Ereksi penis merupakan hasil dari interaksi kompleks antara sistem pusat perifer saraf, hormon, pembuluh darah, dan otot polos. Ereksi tidak maksimal terkadang terjadi karena faktor kesehatan fisik maupun psikologis.
Pikiran dan perasaan pria mendorong kemampuan mereka untuk terangsang dan mempertahankan ereksi. Lantas, apa penyebab dari ereksi penis yang kurang keras?
Hal yang menyebabkan ereksi penis tidak keras
Ereksi penis yang kurang keras dan terasa lembek bisa memengaruhi performa dan kenikmatan seksual saat berhubungan intim.
Beberapa hal bisa memengaruhi penis yang tidak bisa ereksi secara maksimal. Jika mengetahui penyebabnya, tentu Anda bisa mencari tahu cara mengatasinya.
Berikut adalah penjelasan mengapa penis tidak keras saat berhubungan seksual.
1. Kekurangan vitamin D
Sebuah studi dalamJournal of Sexual Medicine (2014) menemukan pria yang mengalami impotensi, sehingga ereksi penis tidak bisa keras, memiliki kadar vitamin D dalam tubuh yang lebih rendah.
Kandungan vitamin D memiliki peranan penting dalam tubuh pria dalam melancarkan peredaran darah.
Tubuh pria yang kekurangan vitamin D kemungkinan besar memiliki peredaran darah yang kurang lancar, termasuk menuju ke penis saat terjadinya proses ereksi.
Maka itu, penting untuk memperolehsumber vitamin D dengan berjemur di bawah sinar matahari pagi.
Anda juga bisa memenuhi kebutuhan vitamin D dengan mengonsumsi sereal oatmeal, roti, telur, dan daging salmon.
2. Kurang asupan kafein
Sebuah artikel ilmiah terbitan PloS one (2015) menunjukkan bahwa sekitar 42% pria yangminum kopi kurang lebih dua gelas kopi per hari lebih kecil kemungkinannya mengalami ereksi tidak normal.
Dalam dua gelas kopi tersebut mengandung setidaknya 85 – 170 miligram kafein. Kurang asupan kafein mungkin bisa memicu kondisi ereksi tidak keras.
Salah satu manfaat kafein adalah berpotensi membantu merilekskan pembuluh darah dan otot dalam penis.
Hal tersebut meningkatkan aliran darah ke penis saat tubuh memperoleh rangsangan seksual. Meski demikian, temuan ini membutuhkan studi lebih lanjut.
3. Menderita penyakit yang memicu impotensi
Disfungsi ereksi atau impotensi umumnya menjadi masalah seksual pada pria sehingga ereksi penis tidak keras.
Kondisi ini bisa dipicu oleh penyakit lain, seperti diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
Kadar glukosa dalam tubuh yang tinggi pada penderita diabetes dapat menimbulkan komplikasi berupa kerusakan saraf.
Kondisi ini bisa memengaruhi sensasi penis saat melakukan hubungan seksual, sehingga ereksi menjadi tidak maksimal.
Penyakit jantung akibat terhambatnya peredaran darah juga bisa menyebabkan darah tidak mampu mencapai area penis secara maksimal.
4. Gangguan psikologis
Ereksi penis yang tidak maksimal bisa disebabkan oleh kondisi suasana hati atau mood yang tidak sesuai.
Saat sedang mengalamidepresi, stres, atau gangguan kecemasan, pria bisa mengalami ereksi yang tidak maksimal.
Untuk mengatasinya, sebaiknya Anda jujur dan terbuka terhadap pasangan.
Komunikasikan perasaan Anda yang menghambat ereksi tidak berjalan dengan normal. Mintalah pengertian hingga Anda bisa mengendalikan stres dan rasa cemas.
Ringkasan
Perasaan tertekan untuk memuaskan pasangan, atau kekhawatiran akan ketidakmampuan menyenangkan pasangan, bisa memengaruhi penis ereksi tidak maksimal.
5. Tidak berhubungan seks rutin
Sebuah studi lama dariThe American Journal of Medicine menyimpulkan rutin berhubungan seks mampu menurunkan risiko seorang pria menderita disfungsi ereksi.
Studi ini menemukan pria berusia 55 – 75 tahun yang melakukan hubungan seks kurang dari sekali seminggu, dua kali lebih mungkin mengalami impotensi.
Meski demikian, solusi untuk masalah yang mengarah ke impotensi tidak sesederhana melakukan hubungan seks rutin.
Masalah seksual bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sosial, emosional, dan fisik seseorang.
Rutin olahraga untuk menunjang kebugaran tubuh agar ereksi normal kembali.
Tidak membeli atau minum berbagai obat kuat yang dijual di pasaran tanpa resep dokter.
Menjaga berat badan ideal dengan mengonsumsi makanan sehat.
Hindari konsumsi alkohol dan berhenti merokok.
Tidak meminum obat kuat alami yang belum teruji secara klinis kebenaran klaimnya.
Atur pola jam tidur yang sehat agar tidak menyebabkan kelelahan.
Bicarakan dengan pasangan terkait permasalahan yang Anda hadapi.
Konsultasikan gangguan psikologis kepada ahli, baik psikolog ataupun psikiater.
Ereksi tidak keras bukan selalu berarti Anda mengalami impotensi.
Ada faktor jangka panjang dan jangka pendek yang bisa menyebabkan kondisi ini bisa Anda alami.
Apabila sampai mengganggu kualitas hubungan seksual Anda, sebaiknya tidak perlu malu konsultasi ke dokter yang kompeten dalam menangani masalah seksual.
[embed-health-tool-bmi]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Barassi, A., Pezzilli, R., Colpi, G. M., Corsi Romanelli, M. M., & Melzi d’Eril, G. V. (2014). Vitamin D and Erectile Dysfunction. The Journal of Sexual Medicine, 11(11), 2792–2800. https://doi.org/10.1111/jsm.12661
Koskimäki, J., Shiri, R., Tammela, T., Häkkinen, J., Hakama, M., & Auvinen, A. (2008). Regular Intercourse Protects Against Erectile Dysfunction: Tampere Aging Male Urologic Study. The American Journal Of Medicine, 121(7), 592-596. https://doi.org/10.1016/j.amjmed.2008.02.042
Lopez, D. S., Wang, R., Tsilidis, K. K., Zhu, H., Daniel, C. R., Sinha, A., & Canfield, S. (2015). Role of Caffeine Intake on Erectile Dysfunction in US Men: Results from NHANES 2001-2004. PloS one, 10(4), e0123547. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0123547
Cho, J. W., & Duffy, J. F. (2019). Sleep, Sleep Disorders, and Sexual Dysfunction. The world journal of men’s health, 37(3), 261–275. https://doi.org/10.5534/wjmh.180045
Alcohol and Temporary Erectile Dysfunction. SMSNA for Patients. Retrieved July 06, 2022 from, https://www.smsna.org/patients/did-you-know/alcohol-and-temporary-erectile-dysfunction
Preventing Erectile Dysfunction. (2017). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Retrieved July 06, 2022 from, https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/erectile-dysfunction/prevention
Versi Terbaru
07/09/2023
Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana
Ditinjau secara medis olehdr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.