backup og meta

7 Bahaya Kerja Lembur Berlebihan Bagi Kesehatan Anda

7 Bahaya Kerja Lembur Berlebihan Bagi Kesehatan Anda

Kerja berlebihan, baik lembur atau berniat mencicil pekerjaan untuk esok hari, bisa berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental Anda. Bahkan, penelitian sudah menunjukkan efek samping dan dampak serius dari kebiasaan buruk ini.

Apa saja penyakit serius akibat kerja berlebihan?

Undang-Undang No.35 tahun 2021 tentang Ketenagakerjaan telah mengatur ketentuan jam kerja yang ideal, yakni selama 40 jam per minggu. Namun, tidak sedikit pula yang terbiasa kerja secara berlebihan melampaui batasan tersebut.

Sebuah penelitian terbaru oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menunjukkan ada sekitar 488 juta orang atau sekitar 8,9% dari populasi dunia yang bekerja lebih dari 55 jam per minggu pada 2016.

Kondisi ini jelas memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh, seperti dalam meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Bahkan, kedua penyakit ini menyumbang sekitar 745.194 kematian akibat kerja berlebihan.

Berbagai efek samping kerja berlebihan

Salah satu dampak utama dari kerja berlebihan ialah burnout, yakni kumpulan gejala akibat stres yang berlarut-larut di dunia kerja.

Selan itu, penyakit jantung dan stroke juga dapat terjadi bila Anda terlalu banyak bekerja dalam jangka panjang.

Namun, sebelum mengalami dampak jangka panjang, Anda mungkin berisiko mengalami beberapa efek samping umum seperti berikut ini.

1. Produktivitas menurun

tanda lingkungan kerja yang tidak nyaman

Jam kerja yang terlalu lama bisa saja menurunkan produktivitas. Orang yang bekerja lebih lama mungkin tidak menyelesaikan pekerjaan yang lebih banyak dibandingkan saat mereka bekerja secara normal.

Untuk meningkatkan motivasi dan menghilangkan rasa malas, cobalah membuat daftar tugas yang akan dikerjakan. Ini akan memacu Anda untuk lebih fokus dan efisien saat bekerja.

2. Waktu makan terganggu

Bekerja berlebihan juga berisiko membuat Anda melewatkan waktu makan atau tidak makan sama sekali. Kondisi ini bisa menyebabkan kadar gula darah turun.

Akibatnya, wajar bila Anda akan makan secara berlebihan nantinya. Tidak cuma berlebihan, Anda mungkin juga tergoda untuk makan makanan yang kurang sehat, seperti junk food yang tinggi lemak dan garam.

3. Kurang tidur

Kurang tidur bisa menjadi pertanda bahwa Anda terlalu banyak bekerja. Padahal, tidur menjadi salah satu langkah mudah untuk meningkatkan kebugaran fisik dan mental.

Melewatkan waktu tidur akan memicu stres dan meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

4. Jarang olahraga

WHO menganjurkan orang dewasa untuk idealnya melakukan 150 menit aktivitas aerobik sedang atau 75 menit aktivitas aerobik berat setiap minggu.

Namun, kesibukan kerja biasanya membuat Anda cenderung jarang dan malas berolahraga.

Cobalah memulai olahraga ringan, seperti jogging dan bersepeda. Lakukan juga olahraga di kantor untuk mengatasi otot kaku dan tegang saat bekerja. 

5. Stres meningkat

tidak puas dengan pekerjaan berbahaya bagi kesehatan

Seseorang yang sering kerja secara berlebihan alias workaholic lebih berisiko mengalami stres.

Stres diketahui melepaskan kortisol dalam tubuh. Pelepasan hormon ini menyebabkan jantung bekerja lebih keras, yang mana dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke.

Selain itu, jam kerja yang lama atau panjang juga dapat meningkatkan peluang seseorang untuk terkena depresi dan gangguan kecemasan. 

6. Hubungan tidak harmonis

Stres yang dipicu kerja berlebihan juga bisa merusak keharmonisan hubungan, baik dengan rekan kerja, teman, pasangan, dan bahkan keluarga.

Untuk mengatasinya, coba lakukan hal-hal sederhana di luar pekerjaan. Ini mungkin seperti olahraga, mendengarkan musik, atau quality time bersama pasangan.

7. Penyalahgunaan alkohol

Sebuah studi dalam British Medical Journal (2015) menemukan orang yang bekerja lebih dari 40 jam per minggu berisiko minum alkohol secara berlebihan.

Penyalahgunaan alkohol ini dapat menyebabkan Anda sulit berkonsentrasi dan menurunkan produktivitas. Konsumsi alkohol berlebihan juga bisa mengancam nyawa.

Tanda-tanda bila tubuh terlalu banyak bekerja

Sebagian orang mungkin sudah terbiasa kerja berlebihan. Namun, ini bukanlah pembenaran kalau kebiasaan ini tidak memiliki dampak buruk sama sekali.

Berikut tanda-tanda yang dapat muncul saat pekerjaan dan kehidupan pribadi tak seimbang.

  • Tidak menikmati waktu senggang atau hari libur tanpa kecemasan dan rasa bersalah.
  • Pekerjaan yang dikerjakan sebenarnya tidak selesai atau hanya sedikit yang benar-benar selesai.
  • Sering jadi orang yang paling terakhir berada di kantor.
  • Keluarga mengeluhkan tentang jadwal pekerjaan.
  • Mata lelah dan penglihatan terganggu.
  • Mulai berhenti merawat diri sendiri.
  • Selalu merasa kesepian.

Kerja berlebihan merupakan masalah yang umum dihadapi. Keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik tentu akan membuat Anda lebih sehat dan produktif.

Cobalah mulai menetapkan batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Lepaskan rasa bersalah saat Anda bisa bekerja lebih efisien dan pulang tepat waktu.

Selain itu, lakukan rutinitas selepas kerja yang menyenangkan bagi Anda, semisal olahraga, menonton film, maupun membaca buku.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

5 Side Effects of Working Too Much. Cleveland Clinic. (2021). Retrieved 30 March 2022, from https://health.clevelandclinic.org/effects-of-working-too-much/

Physical activity. WHO. (2020). Retrieved 30 March 2022, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/physical-activity

UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Retrieved 30 March 2022, from https://kemenperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf

Pega, F., Náfrádi, B., Momen, N., Ujita, Y., Streicher, K., & Prüss-Üstün, A. et al. (2021). Global, regional, and national burdens of ischemic heart disease and stroke attributable to exposure to long working hours for 194 countries, 2000–2016: A systematic analysis from the WHO/ILO Joint Estimates of the Work-related Burden of Disease and Injury. Environment International, 154, 106595. https://doi.org/10.1016/j.envint.2021.106595

Virtanen, M., Jokela, M., Nyberg, S., Madsen, I., Lallukka, T., & Ahola, K. et al. (2015). Long working hours and alcohol use: systematic review and meta-analysis of published studies and unpublished individual participant data. BMJ, 350(jan12 13), g7772-g7772. https://doi.org/10.1136/bmj.g7772

Versi Terbaru

25/07/2022

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Sama-sama Bikin Tertekan, Ini Beda Burnout Syndrome dan Stres Kerja

Hustle Culture, Budaya Gila Kerja yang Membahayakan Pekerja


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 25/07/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan