4. Paparan zat beracun
Selain faktor internal, faktor gaya hidup dan lingkungan juga dapat berperan dalam meningkatkan risiko terhadap autoimun.
Salah satunya adalah kebiasaan merokok. Ketika Anda mengisap rokok, ribuan bahan kimia yang terkandung dalam asapnya akan berdampak pada sistem kekebalan tubuh.
Dampaknya bekerja melalui berbagai cara, yakni dengan memicu respons peradangan, penekanan kekebalan tubuh, dan pengembangan autoantibodi (antibodi yang menyerang organ tubuh).
Selain itu, paparan berulang terhadap zat beracun lainnya, seperti polutan dari udara atau radiasi ultraviolet, juga dapat meningkatkan risiko penyakit autoimun seperti multiple sclerosis.
5. Infeksi

Paparan dini terhadap infeksi tertentu bisa membuat Anda lebih rentan terhadap penyakit autoimun. Salah satunya, infeksi EBV (epstein barr virus) banyak dikaitkan dengan risiko SLE, rheumatoid arthritis, dan sindrom Sjogren.
Ketika tubuh merasakan bahaya dari virus, sistem kekebalan tubuh akan bekerja dan menyerang virus tersebut. Namun, terkadang sel dan jaringan sehat bisa terperangkap dalam respons ini sehingga mengakibatkan penyakit autoimun.
Pada kondisi tersebut, virus yang berinteraksi dengan gen Anda mengaktifkan gen tertentu yang memengaruhi kerja sistem imun.
Akibatnya, sistem imun jadi sulit membedakan antara virus yang berbahaya dengan sel tubuh yang sehat sehingga muncul reaksi autoimun.
Itulah penyebab dan berbagai faktor risiko penyakit autoimun. Anda perlu waspada bila memiliki berbagai faktor risikonya, terutama ketika Anda sudah mengalami gejala autoimun yang tidak kunjung menghilang.
Pemeriksaan lebih dini dapat memudahkan penanganan penyakit. Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter bila Anda khawatir dengan gejala atau risiko tertentu.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar