Mitos dan fakta detak jantung
Selain fakta detak jantung di atas, masih banyak juga mitos yang sering menimbulkan kesalahan informasi pada masyarakat. Hal ini tentunya dapat berdampak buruk bagi kesehatan jantung.
Berikut sejumlah mitos tentang detak jantung beserta kebenarannya yang perlu Anda ketahui.
1. Detak jantung cepat tanda serangan jantung
Detak jantung cepat sering kali disebut menjadi tanda seseorang akan mengalami serangan jantung. Informasi tersebut adalah mitos.
Faktanya, detak jantung cepat atau takikardia berkaitan dengan berbagai kondisi kesehatan. Pada kondisi normal, ini bisa terjadi saat tubuh melawan infeksi atau sedang berolahraga.
Namun, jika Anda merasakan detak jantung cepat disertai pusing, pingsan, atau palpitasi (jantung berdebar dan tidak teratur), sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Dengan begitu, Anda bisa mengetahui kondisi yang mendasarinya. Selain itu, penanganan juga bisa dilakukan dengan tepat.
2. Jantung berdetak cepat hanya ketika sedang stres

Stres merupakan salah satu penyebab jantung berdetak cepat. Namun, detak jantung cepat tidak hanya terjadi akibat stres, tetapi juga bisa disebabkan faktor lain.
Situasi stres memang memicu pelepasan adrenalin, hormon yang membuat pernapasan dan detak jantung menjadi lebih cepat, Selain itu, kondisi ini juga meningkatkan tekanan darah.
Selain stres, peningkatan detak jantung bisa disebabkan aktivitas fisik yang tinggi, emosi (merasa sangat senang, cemas atau sedih), dan kondisi medis tertentu.
3. Tidak perlu cek tekanan darah saat detak jantung normal
Informasi ini merupakan mitos. Faktanya, detak jantung dan tekanan darah tidak selalu berhubungan.
Ketika jantung Anda berdetak normal, belum tentu Anda memiliki tekanan darah normal. Anda bisa saja mengalami tekanan darah tinggi atau rendah tanpa menyadarinya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar