Orangtua perlu waspada bila anak-anak memiliki salah satu atau beberapa dari faktor risiko tersebut.
Cara mendiagnosis pubertas prekoks pada remaja

Segera konsultasi ke dokter anak bila si kecil menunjukkan tanda-tanda pubertas sebelum usia 7-8 tahun pada perempuan dan kurang dari 9 tahun pada laki-laki.
Setelah konsultasi, kemungkinan dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, seperti pengambilan sampel darah.
Pemeriksaan darah ini bertujuan untuk melihat atau mencari kadar hormon seks yang tinggi.
Dokter juga bisa melakukan pemindaian dengan x-rays pada pergelangan tangan untuk melihat kematangan tulang terlalu awal atau tidak.
Komplikasi akibat pubertas lebih awal

Meski terkesan sepele, masa puber terlalu awal bisa menimbulkan komplikasi pada sebagian anak.
Ada dua komplikasi dari kondisi pubertas prekoks, berikut penjelasannya.
1. Tubuh pendek
Anak-anak yang mengalami masa puber prekoks dapat tumbuh dengan cepat pada awalnya dan akan menjadi lebih tinggi ketimbang teman-teman mereka.
Namun, karena tulang matang lebih cepat dari biasanya, pertumbuhan mereka nantinya bisa berhenti.
Hal ini menyebabkan mereka menjadi lebih pendek dari rata-rata orang dewasa.
2. Masalah sosial dan emosional
Anak perempuan dan anak laki-laki yang mulai masa puber jauh sebelum teman-temannya sangat sadar diri tentang perubahan yang terjadi dalam tubuhnya.
Hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan meningkatkan risiko depresi pada anak.
Memiliki tubuh orang dewasa lebih awal daripada teman-temannya dapat memberi banyak tekanan pada anak.
Anak perempuan atau laki-laki pasti mengalami kesulitan saat menjalani perubahan akibat masa puber datang lebih awal.
Hal yang bisa orangtua lakukan

Mengingat datangnya masa puber terlalu awal bisa memicu rasa minder pada anak, orangtua perlu hadir untuk mendengarkan dan memberi pemahaman.
Anak mungkin merasa berbeda dari teman-temannya sehingga orangtua perlu menjelaskan apa yang terjadi.
Hindari berbohong pada anak, sebaiknya jelaskan secara jelas dan jujur tentang kondisinya.
Cobalah untuk tidak fokus pada penampilan anak, tetapi lebih kepada kemampuan dan prestasinya.
Ibu dan ayah perlu waspada bila anak pubertas prekoks mengalami hal ini:
- tidak bersemangat menjalani aktivitas sehari-hari,
- mengalami masalah saat sekolah,
- stres, bahkan
- depresi.
Ayah dan ibu bisa berkonsultasi dengan dokter atau psikolog untuk mengatasi masalah tersebut.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar