backup og meta

7 Penyebab Ereksi Tidak Maksimal pada Penis Pria

7 Penyebab Ereksi Tidak Maksimal pada Penis Pria

Ereksi penis adalah hasil dari interaksi kompleks antara sistem saraf, hormon, pembuluh darah, dan otot polos. Jika terjadi gangguan pada interaksi ini, salah satu dampaknya ialah ereksi tidak maksimal atau kurang keras. Pelajari lebih lanjut mekanismenya dalam penjelasan berikut ini.

Hal yang menyebabkan ereksi penis tidak maksimal

Ada berbagai kondisi atau penyakit yang dapat membuat ereksi penis menjadi tidak maksimal. Jika dibiarkan, masalah ini bisa memengaruhi performa dan kenikmatan saat berhubungan intim.

Dengan mengetahui penyebabnya, tentu Anda bisa mencari tahu cara mengatasinya. Nah, berikut ini adalah penjelasan mengenai penyebab penis tidak keras saat berhubungan intim.

1. Kekurangan vitamin D

jenis vitamin untuk puasa

Penelitian dalam Journal of Sexual Medicine (2014) menemukan bahwa pria yang mengalami impotensi memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah. 

Jika Anda kekurangan vitamin D, pembuluh arteri Anda akan menjadi lebih kaku. Hal ini dapat memperlambat aliran darah, termasuk yang bergerak menuju penis.

Karena penis membutuhkan aliran darah untuk bisa ereksi, peredaran darah yang tidak lancar akan turut mengganggu proses terjadinya ereksi. 

Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan sumber vitamin D dengan berjemur di bawah sinar matahari pagi.

Anda juga dapat memenuhi kebutuhan vitamin D ini dengan mengonsumsi sereal, oatmeal, roti, telur, ikan berlemak, minyak ikan, dan hati sapi.

2. Kurang asupan kafein

Menurut sebuah artikel ilmiah terbitan PloS One (2015), sekitar 42% pria yang minum kopi sebanyak dua gelas per hari lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami masalah ereksi. 

Dalam dua gelas kopi terkandung setidaknya 85–170 miligram (mg) kafein. Salah satu efek kafein adalah merilekskan pembuluh darah dan otot, termasuk otot penis.

Kafein di dalam tubuh bisa turut meningkatkan aliran darah ke penis ketika tubuh memperoleh rangsangan seksual. Meski begitu, patut diingat bahwa hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut.

3. Memiliki penyakit yang memicu impotensi

Disfungsi ereksi atau impotensi merupakan masalah seksual pada pria yang paling sering menjadi penyebab ereksi penis tidak keras.

Hal ini bisa berakar dari sejumlah masalah kesehatan, contohnya diabetes. Pada pengidap diabetes, kadar glukosa yang tinggi bisa menimbulkan komplikasi berupa kerusakan saraf.

Kerusakan saraf dapat memengaruhi penis ketika berhubungan intim sehingga ereksi menjadi tidak maksimal atau kurang keras. 

Contoh masalah kesehatan lainnya adalah penyakit jantung. Peredaran darah yang terhambat bisa membuat darah tidak mampu mencapai area penis secara maksimal.

4. Gangguan psikologis

Ereksi penis yang tidak keras juga dapat disebabkan oleh suasana hati yang buruk. Kondisi ini bisa muncul saat pria mengalami depresi, stres, atau gangguan kecemasan.

Perasaan tertekan untuk memuaskan pasangan ataupun kekhawatiran tidak mampu menyenangkan pasangan juga bisa membuat ereksi menjadi tidak maksimal.

Untuk mengatasi masalah ereksi kurang keras yang berkaitan dengan faktor psikologis, Anda perlu bersikap jujur dan terbuka terhadap pasangan.

Komunikasikan perasaan dan kecemasan Anda secara terbuka. Mintalah pengertian pasangan hingga Anda bisa mengendalikan stres dan kecemasan tersebut. 

5. Tidak berhubungan intim rutin

Studi lama dalam The American Journal of Medicine (2008) menyimpulkan bahwa berhubungan intim secara rutin mampu menurunkan risiko disfungsi ereksi pada pria.

Berdasarkan penelitian tersebut, pria berusia 55–75 tahun yang berhubungan intim kurang dari sekali dalam seminggu berisiko dua kali lebih besar untuk susah mendapatkan ereksi maksimal.

Namun, solusi untuk masalah yang mengarah pada impotensi ini tidak sesederhana melakukan hubungan intim secara teratur.

Pasalnya, gangguan seksual dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, meliputi faktor sosial, emosional, dan fisik. 

6. Kelelahan

disfungsi ereksi

Kelelahan bisa menjadi penyebab gairah seks hilang, terutama saat Anda terbiasa berhubungan intim pada malam hari.

Studi dalam The World Journal of Men’s Health (2019) menyebutkan bahwa kelelahan berhubungan yang erat dengan masalah kesulitan ereksi pada pria.

Riset tersebut juga memaparkan bahwa tidur terlalu larut, kurang tidur, dan gangguan tidur bisa memengaruhi fungsi alat reproduksi pria.

7. Konsumsi alkohol berlebihan

Alkohol mempunyai dampak yang memperlambat aktivitas sistem saraf pusat. Itu artinya, zat ini dapat mengganggu proses penalaran otak, seperti menghambat reaksi spontan atau refleks.

Konsumsi alkohol yang terlalu sering juga dapat memengaruhi proses ereksi. Pasalnya, ereksi berkaitan dengan kerja sistem saraf untuk merespons rangsangan.

Alkohol juga bersifat diuretik yang berarti bisa membuat tubuh lebih sering buang air kecil. Hal ini bisa membuat Anda mengalami dehidrasi.

Selanjutnya, dehidrasi dapat menurunkan volume darah di dalam tubuh sehingga aliran darah ke penis terhambat dan menyebabkan penis kurang keras saat ereksi.

Cara mengatasi ereksi penis yang kurang keras

Anda dapat mencoba berbagai cara di bawah ini untuk memastikan penis keras dan tahan lama selama berhubungan intim dengan pasangan.

  • Rutin berolahraga untuk menunjang kebugaran tubuh agar ereksi kembali normal.
  • Tidak menggunakan obat kuat yang dijual di pasaran tanpa resep dokter.
  • Jaga berat badan ideal dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
  • Hindari konsumsi alkohol dan berhenti merokok.
  • Tidak memakai obat kuat alami yang kebenaran klaimnya belum teruji secara klinis.
  • Atur pola dan waktu tidur yang sehat agar tidak menyebabkan kelelahan. 
  • Bicarakan dengan pasangan terkait permasalahan yang sedang Anda hadapi. 
  • Konsultasikan masalah psikologis Anda dengan ahli kesehatan mental, baik psikolog atau psikiater.

Ereksi tidak maksimal tidak selalu berarti Anda mengalami impotensi. Terdapat pula beberapa faktor jangka panjang dan pendek yang membuat Anda bisa mengalami kondisi ini.

Apabila masalah ini sampai mengganggu kualitas hubungan Anda, Anda tidak perlu ragu untuk berkonsultasi dengan dokter yang kompeten dalam menangani masalah seksual. 

Kesimpulan

  • Ereksi penis tidak maksimal bisa disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, dan kebiasaan hidup yang kurang sehat.
  • Hal ini mencakup kekurangan vitamin D dan kafein, kelelahan, impotensi, minum alkohol berlebihan, tidak berhubungan intim rutin, hingga gangguan psikologis.
  • Jika gangguan ereksi terus berlanjut meski Anda sudah menerapkan gaya hidup sehat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar Anda memperoleh penanganan yang tepat.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What is erectile dysfunction? (2023). Cleveland Clinic. Retrieved January 23, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10035-erectile-dysfunction

Definition & facts for erectile dysfunction. (2017). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Retrieved January 23, 2025, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/erectile-dysfunction/definition-facts

Alcohol and temporary erectile dysfunction. (n.d.). Sexual Medicine Society of North America. Retrieved January 23, 2025, from https://www.smsna.org/patients/did-you-know/alcohol-and-temporary-erectile-dysfunction

Cho, J. W., & Duffy, J. F. (2019). Sleep, sleep disorders, and sexual dysfunction. The World Journal of Men’s Health, 37(3), 261. https://doi.org/10.5534/wjmh.180045

Lopez, D. S., Wang, R., Tsilidis, K. K., Zhu, H., Daniel, C. R., Sinha, A., & Canfield, S. (2015). Role of caffeine intake on erectile dysfunction in US men: Results from NHANES 2001-2004. PLOS ONE, 10(4), e0123547. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0123547

Barassi, A., Pezzilli, R., Colpi, G. M., Romanello, M. M., & D’Eril, G. V. (2014). Vitamin D and erectile dysfunction. The Journal of Sexual Medicine, 11(11), 2792-2800. https://doi.org/10.1111/jsm.12661

Koskimäki, J., Shiri, R., Tammela, T., Häkkinen, J., Hakama, M., & Auvinen, A. (2008). Regular intercourse protects against erectile dysfunction: Tampere Aging Male Urologic Study. The American journal of medicine, 121(7), 592–596. https://doi.org/10.1016/j.amjmed.2008.02.042

Versi Terbaru

04/02/2025

Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Penis Sering Ereksi, Adakah Manfaat dan Bahayanya?

Apakah Masturbasi Dapat Menyebabkan Disfungsi Ereksi?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan