backup og meta

Cara Mengobati Penyakit HIV, Plus Mengatasi Gejala-Gejala yang Muncul

Cara Mengobati Penyakit HIV, Plus Mengatasi Gejala-Gejala yang Muncul

Penyakit HIV/AIDS tidak bisa disembuhkan. Meski demikian, bukan berarti hal tersebut menjadi halangan bagi ODHA (orang dengan HIV dan AIDS) untuk mendapatkan perawatan medis. Perkembangan infeksi virus di dalam tubuh masih dapat dikendalikan dengan terapi yang tepat. Berikut adalah beragam cara mengatasi penyakit HIV, plus pengobatan lain yang bisa dilakukan untuk mengobati gejala yang muncul. 

Cara tepat mengatasi penyakit HIV

Gejala penyakit HIV membuat sistem kekebalan tubuh melemah secara bertahap. Infeksi yang disebabkan HIV juga dapat berkembang dengan sangat cepat. Hal ini kemudian membuat penderitanya cenderung lebih rentan terkena penyakit oportunistik dan komplikasi kronis lainnya.

Namun, bukan berarti dunia kedokteran tidak memiliki beragam cara untuk mengatasi perkembangan penyakit HIV agar setiap pengidapnya tetap dapat hidup panjang umur.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi penyakitnya sejak pertama kali terdiagnosis positif HIV:

1. Mulai pengobatan ART

Cara pertama dan yang paling diutamakan untuk mengatasi penyakit HIV adalah dengan menjalani pengobatan.

Pengobatan HIV dengan kombinasi obat antiretroviral (ART) tidak hanya membantu menekan jumlah virus (viral load) untuk mengendalikan gejala dan risiko komplikasi, tapi juga mencegah penularan virus ke orang lain. Dokter menganjurkan semua pengidap AIDS dan HIV untuk mulai terapi ART sesegera mungkin setelah diagnosis.

Terdapat lima kelas obat ARV yang digunakan sebagai cara mengatasi penyakit HIV, yang meliputi:

  • Entry inhibitors
  • Nucleoside reverse transcriptase inhibitors
  • Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors
  • Integrase inhibitors
  • Protease inhibitors

Obat-obatan ini tidak secara sekaligus membunuh virus HIV dalam sekali waktu. Fokus pengobatan HIV melalui ARV adalah dengan menarget virus dalam setiap siklus hidupnya pada masing-masing stadium penyakit. Dengan cara ini, virus tidak dapat mereplikasi diri.

Sangat penting bagi para ODHA untuk konsisten dan rutin minum obat sesuai yang diresepkan dokter. Pasalnya, takaran dosis yang diubah sembarangan  dapat mengarah meningkatkan risiko kegagalan pengobatan, bahkan munculnya efek samping ARV yang berbahaya.

Melewatkan dosis obat pun dapat berisiko membuat virus berkembang makin banyak dan menyebabkan mereka kebal terhadap obat-obatan. Virus yang tidak lagi merespon terhadap kerja obat akan semakin ganas menyerang sistem imun.

2. Jaga pola makan sehat

ODHA rentan mengalami penurunan berat badan secara drastis. Selain itu, kemungkinan Anda juga mengalami diare, lemas, dan demam yang membuat asupan gizi dari makanan makin terbatas.

Maka itu, sangat penting bagi setiap ODHA mengimbangi pengobatan dengan menjaga pola makan sehat. Merencanakan pola makan yang tepat bagi ODHA dapat menjadi cara mempertahankan status gizi dan juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Pastikan makanan yang Anda konsumsi berkalori tinggi tapi tetap bergizi seimbang yang meliputi protein, karbohidrat, serat, lemak baik, serta vitamin dan mineral.

Beberapa cara berikut ini juga dapat membantu mengatasi berat badan yang turun drastis akibat penyakit HIV:

  • Konsultasi ke dokter gizi untuk mendapatkan informasi makanan atau daftar nutrisi apa  yang harus dikonsumsi selama mengidap HIV.
  • Minum suplemen tinggi protein sesuai rekomendasi dokter gizi. 

Jika badan penderita HIV semakin kurus, maka semakin banyak pula kalori yang dibutuhkan.

3. Rutin olahraga

Sistem imun yang melemah akibat infeksi HIV dapat menimbulkan gejala berupa kelemahan kronis tanpa alasan.

Meski demikian, bukan berarti hidup dengan HIV membuat Anda tidak lagi bisa berolahraga. Rutin melakukan aktivitas fisik ringan justru dapat membantu menguatkan sistem imun tubuh untuk melawan infeksi.

Sebuah penelitian dari American Journal of Lifestyle Medicine menemukan bahwa olahraga dengan intensitas rendah sampai sedang dapat membantu para ODHA terhindar dari berbagai risiko infeksi virus lainnya.

Pilihlah jenis olahraga yang Anda sukai, entah itu yoga, berlari, bersepeda, berenang, atau bahkan sekadar jalan kaki. Coba juga membangun massa otot Anda dengan latihan angkat beban atau latihan kekuatan, seperti push-up dan squat.

Melakukan sesuatu hal yang memang Anda sukai dapat mendorong Anda untuk tetap konsisten melakukannya, termasuk dalam urusan olahraga.

4. Cegah penularan kepada orang lain

Jika Anda terinfeksi HIV, tidak cukup hanya dengan menerapkan berbagai cara di atas untuk mengatasi penyakit menular ini. Anda juga perlu melindungi orang-orang di sekitar dari penyebaran HIV. Bagaimana?

Infeksi HIV sangat mudah menyebar melalui cairan tubuh tertentu yang mengandung virus, misalnya darah, air mani (yang mengandung sperma), cairan praejakulasi, cairan rektum, cairan vagina, dan ASI.

Nah, salah satu cara untuk mengatasi penyebaran penyakit HIV adalah dengan melakukan hubungan seks aman menggunakan kondom. Anda juga akan disarankan untuk tidak membuat tato atau tindikan di badan, serta mendonorkan darah selama terdiagnosis positif HIV.

Apabila Anda wanita dan sedang hamil, dokter akan menyarankan Anda untuk mencegah penularan HIV kepada bayi dengan melakukan operasi caesar dan tidak menyusui eksklusif.

Cara mengatasi penyakit HIV berdasarkan gejala umumnya

Semakin banyak virus di dalam tubuh, infeksi HIV akan menghancurkan semakin banyak sel CD4 yang berfungsi melawan penyakit. Akibatnya, tubuh Anda akan jadi gampang sakit.

Nah, beragam gejala dan masalah kesehatan lain yang menyertai infeksi HIV mungkin membutuhkan cara pengobatannya masing-masing selain dengan obat ARV.

Berikut adalah beberapa cara mengatasi penyakit yang muncul sesuai dengan gejala HIV yang dialami secara umum.

1. Kulit kering dan gatal 

Kulit kering, gatal adalah salah satu gejala yang muncul saat sistem kekebalan tubuh rusak akibat HIV. Untuk mengendalikan gejala penyakit HIV ini, berikut adalah beberapa cara mengatasi HIV yang bisa Anda lakukan:

  • Oles krim antijamur atau antibakteri sesuai saran dokter
  • Gunakan obat steroid dan antihistamin dari dokter
  • Jangan lupa pakai pelembab

Pada beberapa orang HIV, ada yang mengalami moluskum kontagiosum. Ini adalah infeksi virus yang menimbulkan benjolan kecil berwarna daging pada kulit. Benjolan dapat timbul menyebar pada orang dengan HIV.

Jadi cara mengatasi penyakit HIV yang terbaik saat mengalami kondisi ini adalah dengan segera temui dokter kulit untuk perawatan segera.

2. Ruam merah

Ruam kulit kemerahan  yang timbul pada gejala HIV bisa menimbulkan rasa nyeri, bahkan sampai melepuh. Kondisi ini bisa disebabkan oleh herpes zoster, jika memang sebelumnya Anda pernah menderita cacar air. 

Biasanya, herpes zoster memengaruhi orang yang berusia di atas 60 tahun. Tetapi jika Anda terinfeksi HIV, Anda bisa terkena di usia muda sekalipun, walaupun Anda lebih muda.

Cara mengatasi HIV yang tepat jika kondisi ini terjadi adalah dengan segera hubungi dokter sembari melakukan beberapa cara mengatasi HIV berupa ruam gatal  ini di rumah:

Berikut adalah cara mengatasi penyakit HIV yang menimbulkan ruam:

  • Minum pereda nyeri seperti ibuprofen
  • Oles losion calamin
  • Mandi berendam oatmeal koloid
  • Kompres dingin bagian yang gatal dan panas

3. Demam

Demam adalah salah satu gejala paling umum dari HIV. Demam terjadi sebagai tanda adanya peradangan dalam tubuh Anda akibat sistem imun yang sedang bekerja keras melawan virus.

Cara mengatasi HIV yang menyebabkan demam adalah dengan minum ibuprofen atau acetaminophen. Kompres hangat juga di lipatan tubuh Anda seperti lipatan leher, ketiak, dan selangkangan untuk membantu turunkan demam.

Apabila demam tidak kunjung membaik selama 2 sampai 3 hari, cara mengatasi HIV yang terbaik adalah dengan segera ke dokter untuk diobati.

4. Batuk

Batuk adalah salah satu tanda bahwa tubuh Anda mengeluarkan zat asing dari dalam saluran pernapasan dengan baik. Namun batuk yang terjadi selama berminggu-minggu tanpa membaik, bisa menjadi salah satu gejala HIV.

Jika tidak segera ditangani dengan cara mengatasi HIV yang tepat, maka kondisi ini bisa sangat mengganggu rutinitas penderita HIV.

Orang HIV dengan jumlah sel CD4 yang rendah rentan mengalami infeksi paru-paru yang disebut pneumonia. Gejala utamanya bisa batuk kering, sesak napas, badan pun jadi lelah. Cara mengatasi HIV yang terbaik adalah dengan segera ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan dan pemberian obat batuk. 

Anda bisa meredakan batuk akibat HIV dengan cara seperti:

  • Gunakan humidifier di rumah
  • Minum banyak air mineral agar tidak dehidrasi
  • Mengonsumsi makanan hangat seperti sop ayam hangat untuk meredakan rasa gatal di tenggorokan. 

5. Diare 

Diare yang berlangsung lama biasanya sering dialami oleh dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, salah satunya orang HIV.

Wajib konsultasi ke dokter sebagai cara mengatasi HIV yang menyebabkan diare akibat infeksi yang disebabkan HIV.

Sedangkan untuk perawatan di rumah, Anda bisa mengobati diare dengan cara mengatasi HIV berikut ini:

  • Makan makanan yang baik dikonsumsi saat diare seperti pisang, nasi, dan kentang. Makanan tersebut mudah dicerna perut yang sedang diare
  • Banyak minum air mineral agar tetap terhidrasi dengan baik

 

 

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Best ways to treat HIV https://www.webmd.com/hiv-aids/treat-hiv-symptoms#2 Diakes pada 13 Desember 2019.

https://www.avert.org/living-with-hiv/health-wellbeing/taking-care-of-yourself Diakses pada 13 Desember 2019

Healthy living HIV https://www.cdc.gov/hiv/basics/livingwithhiv/healthy-living.html Diakses pada 13 Desember 2019

Antiretrovirals Overview.https://www.verywellhealth.com/what-are-antiretrovirals-and-how-do-they-work-49639.Diakses pada 14 Januari 2020

 

Versi Terbaru

18/12/2020

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Rena Widyawinata


Artikel Terkait

6 Jenis Hormon Reproduksi Manusia dan Fungsinya

Bisakah Tertular HIV di Kolam Renang?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 18/12/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan