backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Jenis Hepatitis Berdasarkan Penyebabnya, Apa Saja?

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 05/05/2022

    Jenis Hepatitis Berdasarkan Penyebabnya, Apa Saja?

    Penyakit hepatitis menyebabkan peradangan organ hati dan mengakibatkan gangguan hati. Hepatitis disebabkan oleh infeksi virus. Namun, kebiasaan dan faktor genetik juga memengaruhi. Itu sebabnya, jenis hepatitis dibagi dua, virus hepatitis dan hepatitis non-virus.

    Jenis hepatitis akibat infeksi virus

    Virus penyebab hepatitis

    Penyakit hepatitis akibat infeksi virus adalah salah satu hepatitis yang paling banyak dialami oleh masyarakat. Para ahli kemudian membagi virus hepatitis menjadi lima jenis yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. 

    Kelima virus ini dapat memicu hepatitis akut yang dapat berlangsung selama kurang lebih 6 bulan. Menurut Riset Kesehatan Dasar pada 2014 diperkirakan terdapat 28 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi hepatitis B dan hepatitis C. 

    Walaupun setiap virus memiliki karakteristik yang berbeda, infeksi dari kelima virus ini menunjukkan tanda dan gejala hepatitis yang mirip. Berikut ini informasi selengkapnya tentang jenis hepatitis akibat infeksi virus. 

    Hepatitis A

    Hepatitis A yaitu jenis hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV). Penyakit ini termasuk infeksi hati menular dan termasuk endemik di negara berkembang. Pasalnya, hepatitis A berkaitan dengan kebersihan lingkungan serta perilaku bersih dan sehat. 

    Selain itu, sistem sanitasi di negara berkembang juga menjadi faktor penyebab meluasnya penyebaran HAV. Ada pun beberapa kondisi yang menjadi cara penularan hepatitis A, seperti: 

  • konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi virus, 
  • penggunaan air yang tercemar oleh feses penderita hepatitis A, dan 
  • berkontak langsung dengan penderita, seperti berhubungan seks dengan penderita hepatitis
  • Walaupun jumlah kasusnya cukup banyak, hepatitis A termasuk penyakit dengan gejala yang ringan hingga sedang. Kebanyakan orang bisa sembuh total dan kebal terhadap infeksi HAV. 

    Meski begitu, infeksi virus hepatitis A juga bisa berkembang menjadi hepatitis kronis dan menyebabkan kondisi yang parah. Itu sebabnya, program vaksinasi hepatitis A diperlukan untuk mencegah penyakit ini. 

    Hepatitis B

    Virus hepatitis B

    Hepatitis B yaitu infeksi hati serius yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Virus ini dapat ditularkan lewat kontak dengan darah, air mani, dan cairan tubuh lainnya yang terkontaminasi virus. 

    Penularan jenis hepatitis virus ini pun bisa terjadi melalui beberapa hal, yaitu: 

    • transfusi darah yang terkontaminasi HBV, 
    • penggunaan jarum suntik yang terpapar virus HBV, 
    • berbagi narkoba suntik, dan
    • ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya saat melahirkan.

    Umumnya, hepatitis ini dapat berlangsung selama 6 bulan atau hepatitis akut. Bila lebih dari 6 bulan, artinya Anda mengalami gejala hepatitis B yang kronis. Penyakit hepatitis yang satu ini lebih sering terjadi pada bayi yang ditularkan saat proses persalinan. 

    Jika tidak segera ditangani, hepatitis B dapat meningkatkan risiko komplikasi penyakit hati lainnya, seperti sirosis hati, kanker hati, dan gagal hati. Itu sebabnya, Anda perlu langsung berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan hepatitis bila mengalami gejala HBV.

    Untungnya, kini sudah ada program vaksin hepatitis B sebagai bentuk upaya pencegahan yang dipercaya aman dan efektif. 

    Hepatitis C

    Sakit autoimun penyebab hepatitis

    Hepatitis C merupakan peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (HCV). Bila dibiarkan, infeksi ini dapat merusak organ hati dan menimbulkan komplikasi serius. 

    Cara penularan hepatitis C pun tidak jauh berbeda dengan jenis hepatitis lainnya, yaitu melalui kontak dengan darah yang terkontaminasi. 

    Pada kebanyakan kasus hepatitis C, darah HCV menempel pada jarum suntik yang dipakai bersama-sama untuk obat atau pembuatan tato. Penularan lewat hubungan seksual mungkin dapat terjadi, tetapi cukup jarang ditemukan. 

    Dibandingkan penyakit hepatitis lainnya, hepatitis C termasuk penyakit yang cukup berbahaya. Pasalnya, belum ada vaksin yang dapat mencegah HCV. Oleh sebab itu, dengan menghindari faktor risiko sangat dianjurkan untuk bebas dari serangan infeksi virus ini. 

    Hepatitis D

    Hepatitis D (HDV) atau juga bisa disebut sebagai virus delta adalah jenis hepatitis yang paling jarang ditemukan. Walaupun demikian, hepatitis D juga termasuk hepatitis yang cukup berbahaya. 

    Hal ini dikarenakan hepatitis D memerlukan HBV untuk berkembang biak. Oleh karena itu, penyakit hepatitis D hanya bisa ditemukan pada penderita hepatitis B.

    Dengan adanya virus hepatitis D dan B di dalam tubuh, kedua virus tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih buruk.

    Kabar baiknya, hepatitis D dapat dicegah dengan mendapatkan vaksin hepatitis B. Akan tetapi, upaya pencegahan ini hanya berhasil pada orang yang belum pernah menderita hepatitis B.

    Hepatitis E

    Hepatitis E yaitu jenis hepatitis yang cara penularannya hampir mirip dengan HAV, yaitu melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi virus hepatitis E (HEV).

    Selain itu, konsumsi daging setengah matah atau mentah, dan transfusi darah yang terinfeksi juga bisa menjadi faktor risiko.

    Wabah penyakit ini biasa terjadi di sejumlah negara berkembang, seperti beberapa daerah di Asia, termasuk di Indonesia. 

    Sejauh ini belum ada vaksin untuk mencegah hepatitis E, sehingga Anda perlu menjalani gaya hidup yang bersih dan sehat untuk menghindari penyakit ini.

    Jenis hepatitis non-virus

    Selain infeksi virus, hepatitis juga bisa disebabkan oleh faktor lainnya, mulai dari pola hidup hingga kelainan genetik. Berikut ini ada beberapa jenis hepatitis yang tidak disebabkan oleh infeksi virus (non-virus).

    Hepatitis alkoholik

    hepatitis alkoholik

    Hepatitis alkoholik yaitu peradangan dalam hati yang terjadi akibat konsumsi alkohol dalam jangka waktu yang lama. Meski begitu, orang yang ketergantungan terhadap alkohol tidak lantas mengidap jenis hepatitis ini. 

    Pada beberapa kasus, orang yang mengonsumsi alkohol dalam batas normal pun dapat berisiko terkena penyakit ini. 

    Penyakit hepatitis yang satu ini dapat berkembang menjadi gangguan fungsi hati yang serius, seperti sirosis hati. 

    Sayangnya, belum ada obat khusus untuk mengatasi sirosis. Pasalnya, jaringan hati yang normal akan rusak dan tergantikan oleh jaringan parut. Akibatnya, hati akan berhenti berfungsi dan meningkatkan risiko kematian. 

    Gejala yang ditimbulkan dari hepatitis alkoholik tidak jauh berbeda dengan hepatitis akibat infeksi virus, seperti kehilangan nafsu makan hingga kemunculan penyakit kuning

    Maka dari itu, pengobatan hepatitis alkoholik lebih berfokus terhadap menghentikan konsumsi minuman beralkohol. Bila kondisi hati sudah rusak parah, transplantasi hati mungkin menjadi pilihan sebagai solusi terakhir untuk mengatasi penyakit ini. 

    Hepatitis autoimun

    hepatitis autoimun adalah

    Dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya, hepatitis autoimun terjadi ketika sistem imun tubuh menyerang sel-sel hati. Penyebab penyakit hepatitis ini belum diketahui, tetapi ada kemungkinan disebabkan oleh kelainan genetik yang berkembang akibat faktor lingkungan. 

    Jika tidak ditangani dengan tepat, hepatitis autoimun dapat berujung pada pengerasan hati dan kegagalan fungsi hati. Walaupun bukan penyakit menular, penyakit ini tidak dapat dicegah. 

    Gejala yang dialami setiap penderitanya pun bervariasi, mulai dari nyeri sendi dan mual, hingga munculnya penyakit kuning. Bila sudah parah, hepatitis autoimun dapat menyebabkan asites atau penumpukan cairan pada perut dan kebingungan mental. 

    Oleh karena itu, pengobatan yang tepat diperlukan untuk mengatasi masalah ini, seperti: 

    • obat kortikosteroid (prednisone), 
    • pengobatan immunosuppressive (Azathioprine dan 6-mercaptopurine). 

    Ada kemungkinan pengobatan ini dilakukan seumur hidup sebagai upaya untuk mengendalikan gejala yang muncul. 

    Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi dan diagnosis berdasarkan jenis hepatitis yang dialami.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 05/05/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan