backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Kenali Agnosia, Ketika Seseorang Tak Dapat Mengenali Objek atau Orang

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 25/11/2021

    Kenali Agnosia, Ketika Seseorang Tak Dapat Mengenali Objek atau Orang

    Normalnya, setiap orang bisa mengenali objek yang ada di sekitarnya, baik itu yang ia lihat, dengar, atau cium baunya. Namun, beberapa orang kehilangan kemampuan tersebut karena kondisi tertentu yang memengaruhi otak. Kondisi inilah yang dikenal dengan sebutan agnosia.

    Apa itu agnosia?

    Agnosia adalah gangguan sistem saraf yang menyebabkan penderitanya tidak dapat mengenali objek, orang, suara, atau bau.

    Seseorang dengan agnosia masih dapat melihat, mencium, atau mendengar, tetapi ia tidak bisa menafsirkan dan mengenali apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan.

    Misalnya, seseorang masih bisa melihat orang lain yang ditemuinya di suatu acara keluarga, tetapi ia tidak dapat mengenali orang-orang yang sebelumnya sudah ia kenal di sana.

    Ini berarti, agnosia bukanlah kehilangan kemampuan sensorik atau panca indera. Namun, penderitanya kehilangan kemampuan untuk memaknai pesan sensorik tersebut.

    Selain itu, ini bukan terjadi karena hilang ingatan atau lupa. Meski demikian, demensia bisa menjadi salah satu penyebab dari kondisi ini.

    Apa penyebab agnosia?

    afasia

    Penyebab agnosia adalah kerusakan pada bagian otak yang berfungsi memproses informasi spasial, penyatuan informasi visual dan motorik, serta perhatian.

    Area otak ini termasuk lobus oksipital dan lobus parietal yang merupakan bagian dari korteks serebral.

    Adapun kerusakan otak ini bisa terjadi karena berbagai penyebab.

    Misalnya, cedera kepala atau stroke yang menimbulkan agnosia secara tiba-tiba, atau muncul secara bertahap akibat tumor otak atau infeksi otak.

    Selain itu, penurunan fungsi pada jaringan otak tertentu yang muncul seiring waktu juga bisa menjadi penyebabnya. Ini termasuk penyakit Alzheimer dan jenis demensia lainnya.

    Meski demikian, pada kasus yang jarang, kondisi ini juga bisa terjadi sejak seseorang dilahirkan.

    Ambil contoh, agenesis corpus callosum yang ditandai dengan tidak adanya sebagian atau seluruh dari area otak yang menghubungkan dua belahan otak, yaitu otak kiri dan kanan.

    Selain itu, melansir Good Therapy, beberapa cacat perkembangan juga bisa menjadi penyebab dari kondisi ini.

    Apa gejala agnosia berdasarkan jenisnya?

    Seseorang dengan gangguan saraf ini mungkin tidak kehilangan seluruh kemampuan dalam memaknai informasi sensoriknya.

    Beberapa di antara mereka mungkin hanya sulit mengenali wajah atau huruf, sedangkan yang lainnya tak bisa menafsirkan suara yang ia dengar.

    Itu sebabnya, agnosia terbagi ke dalam beberapa jenis dengan masing-masing gejala yang berbeda.

    Untuk lebih jelasnya, berikut adalah jenis-jenis tersebut dengan masing-masing gejalanya.

    1. Agnosia visual

    Sering juga disebut dengan amnesia visual, kondisi ini menyebabkan penderitanya kesulitan mengenali wajah dan objek yang sudah dikenal atau sering digunakan.

    Pada banyak kasus, penderitanya masih dapat mengenali objek dengan menyentuh atau mendengar suaranya. Salah satu subtipe dari jenis ini adalah prospagnosia.

    Ini terjadi ketika seseorang tak dapat mengenali wajah seseorang, tetapi mungkin dapat mengenalinya ketika orang tersebut bicara atau berjalan.

    Selain karena cedera, prospagnosia juga bisa muncul sejak seseorang dilahirkan.

    2. Agnosia pendengaran

    Pada jenis ini, penderitanya tidak dapat mengenali suara, baik itu suara orang atau dari benda tertentu yang sudah ia kenal sebelumnya.

    Namun, ia tidak memiliki gangguan pendengaran. Berikut adalah beberapa subtipe dari jenis ini.

  • Pendengaran verbal, yaitu ketika tidak mampu memproses kata-kata tertentu, meski mampu berbicara, menulis, dan membaca.
  • Pendengaran nonverbal, yaitu ketika tidak dapat mengenali suara, tetapi dapat bicara dan memahami kata.
  • Amusia, yaitu gangguan dalam ekspresi atau persepsi musik yang ditandai dengan kehilangan kemampuan untuk bernyanyi, bersenandung, atau bersiul. Kondisi ini juga tidak dapat mengenali atau memberi respons emosional terhadap musik.
  • 3. Agnosia taktil

    Jenis ini dikenal juga dengan somatosensory. Ini adalah kondisi ketika tidak dapat mengenali objek dengan sentuhan, termasuk tekstur, ukuran, dan berat, pada objek yang sudah dikenal sebelumnya.

    Penderitanya hanya dapat mengidentifikasi benda melalui penglihatan atau penciuman. Ambil contoh, seseorang tidak dapat membedakan sepotong logam dan kayu tanpa melihatnya.

    4. Agnosia olfaktory

    Pada jenis ini, penderitanya mengalami kehilangan kemampuan untuk mengenali dan membedakan bau. Namun, ia masih dapat mencium bau dan tidak mengalami gangguan penciuman.

    Misalnya, ia masih dapat mencium bau bunga atau masakan, tetapi ia sulit dan tidak dapat mengidentifikasi bau tersebut tanpa melihat bendanya.

    5. Agnosia gustatori

    Pada jenis ini, penderitanya tidak mampu untuk mengenali rasa ketika mencicipinya. Ia masih dapat merasakan berbagai rasa, tetapi ia tidak dapat mengidentifikasinya.

    Begini misalnya, ia masih bisa merasakan asin, manis, atau asam, tetapi ia tidak dapat menjelaskan rasa apa yang ia cicipi tersebut.

    Bagaimana dokter mendiagnosis kondisi ini?

    Pengalaman Sembuh dari Tumor Otak Setelah Hampir 2 Tahun

    Untuk mendiagnosis agnosia, dokter akan menanyakan gejala dan kondisi kesehatan Anda, serta melakukan beberapa tes pemeriksaan.

    Berikut adalah beberapa tes pemeriksaan yang umum dokter lakukan.

  • Pemeriksaan fisik dan neurologis untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lainnya.
  • Tes neuropsikologis untuk menguji kemampuan bahasa, motivasi, memori, perhatian, suasana hati dan emosi, kualitas hidup, dan kepribadian pasien.
  • Tes MRI atau CT scan kepala untuk mencari kerusakan pada otak yang mungkin menjadi penyebab dari kondisi ini.
  • Adapun biasanya, dokter akan mendiagnosis gangguan saraf ini jika gejala muncul setelah pasien mengalami cedera otak, termasuk stroke.

    Bagaimana cara mengobati agnosia?

    Tidak ada obat dan pengobatan khusus untuk agnosia. Pengobatan yang dokter berikan tergantung pada jenis dan kondisi medis yang menyebabkan gejala ini.

    Misalnya, dokter mungkin akan memberikan obat antibiotik jika kondisi ini terjadi karena infeksi pada otak atau merekomendasikan operasi dan radioterapi jika penyebabnya adalah tumor otak.

    Namun, pada penderita stroke, kondisi agnosia mungkin akan bersifat permanen.

    Selain pengobatan tersebut. beberapa terapi juga dapat dokter rekomendasikan guna membantu menemukan cara untuk mengatasi gejala, misalnya terapi okupasi dan wicara.

    Terapis mungkin akan menyarankan untuk menggunakan informasi sensorik atau indera lain untuk mengenali objek atau orang.

    Contohnya, penderita agnosia pendengaran mungkin dapat mengatasi kondisinya dengan melihat objek atau orang yang ia dengar.

    Untuk informasi lebih lanjut, silakan berkonsultasi dengan dokter.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 25/11/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan