backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Penyakit Serebrovaskular

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 09/01/2023

Penyakit Serebrovaskular

Gangguan pembuluh darah di otak bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi yang termasuk ke dalam kelompok penyakit serebrovaskular. Ini merupakan penyakit gawat darurat yang bisa berakibat fatal sehingga perlu segera ditangani.

Apa itu penyakit serebrovaskular? 

Penyakit serebrovaskular atau cerebrovascular disease (CVA) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada kumpulan kondisi yang memengaruhi pembuluh darah di otak.

Penyakit ini bisa terjadi di semua jenis pembuluh darah arteri dan vena di otak. Namun, pembuluh darah yang paling terdampak yaitu,

  • arteri karotis yang ada di sepanjang leher bagian depan, dan
  • arteri vertebral di sepanjang keher bagian belakang.
  • Kondisi pembuluh darah di otak tersebut dapat meliputi penyempitan (stenosis), penggumpalan (trombosis), penyumbatan (emboli), atau pecah pembuluh darah (perdarahan).

    Kondisi ini juga bisa menyebabkan kekurangan aliran darah ke otak (iskemia) yang bisa merusak jaringan otak.

    Sel otak membutuhkan oksigen dan nutrisi dari darah. Saat tidak mendapat pasokan darah, sel otak bisa mati dalam beberapa menit.

    Ini bisa menyebabkan kerusakan permanen, cacat jangka panjang, atau bahkan kematian. Berikut beberapa kondisi yang termasuk penyakit CVA.

    • Aneurisma otak.
    • Malformasi arteriovenosa.
    • Malformasi kavernosa serebral.
    • Fistula arteriovenosa.
    • Fistula karotid-kavernosa.
    • Stenosis arteri karotis.
    • Transient ischemic attack (TIA) dan stroke.

    Meski tidak pada semua kasus, penyakit serebrovaskular paling sering memicu terjadinya stroke dengan gejala yang sama.

    Tanda dan gejala penyakit serebrovaskular

    Gejala penyakit serebrovaskular akan bergantung pada bagian otak yang rusak. Berikut beberapa gejala yang umum terjadi.

    • Masalah keseimbangan.
    • Linglung yang parah (delirium).
    • Pingsan.
    • Kehilangan penglihatan, penglihatan terpotong, atau penglihatan ganda.
    • Kelumpuhan atau kelemahan pada satu sisi tubuh atau wajah Anda.
    • Sakit kepala yang parah dan tiba-tiba.
    • Kesulitan berbicara atau memahami ucapan (afasia).
    • Bicara cadel (dysarthria).
    • Perubahan sensorik di satu sisi tubuh atau wajah Anda.

    Kapan harus ke dokter?

    Seseorang harus segera dibawa ke rumah sakit atau unit gawat darurat (UGD) jika menunjukan gejala stroke atau penyakit serebrovaskular lainnya.
    Dilansir dari Cleveland Clinic, The American Stroke Association menyarankan untuk segera cari pertolongan medis bila timbul gejala yang meliputi:
    • wajah terlihat menurun,
    • lengan terasa lemah, dan
    • sulit berbicara.

    Penyebab penyakit serebrovaskular

    Ada beberapa kondisi pada pembuluh darah yang bisa menjadi penyebab penyakit serebrovaskular, meliputi berikut ini.

    • Trombosis, yaitu gumpalan darah yang terbentuk tiba-tiba di dalam pembuluh darah ke otak. Penggumpalan biasanya terjadi di pembuluh darah yang sempit atau tidak normal. Luka pada lapisan dalam pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah sempit, kaku, dan kadang-kadang tidak teratur bentuknya.
    • Emboli, yaitu gumpalan darah yang mengalir dari bagian tubuh lain ke otak. Paling sering gumpalan terbentuk di jantung dan mengalir ke otak.
    • Perdarahan otak akibat pembuluh darah yang pecah. Kondisi ini biasanya dipicu oleh tekanan darah tinggi yang tidak terkendali.
    • Aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di arteri otak.
    • Kelainan susunan pembuluh darah di otak.
    • Cedera otak traumatis.

    Faktor risiko penyakit serebrovaskular

    Meski umumnya bisa terjadi pada siapa saja, risiko mengalami penyakit serebrovaskular bisa meningkat jika memiliki:

    • diabetes,
    • tekanan darah tinggi, atau
    • kolesterol tinggi.

    Pada jenis penyakit CVA tertentu, risiko juga bisa lebih besar pada kondisi berikut ini.

    • Sedang hamil.
    • Memiliki kondisi keturunan.
    • Mengalami cedera otak.
    • Menjalani terapi penggantian hormon.

    Diagnosis penyakit serebrovaskular

    silent stroke

    Penyakit serebrovaskular atau cerebrovascular disease adalah kondisi gawat darurat yang perlu segera ditangani. Untuk itu, dokter biasanya akan segera melakukan pemeriksaan secara lengkap.

    Pemeriksaan diawali dengan menanyakan gejala yang dialami dan juga riwayat kesehatan sebelumnya.

    Untuk melihat gejala secara langsung, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh untuk mendeteksi kondisi berikut.

    • Kondisi mental, seperti tingkat waspada dan pemahaman kondisi sekitar.
    • Kelainan pergerakan mata atau gangguan penglihatan.
    • Kelemahan atau kelumpuhan tubuh.
    • Kelainan panca indra di tubuh.
    • Gangguan berbicara, seperti kefasihan, pemahaman, dan penamaan.
    • Kehilangan keseimbangan dan koordinasi.
    • Vertigo atau sensasi ruangan seperti berputar.

    Apabila dokter menduga adanya penyakit CVA, beberapa pemeriksaan lanjutan juga akan dilakukan, seperti:

    • angiografi serebral,
    • angiogram tomografi terkomputasi koroner,
    • elektrokardiogram (EKG),
    • MRI (pencitraan resonansi magnetik), atau
    • lumbal pungsi.

    Pengobatan medis penyakit serebrovaskular

    Pengobatan penyakit serebrovaskular akan dilakukan sesuai dengan jenis penyakit yang dialami. Agar kerusakan otak tidak bertambah parah, pengobatan perlu dilakukan sesegera mungkin setelah gejala muncul.

    Untuk meningkatkan aliran darah ke otak, dokter biasanya akan memberikan obat-obatan yang meliputi:

    • obat tekanan darah,
    • obat pengencer darah (antikoagulan),
    • obat penurun kolesterol, dan
    • obat gula darah.

    Jika terjadi penyumbatan di pembuluh darah, operasi mungkin perlu dilakukan. Berikut beberapa pilihan operasi untuk cerebrovascular disease (CVA). 

    • Angioplasti karotid, dengan memasukan dan menggembungkan kateter berujung balon di dalam pembuluh darah untuk membuka sumbatan.
    • Endarterektomi karotis, dengan membuat sayatan di arteri karotis Anda untuk menghilangkan plak.
    • Stenting karotid, dengan memasukkan tabung logam sempit (stent) ke dalam arteri karotis untuk meningkatkan aliran darah.
    • Trombektomi mekanik yang diarahkan oleh kateter, dengan memasukkan kateter ke dalam arteri bersama dengan alat untuk menyedot bekuan darah.

    Pengobatan rumahan penyakit serebrovaskular

    Perawatan untuk penyakit serebrovaskular dapat dilanjutkan secara mandiri dirumah dengan:

    • menjalani gaya hidup sehat (seperti, olahraga teratur dan mengurangi stres), dan
    • minum obat sesuai gejala yang dialami.

    Jika fungsi otak sudah terganggu akibat penyakit ini, terapi mungkin juga perlu dilakukan untuk mengatasi kesulitan beraktivitas. Beberapa terapi tersebut meliputi:

    • terapi okupasi,
    • terapi fisik,
    • terapi psikologi, dan
    • terapi wicara.

    Meskipun penyakit serebrovaskular dapat menyebabkan kecacatan dan kematian, banyak penderita yang bisa terus menjalani kehidupan secara mandiri.

    Dengan catatan, peluang untuk sembuh akan lebih besar jika pengobatan bisa dilakukan sesegera mungkin. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 09/01/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan