dari Mayo Clinic, Anda bisa memprediksi tinggi badan dewasa dengan rumus berikut.
  • Tambahkan tinggi badan ayah dan ibu dalam satuan sentimeter (cm).
  • Tambahkan 13 cm untuk anak laki-laki atau kurangi 13 cm untuk anak perempuan.
  • Bagilah hasil penjumlahan tersebut dengan 2.

Apakah tinggi badan bisa turun?

Berdasarkan fakta di atas, kecil kemungkinan untuk menambah tinggi badan setelah dewasa.

Secara alamiah, bentuk tubuh akan berubah seiring bertambahnya usia dan Anda tidak dapat menghindarinya. Salah satunya ialah tinggi badan yang makin berkurang.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan tinggi badan manusia berkurang.

1. Tubuh kehilangan sel

hormon oksitosin dan kesehatan tulang

Tubuh manusia terdiri atas lemak, otot, organ, tulang, dan air. Setelah usia 30 tahunan, tubuh Anda mulai kehilangan jaringan tanpa lemak, yakni otot dan tulang. 

Berkurangnya jaringan pada otot dan organ tubuh inilah yang bisa menyebabkan tinggi badan manusia berkurang seiring bertambahnya usia.

2. Tulang kehilangan mineral

Penyebab tinggi badan turun juga bisa karena tulang kehilangan sebagian mineral dan menjadi kurang padat. Kondisi yang disebut osteopenia ini adalah tahapan awal dari osteoporosis.

Umumnya, seseorang akan kehilangan 1 cm setiap 10 tahun setelah usia 40 tahun. Penurunan tinggi badan ini bahkan bisa lebih cepat saat seseorang berusia 70 tahun.

3. Peningkatan lemak tubuh

Kadar lemak tubuh juga terus meningkat setelah usia 30 tahun. Begitu seseorang bertambah tua, ia akan memiliki lemak sepertiga lebih banyak daripada saat dirinya lebih muda.

Jaringan lemak akan menumpuk ke arah pusat tubuh, termasuk organ dalam. Namun, lapisan lemak bawah kulit makin mengecil sehingga tubuh terlihat lebih pendek.

4. Hilangnya fungsi otot

latihan kekuatan untuk lansia

Penyebab lain dari tinggi badan yang berkurang ialah sarcopenia, yakni hilangnya massa dan fungsi otot. Kondisi ini bisa menyebabkan bungkuk sehingga tinggi badan tampak berkurang.

Tubuh bungkuk juga bisa disebabkan oleh fraktur kompresi pada tulang belakang. Hilangnya kepadatan tulang secara bertahap ini bisa membuat Anda lebih pendek.

5. Penipisan piring sendi tulang rawan

Salah satu penyebab utama tinggi badan berkurang ialah proses penipisan pada piringan yang membentuk sendi tulang rawan di antara tulang belakang.

Piringan ini berfungsi sebagai peredam kejut yang membantu tulang belakang untuk bergerak lebih fleksibel. Seiring penuaan, piringan ini bisa menipis dan membuat tinggi badan menurun. 

6. Pengeroposan tulang

Osteoporosis membuat tulang lebih rapuh dan rentan patah. Patah tulang pada tulang belakang dapat menyebabkan tinggi badan berkurang.

Adapun, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko osteoporosis yakni:

  • riwayat keluarga,
  • penyakit hati,
  • gagal ginjal kronis,
  • rheumatoid arthritis
  • gangguan tiroid, dan
  • gaya hidup tidak sehat, seperti merokok dan minum alkohol berlebihan.

Artikel terkait

Kapan tinggi badan manusia mulai berkurang?

Setelah berhenti pada usia 20 tahunan, seseorang mulai kehilangan tinggi badan sekitar 1 cm setiap 10 tahun setelah usia 40 tahun. Kondisi ini bisa terjadi pada pria maupun wanita.

Meski begitu, wanita dapat mengalami penurunan tinggi badan lebih awal daripada pria. Hal ini karena wanita cenderung mengalami osteoporosis setelah menopause.

Anda juga akan kehilangan massa otot saat bertambah tua. Kondisi ini juga bisa menyebabkan tinggi badan turun dan berkurang dari waktu ke waktu.

Jadi, apakah tinggi badan bisa turun dan berkurang? Ya. Meskipun banyak dipengaruhi genetik, tinggi badan Anda ternyata juga bisa dipertahankan dengan pola hidup sehat.

Beberapa hal yang dapat Anda lakukan yakni mengonsumsi makanan sehat, beristirahat yang cukup, dan rutin berolahraga.

Seseorang yang cukup aktif mungkin mengalami penurunan tinggi badan yang lebih lambat. Mereka biasanya punya tulang yang lebih kuat dan padat serta massa otot yang lebih besar. 

Kesimpulan

  • Pertumbuhan tinggi badan terjadi dengan sangat pesat selama masa kanak-kanak hingga remaja.
  • Ciri-ciri tinggi badan berhenti adalah Anda telah memasuki akhir pubertas, yaitu setelah usia 18–20 tahun. Ini adalah masa ketika lempeng pertumbuhan (epifisis) tulang mengeras dan menutup.
  • Tinggi badan juga bisa menurun setelah usia 40 tahun karena hilangnya mineral tulang, pertambahan lemak tubuh, dan penipisan piringan sendi tulang rawan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 13/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan