Tuberkulosis atau yang lebih dikenal dengan nama TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pencegahan TBC merupakan kunci utama dalam mengendalikan penularan penyakit pada paru-paru ini.
Tahukah Anda bahwa Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan kasus TBC paru terbanyak setelah India?
Data terbaru dari Profil Kesehatan Indonesia milik Kemenkes memperkirakan ada 1.060.000 kasus TBC di Indonesia hingga Maret 2024.
Bakteri tuberkulosis dapat menyebar melalui udara sehingga sulit untuk mengetahui keberadaannya.
Satu-satunya cara pencegahan TBC terbaik adalah mencegah penyebaran bakteri tersebut dari orang yang sakit ke orang sehat.
Jika Anda mengidap TB aktif, menjalani pengobatan menjadi cara mencegah penularan TBC yang juga perlu dilakukan.
Pengobatan TBC bertujuan mengurangi jumlah bakteri secara perlahan sehingga meminimalisir risiko penularan. Pengobatan dilakukan dengan minum obat TBC secara teratur selama 6—12 bulan.
Selain menjalani pengobatan, berikut beberapa langkah pencegahan penularan TBC kepada orang lain yang sehat.
1. Tutup mulut saat batuk dan bersin
TBC menular lewat dahak dan air liur yang keluar dari mulut. Itu sebabnya, menutup mulut saat bersin dan batuk merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan pasien TBC untuk mencegah penularan ke orang sehat.
Meski begitu, jangan menutup mulut dan hidung menggunakan telapak tangan. Kuman bisa berpindah ke tangan Anda dan berpindah lagi ke orang lain saat berjabat tangan atau memegang mereka.
Sebaiknya gunakan tisu dan segera membuangnya ke tempat sampah agar kuman tak menyebar dan menghindarkan orang lain untuk menyentuhnya.
Sesudahnya, Anda perlu mencuci tangan dengan sabun atau sanitizer beralkohol. Jika Anda tidak sempat mengambil tisu, tutup mulut dengan memalingkan wajah ke sisi lengan dalam atau siku dalam Anda.
2. Jangan meludah atau membuang dahak sembarangan
Sama halnya dengan batuk atau bersin di tempat umum, membuang dahak dan meludah pun tidak boleh sembarangan.
Bakteri yang terdapat dalam percikan ludah bisa beterbangan di udara, kemudian terhirup oleh orang di sekitar.
Jika ingin membuang dahak atau meludah, lakukanlah di kamar mandi. Siram ludah Anda dengan air dan zat pembersih disinfektan sampai terbilas bersih.
3. Mengurangi interaksi sosial
Selain menjaga kebersihan diri, Anda juga perlu menghindari interaksi yang melibatkan kontak dekat dengan orang lain sebagai cara mencegah TBC.
Jika memungkinkan, usahakan untuk beraktivitas atau tidur di ruangan yang terpisah. Batasi waktu bepergian, jangan terlalu lama berada di tempat-tempat yang dipadati banyak orang, terutama transportasi umum.
Apalagi, bila penderita tuberkulosis resistan antibiotik, ia diharuskan melakukan isolasi diri sampai benar-benar sembuh dari infeksi bakteri.
Perawat atau orang lain yang berkontak dengan penderita TBC resistan obat perlu menggunakan alat dan pakaian pelindung diri sebagai upaya pencegahan.
4. Biarkan sinar matahari masuk ke dalam ruangan
Saat menetap di rumah, pastikan ruangan yang Anda tinggali terjaga kebersihannya. Pasalnya, kuman penyebab TBC dapat bertahan hidup di udara bebas selama 1—2 jam, tergantung dari ada tidaknya paparan sinar matahari, kelembapan, dan sistem ventilasi di rumah.
Pada kondisi gelap, lembap, dan dingin, kuman TB dapat bertahan berhari-hari, bahkan berbulan-bulan.
Namun, bakteri TBC bisa langsung mati jika terpapar oleh sinar matahari langsung. Itu sebabnya, Anda dianjurkan untuk membuka jendela dan tirai saat cuaca cerah.
Oleh karena itu, biarkan sinar matahari masuk untuk membunuh kuman-kuman TBC yang mungkin tinggal dalam rumah Anda.
5. Gunakan masker
Seperti yang diketahui bahwa penularan TBC terjadi melalui udara ketika seorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau bahkan berbicara.
Oleh karena itu, penggunaan masker merupakan langkah penting dalam upaya pencegahan penularan tuberkulosis (TBC).
Dengan melindungi saluran pernapasan dari paparan bakteri TBC yang terbawa oleh udara, Anda dapat mengurangi risiko penularan penyakit ini.
6. Membatasi kontak dengan kelompok rentan
Salah satu faktor penentu seseorang bisa tertular TBC atau tidak adalah seberapa kuat sistem imun tubuh dan kebersihan dirinya.
Semakin kuat daya tahan tubuh Anda, semakin kecil kemungkinannya untuk tertular TB. Orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah cenderung lebih mudah terinfeksi.
Menurut badan pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika (CDC), kelompok orang yang berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi TBC karena kondisi sistem imun yang lemah di antaranya:
- anak-anak,
- ibu hamil,
- orang lanjut usia,
- penderita kanker,
- orang yang menderita penyakit autoimun,
- penderita TB laten,
- orang yang tidak menjalani pengobatan TBC secara tuntas, dan
- terinfeksi bakteri TBC dalam waktu 2 tahun terakhir.
Orang dengan penyakit tertentu seperti HIV/AIDS juga perlu cek TBC. Sama halnya dengan penderita diabetes yang perlu menjalani tes TBC.
Kedua penyakit ini menyebabkan kondisi sistem imun melemah sehingga lebih mudah terinfeksi TBC.
Untuk mencegah TBC, pasien TB aktif perlu membatasi kontak sosial dengan orang-orang dengan kondisi kesehatan tersebut.
Cara mencegah tertular TBC bagi orang sehat
Sebenarnya, tidak ada cara khusus yang bisa dilakukan bagi orang sehat untuk mencegah atau menghindari penularan penyakit TB paru ini.
Keberadaan bakteri TBC yang menyebar melalui udara sangat sulit untuk dideteksi secara langsung.
Itu sebabnya, Anda yang sehat (belum terinfeksi sama sekali) sebisa mungkin menghindari atau membatasi kontak dekat dengan penderita TBC.
Apabila Anda tinggal satu atap sehingga harus berinteraksi setiap hari dengan penderita atau bahkan perlu merawatnya, penting menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan menerapkan pola hidup bersih sehat.
Mencuci tangan serta menjaga kebersihan rumah dan tempat tinggal merupakan upaya pencegahan yang bisa dilakukan untuk orang sehat dalam pencegahan TBC.
Upaya pencegahan TBC sebaiknya juga dibarengi dengan menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama untuk orang berusia lanjut yang rentan terkena penyakit infeksi.
Sementara untuk cara mencegah penyakit TBC pada anak dan bayi, imunisasi sejak dini perlu dilakukan. Saat ini, vaksin yang efektif melindungi tubuh dari serangan infeksi bakteri TBC adalah vaksin BCG.
Anda juga perlu memeriksakan diri ke dokter jika melakukan kontak dengan pasien TB aktif guna memastikan apakah Anda tertular atau tidak.
Apakah penyakit TBC bisa disembuhkan?
Ya, penyakit tuberkulosis (TBC) dapat diobati dan disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Pengobatan TBC biasanya melibatkan regimen antibiotik yang terdiri dari beberapa jenis obat anti-TBC yang diberikan selama periode waktu yang cukup lama, biasanya minimal enam bulan atau lebih, tergantung pada jenis TBC dan keparahannya. Penting untuk menjalani pengobatan secara teratur dan lengkap sesuai dengan petunjuk dokter untuk memastikan kesembuhan yang optimal dan mencegah resistansi obat.
Kapan pencegahan TBC perlu dilakukan?
Penyebaran TBC melalui udara membuat penyakit ini bisa menular dengan cepat. Akan tetapi, bakteri bisa saja tidak langsung menimbulkan dampak kesehatan begitu masuk ke dalam tubuh.
Anda bisa saja telah tertular, tapi bakteri justru “tertidur” lama di dalam tubuh alias berada di fase dorman. Kondisi ini membuat Anda menderita TB laten.
Ini adalah fase ketika bakteri menetap di dalam tubuh, tapi tidak aktif berkembang biak ataupun menyerang sel-sel sehat di dalam tubuh. Pada tahap ini, Anda tidak dapat menularkan bakteri.
Orang yang dapat menularkan penyakit ini hanyalah pasien TB aktif. Artinya, bakteri di dalam tubuh aktif berkembang biak dan menyerang sel-sel sehat.
Meski sangat menular, pengidap TB aktif bisa melakukan beberapa cara pencegahan agar tak memperluas penularan TBC.
Upaya mencegah TBC bisa dilakukan sebelum menunggu hasil diagnosis, segera saat merasakan gejala penyakit tuberkulosis.
Meskipun tidak dapat menularkan, penderita TB laten tetap perlu menjalani pengobatan TBC sebagai langkah pencegahan aktifnya infeksi bakteri.
Apalagi jika Anda masuk ke dalam kelompok orang yang berisiko, misalnya memiliki sistem imun yang lemah.