Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Torakoskopi adalah prosedur diagnosis yang dilakukan untuk melihat kondisi rongga pleura, yaitu ruang antara lapisan luar paru‐paru dan lapisan dalam tulang rusuk.
Dokter akan melakukan prosedur ini ketika prosedur pemeriksaan paru lain seperti CT Scan atau rontgen dada tidak dapat memberikan gambaran yang spesifik mengenai gangguan di paru-paru.
Untuk melakukan torakoskopi, dokter menggunakan alat bernama torakoskop berupa selang tipis yang dilengkapi dengan kamera dan lampu pada ujungnya.
Selang torakoskop akan dimasukan melalui lubang sayatan di ujung bawah tulang belikat yang terletak di antara tulang rusuk.
Selain untuk keperluan diagnosis, torakoskopi menjadi bagian dalam prosedur operasi atau pembedahan paru yang disebut dengan video-assisted thoracoscopic surgery (VATS).
Torakoskopi utamanya memang berfungsi sebagai prosedur pemeriksaan dan diagnosis untuk gangguan di paru-paru.
Melalui prosedur ini, dokter mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi bagian dalam rongga pleura. Informasi ini dapat melengkapi data dan analisis dari hasil pemeriksaan rontgen dada atau CT Scan.
Namun, torakoskopi juga dapat dimanfaatkan dalam prosedur biopsi, pengobatan, dan operasi. Menurut publikasi ilmiah dalam jurnal Breathe, berikut ini adalah beberapa tujuan dokter melakukan torakoskopi.
Kegunaan prosedur torakoskopi tersebut dapat membantu proses diagnosis penyakit yang menyebabkan kerusakan serius pada paru-paru.
Torakoskopi juga umum dilakukan untuk menentukan stadium kanker paru dan mesotelioma yaitu tumor pada jaringan yang melapisi paru-paru, lambung, jantung, dan organ lainnya.
Prosedur ini direkomendasikan untuk pasien yang mengalami gangguan serius pada paru-paru yang mengindikasikan adanya:
Meskipun berguna dalam pemeriksaan dan pengobatan gangguan pernapasan yang serius, torakoskopi tidak disarankan bagi beberapa pasien yang memiliki kondisi berikut:
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum, saat, dan setelah menjalani prosedur.
Sebelum menjalani prosedur, Anda perlu berkonsultasi lebih jauh dengan dokter mengenai manfaat dan risiko dari torakoskopi.
Pastikan Anda memahami penjelasan yang disampaikan oleh dokter terkait proses dan komplikasi dari prosedur ini.
Penting juga untuk menginformasikan dokter jika Anda mengonsumsi obat-obatan seperti:
Dokter mungkin akan meminta Anda untuk menghentikan konsumsi obat‐obatan tertentu sebelum menjalani prosedur ini.
Anda mungkin juga diminta untuk tidak makan atau minum selama 12 jam sebelum pembedahan. Jika terdapat instruksi lain dari dokter atau perawat, pastikan Anda mengikutinya dengan benar.
Prosedur ini akan dilakukan di kamar operasi. Dokter akan menentukan apakah Anda perlu melakukan rawat inap atau tidak sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Sesaat sebelum prosedur dimulai, jarum intravena (infus) atau kateter akan dimasukkan ke dalam pembuluh darah di lengan.
Setelah itu, Anda akan mendapatkan anestesi umum untuk memberikan efek bius total. Dalam kasus tertentu, anestesi lokal bisa dilakukan jika memungkinkan.
Berdasarkan penjelasan American Cancer Society, secara umum proses torakoskopi akan meliputi beberapa tahapan seperti di bawah ini.
Prosedur bisa berlangsung selama 30-90 menit atau lebih tergantung dengan tujuan pelaksanaannya, apakah untuk pemeriksaan, pengobatan, atau operasi.
Anda boleh kembali ke rumah setelah dokter menyatakan kondisi Anda stabil dan paru-paru bisa berfungsi dengan baik.
Beberapa pasien mungkin memerlukan perawatan intensif beberapa hari di rumah sakit hingga pulih. Adapun pasien yang bisa langsung pulang beberapa jam setelah operasi.
Selama masa pemulihan ini, organ vital akan dipantau, dan setiap tanda‐tanda komplikasi akan diamati.
Pasien akan diberi obat penghilang rasa sakit untuk menghilangkan rasa tidak nyaman pasca operasi.
Pemeriksaan dada melalui X‐ray juga akan dilakukan untuk memastikan kinerja paru‐paru kembali optimal.
Jika prosedur dilakukan untuk pemeriksaan penyakit, dokter akan menginformasikan pada Anda hasil diagnosis, pemeriksaan, atau pengobatan yang perlu dilakukan selanjutnya.
Anestesi umum yang digunakan dalam proses torakoskopi memiliki risiko:
Anda dapat mengurangi risiko komplikasi dengan mengikuti arahan yang diberikan dokter sebelum dan setelah operasi.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar