Banyak orang menyepelekan kebersihan lingkungan. Padahal, lingkungan yang kotor tidak hanya mengganggu, tapi juga dapat menimbulkan berbagai penyakit. Ketahui macam-macam penyakit akibat lingkungan kotor berikut ini.
Daftar penyakit akibat lingkungan kotor
Lingkungan yang tercemar akibat polusi udara, sampah, dan limbah kimia berkontribusi besar dalam menyebabkan berbagai penyakit.
Pasalnya, lingkungan yang tidak bersih kerap menjadi tempat bagi bakteri atau virus berkembang biak.
Tinggal di lingkungan kotor bisa meningkatkan peluang Anda terkena berbagai penyakit berikut ini.
1. Hepatitis A
Salah satu penyakit akibat lingkungan kotor adalah penyakit hepatitis A. Penyakit hepatitis A ini adalah penyakit menular yang menyerang tubuh manusia akibat infkesi virus HAV.
Infeksi virus ini dapat menyerang sel hati manusia dan menimbulkan gejala, berupa urine berwarna gelap seperti teh, muntah, demam, nyeri sendi, hingga kehilangan nafsu makan.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh kebersihan lingkungan yang buruk, seperti akses air bersih yang terbatas atau sistem pembuangan limbah yang buruk.
Penting untuk menjaga kebersihan diri serta melakukan vaksin untuk mencegah penyakit hepatitis.
2. Diare
Diare merupakan gangguan sistem pencernaan yang membuat penderitanya sering buang air besar dengan feses yang encer.
Penyakit ini dapat disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terinfeksi oleh bakteri E.coli dan Salmonella.
Selain itu, diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor, termasuk pembuangan limbah yang tidak memadai.
Hal ini karena pencemaran lingkungan akibat pembuangan air limbah rumah tangga yang sembarangan dapat menjadi habitat bagi bakteri dan virus penyebab penyakit untuk berkembang biak.
3. Kudis
Kudis atau scabies adalah jenis infeksi pada kulit yang disebabkan oleh tungau scabies atau disebut juga Sarcoptes scabiei.
Penyakit kulit ini dapat menyebar melalui kontak fisik dengan penderita kudis. Scabies dapat menyebabkan penderitanya mengalami ruam serta gatal-gatal.
Studi dalam jurnal KNE Medicine memaparkan bahwa lingkungan kotor dapat menjadi salah satu penyebab penyakit kudis.
Hal ini karena lingkungan yang kotor merupakan tempat tinggal yang disenangi oleh parasit serta serangga untuk berkembang biak.
4. Kolera
Penyakit yang bisa muncul akibat lingkungan kotor selanjutnya adalah kolera. Kondisi ini terjadi akibat infeksi bakteri Vibrio cholerae.
Penderita kolera umumnya dapat mengalami gejala seperti diare hingga muntah. Bagi beberapa orang, penyakit ini mungkin tidak menimbulkan gejala tertentu.
Bakteri ini dapat ditemukan pada air minum yang telah terkontaminasi oleh bakteri serta makanan laut yang tidak dicuci dengan bersih.
Oleh sebab itu, penting untuk mengonsumsi air mineral yang berkualitas. Pastikan bahwa air mineral yang Anda konsumsi berasal dari sumber air yang bersih dan telah melewati proses pengolahan dan penyaringan yang baik.
Tempat hidup bakteri kolera
5. Demam tifoid
Demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami demam tinggi, badan lemas dan sakit kepala.
Menurut WHO, demam tifoid merupakan penyakit yang umum terjadi di seluruh dunia. Bahkan, sekitar 110.000 orang di dunia meninggal karena tipes setiap tahunnya.
Salah satu faktor yang menyebabkan penyakit ini adalah kurangnya akses terhadap air bersih dan fasilitas toilet yang kotor karena kontaminasi oleh feses terinfeksi.
Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan sekitar serta membiasakan diri mencuci dapat membantu menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi risiko terkena demam tifoid.
6. Tinea pedis
Tinea pedis atau disebut juga dengan kurap kaki adalah penyakit yang terjadi akibat lingkungan kotor. Penyakit ini memang disebabkan oleh infeksi jamur atau parasit yang hidup di lingkungan tidak bersih.
Kondisi ini umumnya menyerang pada sela-sela jari kaki. Penderitanya dapat mengalami ruam, gatal hingga kulit bersisik.
Infeksi jamur ini dapat menyebar melalui pakaian, handuk, kaus kaki atau air yang tidak bersih dan terkontaminasi oleh jamur.
Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan rumah, termasuk menjaga kebersihan lingkungan serta mencuci pakaian dan handuk bisa membantu untuk mencegah tinea pedis.
7. Asma
Asma merupakan kondisi yang ditandai dengan kesulitan bernapas.
Gangguan pernapasan ini biasanya terjadi karena penyempitan pada saluran pernapasan, sehingga udara yang masuk ke paru-paru menjadi terbatas.
Pencemaran udara dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya asma. Menghirup udara yang terkontaminasi dapat membuat polutan ikut masuk ke paru-paru dan merusak jaringan sel di dalamnya.
Salah satu cara untuk menjaga agar kualitas udara tetap bersih adalah dengan mengurangi aktivitas membakar sampah serta menggunakan transportasi umum.
8. Trakoma
Trakoma adalah penyakit pada mata yang membuat penderitanya mengalami gejala seperti gatal pada kelopak mata, bengkak, sensitif terhadap cahaya, hingga dapat menyebabkan kebutaan.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri bernama Chlamydia trachomatis. Bakteri ini dapat ditularkan melalui handuk atau jari tangan yang terkontaminasi bakteri.
Selain itu, trakoma juga dapat menyebar lewat lalat yang hinggap di benda-benda yang terkontaminasi oleh bakteri Chlamydia trachomatis.
Maka dari itu, menjaga lingkungan sekitar tetap bersih bisa menjadi langkah pencegahan untuk penyakit trakoma. Pasalnya, lalat senang berada di lingkungan yang kotor.
9. Malaria
Penyakit akibat lingkungan kotor lainnya adalah penyakit malaria. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit akibat gigitan nyamuk.
Gejala penyakit malaria umumnya diawali dengan demam tinggi dan menggigil di sekujur tubuh, lalu keluar keringat yang banyak. Gejala ini umumnya muncul 10 – 15 hari setelah gigitan nyamuk.
Lingkungan yang kotor kerap kali menjadi penyebab dari penyakit malaria. Pencemaran air karena tumpukan sampah dapat menjadi tempat bagi nyamuk untuk berkembang biak.
Oleh sebab itu, melakukan pencegahan dengan membersihkan sampah di saluran air atau menyemprotkan insektisida secara rutin dapat meminimalkan risiko terkena penyakit malaria.