backup og meta

Dalam Feses Ada Makanan yang Belum Hancur? Ini Mungkin Penyebabnya

Dalam Feses Ada Makanan yang Belum Hancur? Ini Mungkin Penyebabnya

Saat sedang buang air besar, pernahkah Anda menemukan makanan yang belum hancur dalam feses? 

Anda mungkin jadi bertanya-tanya, apakah ini tanda kalau makanan itu tidak dicerna dengan baik oleh tubuh atau tanda adanya masalah pencernaan

Penyebab makanan dalam feses belum hancur

Makanan yang Anda konsumsi harus menempuh perjalanan panjang dalam sistem pencernaan, mulai dari mulut, perut, hingga berubah menjadi feses. 

Selama proses pencernaan, nutrisi dari makanan Anda diserap untuk diubah menjadi energi dan digunakan untuk manfaat kesehatan lainnya. 

Namun, tidak semua makanan yang Anda konsumsi dapat dengan mudah dicerna oleh tubuh, misalnya selulosa pada kulit terluar jagung.

Tak heran jika Anda mungkin menemukan beberapa jenis makanan belum hancur di dalam feses.

Selain itu, ada beberapa kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan makanan susah hancur dalam feses.

1. Makanan tinggi serat

feses berwarna oranye

Penyebab paling umum kenapa suatu makanan dalam feses belum hancur adalah kandungan seratnya yang cukup tinggi.

Namun, bukan berarti hal ini buruk bagi Anda. Makanan tinggi serat justru memberikan manfaat untuk fungsi sistem pencernaan Anda. 

Serat dapat merangsang usus untuk bergerak dan mendorong makanan masuk hingga nantinya dikeluarkan lewat anus.

2. Makan terlalu cepat

Ketika seseorang makan terlalu cepat dan menelan makanannya tanpa mengunyah hingga lumat, ini akan memberatkan kerja saluran cerna dalam memecah makanan.

Makan terlalu cepat juga dapat memaksa pencernaan bekerja lebih cepat. Akibatnya,  lebih banyak makanan yang tidak sepenuhnya dipecah bahkan menyebabkan sembelit

Untuk menghindari hal ini, kurangi kecepatan makan dan nikmati mengunyah makanan hingga lumat.

3. Penyakit celiac

Penyakit celiac adalah gangguan autoimun yang dapat mencegah tubuh menyerap nutrisi selama proses pencernaan.

Saat mengalami ini, tubuh Anda tidak dapat mencerna protein gluten yang terjadi pada gandum, barley, dan biji-bijian lainnya.

Gejala yang akan dirasakan meliputi sakit perut, diare, gas berlebih, hingga adanya makanan yang belum hancur dalam feses.

4. Gangguan pada pankreas

Terganggunya fungsi pankreas dapat menyebabkan kekurangan enzim pencernaan yang diperlukan untuk memecah gula, pati, dan lemak. 

Ketika makanan tidak dicerna dengan baik, Anda akan menemukan makanan yang belum hancur atau masih utuh dalam feses.

Tak hanya itu, Anda mungkin akan merasakan gejala lain yang cukup mengganggu seperti feses berbusa, nyeri perut, hingga kejang otot dan penurunan berat badan.

5. Intoleransi laktosa

Feses berminyak dan lengket

Istilah intoleransi laktosa mungkin sudah tidak asing di telinga.Kondisi ini dapat menyebabkan masalah penyerapan zat gizi dalam sistem pencernaan.

Intoleransi laktosa adalah kondisi tubuh yang tidak mampu memecah protein pada susu (laktosa) dan produk turunannya.

Akibatnya, makanan tersebut tidak dapat sepenuhnya dicerna dan keluar dalam bentuk feses yang lebih padat.

6. Sindrom iritasi usus besar

Sindrom iritasi usus besar ditandai dengan beberapa gejala yang dapat memengaruhi fungsi usus besar, seperti nyeri perut, diare, fese berdarah, sembelit, kentut bau busuk, dan perut kembung.

Saat kerja usus besar tidak maksimal, proses memecah makanan pun tidak sempurna sehingga menyisakan makanan yang belum hancur dalam kotoran.

Kondisi ini perlu segera ditangani untuk mencegah masalah penyerapan nutrisi dan gejala yang semakin parah.

7. Muntaber

Muntaber atau gastroenteritis adalah kondisi peradangan lapisan usus yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus.

Gastroenteritis dapat menyebabkan makanan melewati sistem pencernaan dengan cepat sehingga tidak tercerna dengan baik.

Kondisi inilah yang dapat menyebabkan makanan masih utuh atau belum hancur dalam feses.

Gejala muntaber biasanya dapat mereda dalam beberapa hari, tetapi Anda perlu waspada akan risiko dehidrasi.

Apakah kondisi ini berbahaya?

feses lengket

Beberapa orang mungkin mengkhawatirkan adanya makanan yang belum hancur dalam feses.

Namun, Anda tak perlu khawatir karena hal ini merupakan sifat alamiah tubuh yang tak bisa mencerna semua jenis serat.

Meski begitu, Anda perlu tetap memperhatikan bentuk dan warna feses yang normal dan tidak untuk mencegah risiko gangguan sistem pencernaan yang serius.

Untuk mengatasinya, berikut ini cara yang bisa Anda lakukan:

Kapan harus ke dokter?

Jangan tunda untuk mendatangi penyedia layanan kesehatan jika Anda mengalami beberapa gejala berikut:

  • sulit mengontrol pengeluaran feses,
  • sembelit berhari-hari,
  • penurunan berat badan tanpa sebab yang Anda ketahui,
  • ada darah di feses Anda
  • diare yang semakin parah, dan
  • perut kram.

Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan feses maupun tes lainnya untuk mengetahui diagnosis dan penanganan yang tepat untuk kondisi Anda.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Undigested food in stool: What does it mean?. (2022). Retrieved 10 August 2022, from https://www.mayoclinic.org/undigested-food-in-stool/expert-answers/faq-20058093#

Riccio, P., & Rossano, R. (2019). Undigested Food and Gut Microbiota May Cooperate in the Pathogenesis of Neuroinflammatory Diseases: A Matter of Barriers and a Proposal on the Origin of Organ Specificity. Nutrients, 11(11), 2714. doi: 10.3390/nu11112714

Digestive System: Function, Organs & Anatomy. (2022). Retrieved 10 August 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/body/7041-digestive-system

Sensoy, I. (2021). A review on the food digestion in the digestive tract and the used in vitro models. Current Research In Food Science, 4, 308-319. doi: 10.1016/j.crfs.2021.04.004

Reasons For Throwing Up Undigested Food | Sydney Gut Clinic. (2022). Retrieved 10 August 2022, from https://sydneygutclinic.com/reasons-for-throwing-up-undigested-food/

Versi Terbaru

06/09/2022

Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Normalkah Jika Feses Berwarna Oranye?

Berbagai Penyebab Feses Lengket Serta Cara Mudah Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 06/09/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan