Risiko penularan TBC akibat keempat faktor di atas akan semakin tinggi jika:
- Kadar konsentrasi droplet nuklei: semakin banyak droplet yang terdapat di udara, semakin mudah bakteri TBC ditularkan.
- Ruang: Paparan terhadap bakteri di ruangan kecil dan tertutup meningkatkan risiko penularan TBC.
- Ventilasi: Potensi penularan TBC lebih besar jika terpapar di ruangan dengan ventilasi yang buruk (bakteri tidak dapat keluar ruangan).
- Sirkulasi udara: sirkulasi udara yang buruk juga menyebabkan droplet bakteri dapat bertahan hidup di udara lebih lama.
- Penanganan medis yang tidak tepat: prosedur medis tertentu dapat menyebabkan droplet bakteri menyebar dan meningkatkan risiko penularan TBC.
- Tekanan udara: tekanan udara dalam keadaan tertentu dapat mengakibatkan bakteri M. tuberculosis menyebar ke tempat lain.
Tempat penularan TBC
Menurut sebuah jurnal dari National Institute of Health tahun 2013, cara penularan TBC umumnya dapat terjadi ketika penderita berbicara selama kurang lebih 5 menit, atau batuk sekali saja. Dalam kurun waktu tersebut, droplet atau percikan dahak yang mengandung bakteri dapat terlepas dan bertahan di udara selama kurang lebih 30 menit.
Penularan TBC terjadi ketika seseorang menghirup droplet yang mengandung bakteri M. tuberculosis. Bakteri tersebut kemudian akan masuk ke alveoli (kantung udara tempat perukaran oksigen dan karbondioksida). Sebagian besar bakteri akan dihancurkan oleh makrofag yang dihasilkan oleh sel darah putih.
Sisa bakteri yang ada dapat tertidur dan tidak berkembang di dalam alveoli. Kondisi ini yang dinamakan dengan TB laten. Saat bakteri tertidur, Anda tidak dapat menularkan bakteri TB ke orang lain.
Jika sistem kekebalan tubuh melemah, TB laten dapat berkembang menjadi penyakit TB aktif. Saat inilah bakteri akan menyebar ke bagian tubuh lainnya dan dapat menular ke orang lain.
Secara umum, cara penularan TBC dapat terjadi di 3 tempat, yaitu di fasilitas kesehatan, rumah, dan tempat-tempat khusus, seperti penjara.
1. Penularan di fasilitas kesehatan
Kasus penularan TBC di fasilitas kesehatan sangat sering terjadi, khususnya di negara berkembang, seperti Afrika Selatan dan Asia Tenggara.
Kondisi ini umumnya disebabkan karena fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit atau puskesmas, terlalu ramai dipadati orang, sehingga risiko penularan pun lebih tinggi.
Masih dari jurnal yang sama, penularan penyakit di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya ini 10 kali lebih tinggi dibanding tempat lainnya.
2. Penularan di rumah
Apabila Anda tinggal satu rumah dengan penderita TBC, penularan pun lebih mudah terjadi. Hal ini dikarenakan Anda terpapar bakteri dalam durasi yang lebih lama. Ada kemungkinan pula bakteri hidup lebih lama di udara dalam rumah Anda.
Diperkirakan, kemungkinan seseorang untuk tertular TBC apabila tinggal bersama penderita dapat mencapai 15 kali lipat lebih besar dibanding penularan di luar rumah.
3. Penularan di penjara
Di penjara, baik tahanan maupun petugasnya, sama-sama memiliki risiko yang cukup tinggi tertular TB paru. Risiko tersebut semakin tinggi di penjara-penjara yang berada di negara berkembang.
Umumnya, kondisi di penjara yang tidak dilengkapi dengan ventilasi yang cukup membuat sirkulasi udara memburuk. Hal inilah yang menyebabkan penularan TBC lebih mudah terjadi.
Berdasarkan sebuah studi pada jurnal South African Medical Journal mengenai kasus TBC di penjara di Afrika Selatan, persentase risiko penularan TBC di penjara dapat mencapai sekitar 90 persen.
Penting untuk Anda ketahui bahwa cara penularan TBC hanya terjadi melalui penyebaran di udara. Ini artinya, Anda tidak akan tertular hanya dengan menyentuh penderita yang mengidap penyakit ini.
Meski begitu, perlu Anda ketahui bahwa bakteri TBC tidak ditularkan lewat:
- Makanan atau air
- Melalui kontak kulit, seperti bersalaman atau berpelukan dengan penderita TBC
- Duduk di kloset
- Berbagi sikat gigi dengan penderita TBC
- Mengenakan pakaian penderita TBC
- Melalui aktivitas seksual
Lain lagi ceritanya jika Anda berdekatan dengan penderita dan tidak sengaja menghirup udara yang mengandung droplet dari tubuh penderita. Droplet tersebut dapat menyebar di udara ketika penderita bersin atau batuk, bahkan mungkin saat berbicara.
Sayangnya, stigma mengenai cara penularan penyakit TBC masih cukup tinggi di negara-negara berkembang, terutama yang masih belum mendapatkan edukasi mengenai TBC secara mendalam.
Akibatnya, banyak orang yang masih percaya bahwa penularan dapat terjadi melalui makanan, minuman, kontak kulit, atau bahkan keturunan.
Faktor keterpaparan meningkatkan risiko penularan TBC
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar