backup og meta

6 Bahaya Kapur Barus yang Belum Banyak Diketahui

6 Bahaya Kapur Barus yang Belum Banyak Diketahui

Kapur barus alias kamper merupakan pengharum yang digunakan untuk menghilangkan bau apek di lemari atau untuk benda-benda yang disimpan dalam waktu lama. Namun, kapur barus ternyata bisa menimbulkan efek negatif bagi kesehatan. Berikut pembahasan lengkap seputar bahaya kapur barus yang perlu Anda waspadai.

Bahaya kapur barus untuk kesehatan

Kapur barus bisa berasal dari pohon kamper yang kemudian dimanfaatkan untuk bahan dekongestan hidung, camphor oil, hingga balsem oles.

Namun, kapur barus yang digunakan sebagai kamper pewangi atau pengusir serangga sebagian besar terbuat dari senyawa naftalena.

Paparan senyawa naftalena, termasuk ketika inhalasi (terhirup) dalam jumlah besar, berisiko bagi kesehatan. Jadi, sebaiknya Anda menggunakan kamper dengan hati-hati agar terhindar dari bahaya di bawah ini.

1. Gangguan pernapasan

Kamper

Apabila sering terhirup, kapur barus dapat menimbulkan berbagai gejala akut yang meliputi pusing, mual, dan sakit kepala. Ini merupakan respons tubuh terhadap uap naftalena yang terhirup. 

Selain itu, bahaya menghirup kapur barus dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan, dan saluran pernapasan, yang membuat pernapasan terasa tidak nyaman. 

Dalam kasus paparan yang lebih besar atau berkepanjangan, uap kamper dapat mengakibatkan sesak napas sehingga memerlukan penanganan medis darurat.

2. Reaksi alergi

Paparan kamper juga dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang, terutama melalui kontak langsung dengan kulit. 

Reaksi ini sering ditandai dengan gejala seperti kemerahan, gatal, ruam, atau peradangan kulit yang dikenal sebagai dermatitis kontak

Pada kasus tertentu, alergi terhadap kamper bisa memicu iritasi yang lebih parah, terutama jika digunakan dalam konsentrasi tinggi atau pada kulit yang sensitif. 

Apabila Anda memiliki kulit sensitif, sebaiknya lakukan uji tempel sebelum penggunaan produk yang mengandung kapur barus.

3. Keracunan

Jika terhirup dalam jumlah besar, naftalena dalam kamper dapat menyebabkan keracunan akut yang berbahaya bagi tubuh, terutama pada sistem saraf pusat. 

Naftalena yang bersifat neurotoksik dapat mengganggu fungsi normal otak dan menyebabkan berbagai gejala neurologis.

Gejala neurologis yang muncul dapat berupa kebingungan mental, kehilangan kesadaran, sulit berpikir jernih, hingga delusi.

4. Kelelahan ekstrem

mengatasi kelelahan akibat rematik

Bahaya menghirup kamper dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kelelahan ekstrem (letargi) yang membuat seseorang merasa sangat lemah, lesu, dan sulit beraktivitas.

Hal ini terjadi karena efek neurotoksik kamper yang dapat mengganggu fungsi sistem saraf pusat. 

Letargi biasanya muncul setelah paparan naftalena berlebihan melalui inhalasi, kontak kulit, atau tidak sengaja tertelan.

Kondisi ini dapat menjadi salah satu tanda awal keracunan kamper sehingga membutuhkan perhatian medis segera untuk mencegah komplikasi lebih serius.

5. Ataksia

Ataksia adalah gangguan koordinasi tubuh yang bisa terjadi akibat paparan kamper dalam dosis berlebihan, baik melalui inhalasi, kontak kulit, maupun tertelan. 

Ini karena paparan kamper berlebihan dapat memengaruhi sistem saraf pusat sehingga mengganggu kemampuan otak untuk mengendalikan gerakan tubuh. 

Gejala ataksia meliputi kesulitan berjalan, kehilangan keseimbangan, atau gerakan tubuh yang tidak terkoordinasi.

Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda ataksia setelah terpapar kamper, segera cari bantuan medis untuk mencegah kondisi yang lebih serius.

6. Kejang pada anak

Salah satu penelitian dalam jurnal Journal of Emergencies, Trauma, and Shock mengatakan bahwa kamper termasuk benda dengan toksisitas tinggi.

Bahkan, kamper dalam dosis kecil, yaitu sekitar 50 mg/kg berat badan, dapat memicu gejala keracunan yang serius. 

Gejala utama dari keracunan kamper biasanya disebabkan oleh efek iritasi pada sistem saraf pusat, khususnya otak. 

Akibatnya, paparan kamper dapat mengganggu fungsi normal otak dan menyebabkan gangguan neurologis seperti kejang

Efek samping kapur barus jangka panjang juga bisa meningkatkan risiko gagal ginjal, gangguan hati, katarak, hingga kanker.

Tips mencegah paparan kamper di rumah

diffuser terbaik

Agar terhindar dari potensi risiko di atas, berikut ini berbagai tips mencegah paparan kamper secara berlebihan di rumah.

  • Simpan produk kamper di tempat aman. Pastikan semua produk berbasis kamper, seperti tablet, minyak, atau balsem, disimpan di tempat yang aman, jauh dari jangkauan anak-anak.
  • Gunakan kamper di ruang terbuka atau ruang dengan ventilasi yang baik. Jika harus menggunakan kamper untuk mengusir serangga atau menyegarkan udara, pastikan untuk menaruh kamper di ruangan dengan ventilasi yang baik.
  • Hindari meletakkan produk berbasis kamper di dekat sumber panas atau api, seperti kompor, pemanas ruangan, dan lampu. Kamper mudah menguap, paparan suhu tinggi dapat meningkatkan konsentrasi uapnya yang bisa berbahaya ketika terhirup.
  • Pertimbangkan produk berbasis bahan alami sebagai pengganti kamper, terutama untuk pengusir serangga atau menggunakan pengharum udara alami.  

Demikian informasi tentang bahaya kapur barus atau kamper yang perlu Anda ketahui. 

Apabila Anda merasakan atau melihat orang mengalami keracunan kapur barus, segera bawa ke rumah sakit atau faskes terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.

Ringkasan

Meskipun berguna, paparan berlebihan kamper dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti berikut ini.
  • Gangguan pernapasan.
  • Reaksi alergi.
  • Keracunan.
  • Kelelahan ekstrem.
  • Ataksia.
  • Kejang pada Anak.
Untuk mencegah bahaya ini, pastikan kamper disimpan aman dari jangkauan anak-anak, digunakan di tempat dengan ventilasi baik, dan hindari paparan langsung terhadap sumber panas.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Kumar, S., Kavitha, T. K., & Angurana, S. K. (2019). Kerosene, camphor, and naphthalene poisoning in children. Indian Journal of Critical Care Medicine: Peer-reviewed, Official Publication of Indian Society of Critical Care Medicine, 23(Suppl 4), S278.

Camphor overdose: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (2024). Retrieved 4 December 2024, from https://medlineplus.gov/ency/article/002566.htm

Champor. (N.d.). Retrieved 4 December 2024, from https://www.nyc.gov/site/doh/health/health-topics/camphor.page

Hazardoys Substance Fact Sheet. (N.d.). Retrieved 4 December 2024, from https://www.nj.gov/health/eoh/rtkweb/documents/fs/0334.pdf

Zuccarini, P. (2009). Camphor: risks and benefits of a widely used natural product. Journal of Applied Sciences and Environmental Management, 13(2).

Mathen, P. G., Sreekrishnan, T. P., Kumar, K. P. G., & Mohan, N. (2018). Camphor Poisoning: A Rare Cause of Acute Symptomatic Seizures in Children. Journal of emergencies, trauma, and shock, 11(3), 228–229. https://doi.org/10.4103/JETS.JETS_21_18

Versi Terbaru

09/12/2024

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Gatal Akibat Gigitan Serangga, Ini Gejala dan Cara Mengobati

Penyakit Akibat Gigitan Serangga dan Cara Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 09/12/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan