Aspirin yang juga dikenal sebagai asam salisilat adalah obat pereda nyeri yang sering digunakan. Meskipun efektif untuk mengatasi nyeri, peradangan, dan mencegah penggumpalan darah, konsumsi aspirin secara berlebihan dapat menyebabkan keracunan.
Ketahui informasi lebih lanjut mengenai kondisi ini dalam artikel berikut.
Apa itu keracunan aspirin?
Keracunan aspirin adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika seseorang mengonsumsi aspirin dalam jumlah yang berlebihan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Aspirin, atau asam asetilsalisilat, adalah obat yang sering digunakan untuk mengurangi nyeri, demam, dan peradangan.
Namun, dosis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan keracunan, yang bisa mengancam jiwa jika tidak segera ditangani.
Dikutip dari MSD Manual, ada beberapa jenis keracunan aspirin yaitu meliputi hal-hal berikut ini.
- Keracunan aspirin akut: keracunan aspirin akut terjadi ketika seseorang mengonsumsi aspirin atau obat serupa (salicylates) dalam jumlah yang sangat besar dalam waktu singkat.
- Keracunan aspirin bertahap: kondisi ini bisa terjadi tanpa sengaja jika seseorang mengonsumsi aspirin dalam dosis normal atau sedikit lebih tinggi dari biasanya dalam jangka waktu lama.
- Keracunan salisilat selain aspirin: keracunan karena mengonsumsi salisilat yang bersumber selain dari aspirin tablet. Jenis keracunan ini biasanya karena seseorang secara tidak sengaja mengonsumsi metil salisilat.
Gejala keracunan aspirin
Gejala keracunan aspirin dapat bervariasi, tetapi umumnya meliputi kondisi berikut ini.
- Gangguan pencernaan: mual, muntah, dan sakit perut.
- Masalah pernapasan: pernapasan cepat atau kesulitan bernapas.
- Gangguan pendengaran: tinnitus (denging di telinga).
- Masalah mental: kebingungan, pusing, dan kejang.
- Dehidrasi: peningkatan buang air kecil, berkeringat, dan demam.
- Ketidakseimbangan elektrolit: dapat menyebabkan keasaman darah meningkat (asidosis metabolik).
Jika keracunan parah, gejalanya bisa meliputi pusing, demam, mengantuk, penglihatan kabur, gelisah, kebingungan, kejang, kesulitan bernapas, atau bahkan gagal ginjal.
Apabila kondisi ini berkembang secara bertahap, gejalanya bisa muncul dalam beberapa hari atau minggu dan mungkin seperti berikut ini.
- Mengantuk atau pusing.
- Tekanan darah rendah.
- Detak jantung yang cepat.
- Kebingungan ringan.
- Halusinasi.
- Pernapasan cepat.
- Sesak napas.
- Demam.
- Cairan di paru-paru (edema paru).
- Perubahan hasil tes laboratorium (seperti kadar oksigen rendah dalam darah atau penumpukan asam laktat dalam darah).
- Kejang.
- Pembengkakan otak.
Pengobatan keracunan aspirin
Jika Anda mencurigai atau melihat seseorang mengalami keracunan aspirin, segera hubungi layanan darurat atau bawa orang tersebut ke unit gawat darurat.
Penanganan yang cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.
Berikut ini beberapa penanganan yang akan dilakukan tenaga medis untuk menangani kondisi ini.
1. Pemberian arang aktif
Cara penanganan keracunan arang aktif umumnya melibatkan pemberian arang aktif. Umumnya, tenaga medis memberikan arang ini melalui cairan NGT (nasogastric tube), yang dipasang pada hidung dan terhubung ke lambung.
Arang aktif digunakan berkat kemampuannya menyerap bahan berbahaya, atau zat berlebihan pada tubuh, termasuk saat keracunan aspirin.
Salah satu penelitian dalam jurnal Journal of Medical Toxicology menunjukkan bahwa arang aktif dapat membantu mengurangi jumlah aspirin yang tersisa di dalam tubuh dengan menyerap aspirin di saluran pencernaan.
2. Pemberian natrium bikarbonat
Natrium bikarbonat adalah basa yang dapat menetralkan asam di dalam tubuh. Aspirin bersifat asam, dan penambahan natrium bikarbonat dapat membantu menetralkan asam ini.
Natrium bikarbonat juga meningkatkan pH urine. Dengan begitu, aspirin lebih mudah dikeluarkan tubuh melalui urine.
Natrium bikarbonat biasanya diberikan dalam bentuk larutan infus. Dosis dan kecepatan infus akan disesuaikan berdasarkan kondisi pasien dan respons terhadap pengobatan.
3. Pemberian cairan infus
Cairan IV membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang ketika mengalami diare karena keracunan dan mencegah dehidrasi.
Hidrasi yang cukup mendukung fungsi organ dan membantu tubuh mengatasi efek samping keracunan.
Cairan IV meningkatkan aliran darah ke ginjal. Hal ini membantu ginjal berfungsi dengan baik dalam memproses dan mengeluarkan zat berbahaya dari tubuh.
4. Dialisis
Dalam kasus yang sangat parah, dialisis (cuci darah) mungkin diperlukan saat menangani keracunan aspirin.
Dialisis merupakan prosedur medis yang digunakan untuk membersihkan darah dari zat berbahaya dan limbah yang tidak dapat dikeluarkan secara normal oleh ginjal.
Prosedur ini biasanya dipertimbangkan jika keracunan telah menyebabkan gagal ginjal atau mengganggu fungsi ginjal secara signifikan.
5. Pemantauan intensif
Pasien yang mengalami keracunan aspirin akan diawasi secara ketat untuk memastikan penanganan yang efektif dan aman.
Kadar aspirin akan dipantau secara rutin untuk menilai seberapa cepat obat ini dikeluarkan dari tubuh dan untuk menyesuaikan terapi jika diperlukan.
Fungsi ginjal dan fungsi pernapasan juga akan diperiksa secara berkala untuk memastikan organ berfungsi dengan baik dan tidak mengalami kerusakan.
Berapa dosis standar aspirin agar tidak keracunan?
Untuk dewasa, dosis aspirin biasanya 325 – 650 mg setiap 4 – 6 jam, atau sesuai kebutuhan. Maksimum dosis harian umumnya adalah 4.000 mg. Namun, dosis ini berbeda-beda sesuai kondisi pasien. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan dulu kepada dokter sebelum mengonsumsinya.
6. Penanganan komplikasi
Jika ada komplikasi seperti kejang, gagal ginjal, atau pembengkakan otak, pengobatan akan difokuskan pada penanganan gejala-gejala ini.
Pasien yang mengalami kejang mungkin memerlukan obat antikonvulsan seperti fenitoin, asam valproat untuk mengendalikan aktivitas listrik yang tidak normal di otak.
Steroid seperti deksametason mungkin diberikan untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan di otak.
Demikian informasi tentang keracunan aspirin. Untuk mencegah kondisi ini, sebaiknya ikuti petunjuk dokter sebelum mengonsumsi obat pereda nyeri ini.
Ringkasan
- Aspirin, obat pereda nyeri, dapat menyebabkan keracunan jika dikonsumsi berlebihan. Keracunan bisa terjadi secara akut dengan dosis tinggi dalam waktu singkat atau bertahap dengan dosis normal dalam jangka panjang.
- Gejalanya meliputi gangguan pencernaan, pernapasan, pendengaran, serta masalah mental dan dehidrasi, dan bisa parah hingga menyebabkan kejang atau gagal ginjal.
- Penanganan keracunan berupa pemberian arang aktif, natrium bikarbonat, dan cairan infus.
[embed-health-tool-bmi]