backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Transplantasi Hati

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 30/07/2021

Transplantasi Hati

Definisi transplantasi hati

Transplantasi hati (cangkok hati) adalah operasi menggantikan organ hati pasien yang mengalami penyakit liver dengan hati yang sehat. Penggantian hati ini dapat dilakukan baik seluruhnya maupun sebagian yang berasal dari orang lain.

Prosedur ini pun terbagi menjadi dua jenis, yaitu donor yang berasal dari orang hidup dan donor hati dari pasien yang sudah meninggal. Cangkok hati dari donor hidup adalah alternatif ketika donor yang sudah meninggal belum tersedia. 

Donor hati dari pasien yang masih hidup dapat dilakukan karena hati manusia dapat tumbuh kembali setelah operasi pengangkatan sebagian organ. 

Umumnya, cangkok hati adalah pilihan terakhir ketika obat dan perawatan dari dokter tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Selain itu, prosedur ini juga dibutuhkan ketika Anda mengalami gagal hati dan tidak ada alat yang dapat menggantikan fungsi hati seutuhnya. 

Siapa yang membutuhkan donor hati?

Transplantasi hati biasanya disarankan untuk orang yang mengalami komplikasi akibat penyakit hati kronis stadium akhir atau sirosis hati.

Perlu diingat bahwa sebelum mendapatkan donor hati, Anda mungkin perlu menunggu mengingat permintaan cangkok hati cukup banyak.

Hal ini yang membuat tingkat kerusakan hati menjadi salah satu tolak ukur, apakah pasien benar-benar membutuhkan donor hati dalam waktu dekat. 

Itu sebabnya, tidak semua pasien dengan penyakit liver membutuhkan cangkok hati. Bahkan, ada beberapa kondisi kesehatan yang ternyata dianggap tidak diperbolehkan melakukan operasi cangkok hati, seperti penderita hipertensi paru yang parah. 

Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut. Penting bagi Anda untuk mendiskusikan semua kemungkinan pilihan perawatan untuk mengatasi penyakit hati kronis yang dialami. 

Persiapan

Transplantasi organ termasuk prosedur dengan persiapan yang cukup panjang. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mendapatkan antrian untuk operasi cangkok hati. 

1. Diskusikan dengan dokter

Jauh sebelum memasuki ruang operasi, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui apakah kondisi hati sesuai dengan syarat cangkok hati. Pasalnya, transplantasi hati merupakan pilihan pengobatan terakhir jika penanganan lain tidak berhasil. 

Selain itu, tidak semua orang dapat menjalani operasi ini, seperti kondisi tubuh tidak terlalu sehat yang membuat risiko operasi cukup besar. Bila Anda dan dokter merasa perawatan ini tepat, dokter akan merujuk Anda ke pusat transplantasi. 

2. Mendatangi pusat transplantasi 

Setelah mendapatkan rujukan dari dokter, Anda bisa mempertimbangkan untuk memilih pusat transplantasi berdasarkan beberapa hal, seperti:

  • jumlah dan jenis transplantasi yang dilakukan setiap tahun, 
  • tingkat kelangsungan hidup transplantasi di tempat tersebut, 
  • pertimbangkan layanan yang disediakan oleh pusat transplantasi, serta
  • pahami biaya yang akan dikeluarkan, baik sebelum maupun sesudah operasi. 
  • Anda juga akan menjalani pemeriksaan dari pihak pusat transplantasi untuk menentukan, apakah Anda memenuhi persyaratan atau tidak. Pemeriksaan tersebut berupa tes fungsi hati hingga pemeriksaan kesehatan secara umum. 

    Setelah pemeriksaan selesai dan kondisi tubuh cukup sehat menjalani transplantasi, Anda akan ditempatkan pada daftar tunggu operasi hati. 

    3. Menunggu donor hati yang cocok

    Normalnya, masa tunggu transplantasi donor yang telah meninggal dapat berlangsung kurang dari 30 hari hingga lebih dari 5 tahun. Berapa lama Anda menunggu juga tergantung pada seberapa parah tingkat kerusakan hati. 

    Selain itu, ada faktor lainnya yang menjadi bahan pertimbangan, seperti golongan darah, usia ukuran tubuh, dan kesehatan secara keseluruhan. 

    Bila donor hati dari orang yang meninggal ditemukan, pihak pusat transplantasi akan menghubungi Anda. Mereka akan memberitahu apa yang perlu dilakukan sebelum pergi ke rumah sakit dan meminta Anda untuk segera datang ke rumah sakit.

    4. Memastikan kecocokan donor hati

    Tidak hanya dari pusat transplantasi, pendonor hati juga dapat berasal dari anggota keluarga, teman, atau pasangan yang ingin menjadi donor hidup. 

    Pusat transplantasi yang nantinya akan menentukan apakah Anda dan orang tersebut memiliki golongan darah dan ukuran tubuh yang sesuai. Kemudian, mereka juga akan meminta calon pendonor untuk menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh. 

    Hal ini bertujuan agar dokter dapat mengetahui bagaimana fungsi hati pendonor hingga riwayat penyakit yang ia miliki. Bila sudah mendapat lampu hijau, Anda dan pendonor dapat melakukan proses transplantasi hati. 

    5. Menjaga kesehatan 

    Menjaga kesehatan liver merupakan bagian dari persiapan transplantasi hati yang paling penting, entah itu Anda tengah menunggu atau operasinya sudah dijadwalkan. Hal di bawah ini juga dapat bantu mempercepat pemulihan setelah operasi.

    • Minum obat sesuai resep. 
    • Ikuti pedoman diet dan jadwal olahraga. 
    • Rutin berkonsultasi dengan dokter. 
    • Menjaga kesehatan mental. 

    Prosedur

    Ada tiga prosedur yang terlibat ketika transplantasi hati berlangsung. Berikut ini ketiga prosedur yang terjadi saat operasi cangkok hati. 

    Pengangkatan hati donor

    Proses transplantasi hati biasanya diawali dengan operasi mengangkat jaringan hati yang sehati dari pendonor. Prosedur ini dapat dilakukan dengan mencangkokan sebagian jaringan hati dari donor yang hidup maupun telah meninggal kepada tubuh penerima donor. 

    Sebagian jaringan hati yang dicangkokkan dapat tumbuh kembali menjadi organ yang utuh dan normal. Hal ini juga berlaku pada sebagian jaringan hati yang tersisa pada pendonor hidup. 

    Operasi back table

    Setelah hati pendonor diangkat, tim dokter bedah mungkin akan membuat perubahan yang diperlukan pada jaringan hati agar sesuai dengan kebutuhan penerima donor. 

    Hal ini juga termasuk mengurangi ukuran hati yang dilakukan tepat sebelum memindahkannya ke tubuh penerima. 

    Operasi pencangkokan hati ke penerima

    Pencangkokan merupakan langkah terakhir dari transplantasi hati. Prosedur ini akan menanamkan jaringan hati yang sehat dari pendonor untuk menggantikan hati yang rusak atau gagal berfungsi. 

    Sebagai penerima donor, Anda akan berada di bawah pengaruh anestesi (obat bius) untuk mengurangi rasa sakit. Anda juga akan diberikan obat untuk mencegah kehilangan terlalu banyak darah. 

    Pada saat prosedur berlangsung, dokter akan membuat sayatan terbuka pada perut untuk mencangkok hati yang baru. Setelah itu, dokter juga akan memasang beberapa tabung medis agar fungsi tubuh tetap dapat bekerja setelah cangkok hati. 

    Kapan perlu kembali ke rumah usai operasi? 

    Anda kemungkinan dapat pulang ke rumah sekitar 2 minggu setelah operasi dilaksanakan. Donor yang masih hidup juga dapat pulang sekitar 1 minggu setelah operasi. 

    Dokter juga akan memberitahu kapan Anda dapat kembali beraktivitas normal. Anda mungkin baru dapat kembali beraktivitas seperti biasanya beberapa bulan setelah transplantasi hati. 

    Kebanyakan orang dapat kembali bekerja, aktif secara fisik, dan memiliki kehidupan seks yang normal bila rutin memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan hati Anda berfungsi dengan baik dan tidak memiliki masalah kesehatan lainnya.

    Efek samping dan risiko

    Prosedur transplantasi hati yang panjang dan tampak berbelit-belit ini sebenarnya bertujuan untuk mengurangi risiko komplikasi, baik setelah maupun saat operasi. 

    Di bawah ini beberapa hal yang perlu diwaspadai dari operasi cangkok hati. 

    Komplikasi cangkok hati

    Baik pada saat maupun setelah proses transplantasi hati dilakukan, ada sejumlah risiko yang perlu diwaspadai, yakni: 

    • komplikasi saluran empedu, seperti kebocoran saluran empedu, 
    • perdarahan, 
    • darah menggumpal
    • infeksi,
    • penolakan tubuh terhadap hati yang baru, 
    • kebingungan, serta 
    • kambuhnya penyakit hati setelah transplantasi. 

    Efek samping obat-obatan

    Setelah transplantasi hati, Anda akan minum obat selama sisa hidup untuk membantu mencegah tubuh menolak hati yang didonorkan. Obat anti penolakan ini ternyata bisa memicu berbagai efek samping, seperti: 

    Hasil

    Tingkat kelangsungan hidup transplantasi hati tentu tergantung pada kondisi setiap orang. Melansir Mayo Clinic, sekitar 75% orang yang menjalani cangkok hati umumnya dapat hidup setidaknya selama lima tahun.

    Artinya, setiap 100 orang yang mendapatkan donor hati akan ada 75 orang yang hidup selama lima tahun. Sementara 30 pasien lainnya akan meninggal dalam lima tahun. 

    Selain itu, penerima donor hati yang berasal dari donor hidup disebut memiliki kelangsungan hidup jangka pendek yang lebih baik. Hal ini dibandingkan dengan pasien yang menerima donor hati yang sudah meninggal. 

    Meski begitu, masih sulit untuk membandingkan hasil jangka panjang. Pasalnya, penerima donor dari yang masih hidup biasanya memiliki waktu tunggu yang lebih singkat untuk menjalani operasi.

    Tidak hanya itu, tingkat kerusakan hati mereka juga tidak separah penerima donor hati yang berasal dari donor yang sudah meninggal. 

    Gaya hidup

    Ada banyak tantangan yang perlu dilalui setelah transplantasi organ termasuk hati, terutama menghadapi kemungkinan komplikasi dan kembali ke kehidupan sehari-hari. 

    Jika Anda tidak melakukan perawatan yang tepat, akan sangat berbahaya bagi organ transplan dan keseluruhan kesehatan. Lantas, apa yang perlu dilakukan setelah cangkok hati dilakukan? 

    1. Selalu ikuti instruksi dari dokter

    Setelah cangkok hati, sistem imun tubuh akan menganggap donor hati sebagai objek asing dan berusaha untuk melindungi tubuh dengan menolaknya.

    Itu sebabnya, Anda perlu mengikuti resep dari dokter dan mengunjungi rumah sakit untuk pemeriksaan rutin. Bila Anda mengalami tanda-tanda infeksi seperti demam dan diare, segera periksakan diri ke dokter. 

    2. Hindari aktivitas berat

    Setelah pulang dari operasi, Anda juga perlu melindungi area operasi untuk mencegah infeksi dan komplikasi lainnya.

    Dengan begitu, Anda bisa kembali ke kehidupan normal yang aktif. Untuk itu, ada beberapa batasan yang perlu diingat sebagai berikut.

  • Tidak mengangkat beban lebih dari 2 kilogram (kg) selama 6 minggu pertama.
  • Hindari membawa barang seberat 9 kg selama 3 bulan pertama.
  • Hindari aktivitas yang menarik otot perut selama 3 bulan, seperti menyapu.
  • Mandi dengan shower lebih baik dibanding berendam.
  • Tidak berlari pada permukaan yang keras seperti aspal selama 6 bulan.
  • Tidak menjalani aktivitas fisik berat selama 1 tahun, seperti menaiki motor.
  • Hindari mengendarai mobil, terutama saat mengonsumsi obat pereda nyeri. 
  • Meski begitu, Anda masih bisa berolahraga ringan, seperti berjalan, bersepeda, atau berenang. Namun, pastikan dahulu jenis olahraga yang hendak dilakukan sesuai dengan kondisi tubuh setelah menjalani operasi hati. 

    3. Pola makan sehat

    Agar proses pemulihan lebih cepat, Anda juga dianjurkan untuk makan sehat dengan gizi yang seimbang. Dokter dan ahli gizi akan bekerja sama membuat rencana pola makan yang sehat untuk memenuhi kebutuhan gizi Anda.

    Anda juga perlu menghindari makanan tertentu agar obat yang diresepkan dokter bekerja dengan baik. Sebagai contoh, hindari konsumsi buah jeruk bali untuk mencegah pengaruh buruk terhadap obat imunosupresan.

    Selain itu, Anda juga perlu membatasi beberapa hal ini agar fungsi hati yang baru bekerja dengan baik, seperti: 

    • garam, 
    • kolesterol, 
    • makanan mentah,
    • gula, dan
    • lemak.

    Penting pula untuk mengurangi hingga berhenti minum alkohol dan tidak merokok untuk menjaga kesehatan hati.

    Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 30/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan