backup og meta

Paroxysmal Nocturnal Dyspnea

Paroxysmal Nocturnal Dyspnea

Pernahkah Anda terbangun dari tidur akibat merasa sesak napas tiba-tiba di malam hari? Gejala ini bisa menandakan penyakit yang disebut paroxysmal nocturnal dyspnea. Penyakit ini bisa dipicu oleh masalah kesehatan lain, mulai dari gangguan jantung hingga gangguan pernapasan lainnya, seperti asma. Ketahui selengkapnya tentang penyakit ini di ulasan berikut.       

Apa itu paroxysmal nocturnal dyspnea?

Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) atau dispnea nokturnal paroksismal adalah kondisi di mana seseorang mengalami sesak napas yang tiba-tiba dan parah di malam hari, biasanya saat tidur.

Akibatnya, orang yang mengalami PND sering terbangun mendadak dengan rasa tidak nyaman karena sulit bernapas, yang memaksa mereka untuk duduk atau berdiri agar bisa bernapas lebih lega.

Meski sering kali dikaitkan dengan orthopnea yang bisa terjadi kapan saja saat berbaring, PND berbeda karena hanya terjadi ketika sedang tidur, seperti yang dilansir dari Sleep Foundation.

PND biasanya terkait dengan kondisi jantung, terutama gagal jantung kongestif, di mana jantung tidak memompa darah dengan efektif.

Saat berbaring, cairan yang tertahan di tubuh bisa naik ke paru-paru, sehingga menyebabkan sesak napas.

Meski demikian, kondisi ini juga bisa terjadi pada beberapa penyakit paru-paru seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

PND adalah gejala serius yang sebaiknya segera diperiksakan ke dokter, terutama jika sering terjadi.

Gejala paroxysmal nocturnal dyspnea

penderita asma covid-19

Gejala paroxysmal nocturnal dyspnea biasanya terjadi saat seseorang sedang tidur yang meliputi berikut ini.

  • Sesak napas mendadak saat tidur, biasanya 1 atau 2 jam setelah tertidur.
  • Rasa tercekik atau terengah-engah.
  • Perlu duduk atau berdiri agar bisa bernapas lebih mudah.
  • Batuk, terutama batuk basah yang mungkin menunjukkan adanya cairan di paru-paru.
  • Rasa panik atau cemas karena sesak napas yang tiba-tiba dan berat.
  • Sulit tidur kembali karena rasa takut akan terjadinya sesak napas lagi.

Jika gejala ini sering terjadi, penting untuk segera mendapatkan penanganan medis.

Penyebab paroxysmal nocturnal dyspnea

Paroxysmal nocturnal dyspnea sering disebabkan oleh kondisi medis yang memengaruhi fungsi jantung atau paru-paru. Beberapa penyebab umum PND meliputi berikut ini.

1. Gagal jantung kongestif

Penyebab paling umum PND adalah gagal jantung kongestif. Dalam kondisi ini, jantung tidak mampu memompa darah secara efektif, sehingga terjadi penumpukan cairan (edema) di jaringan tubuh, termasuk paru-paru.

Saat seseorang berbaring, cairan ini dapat berpindah dari kaki ke paru-paru dan menyebabkan kesulitan bernapas.

2. Penumpukan cairan di paru-paru (edema paru)

Seperti yang telah disebutkan di atas, cairan di paru-paru pada edema paru bisa menghambat pertukaran oksigen dan menyebabkan sesak napas.

Hal ini biasanya terjadi karena masalah jantung, tetapi bisa juga disebabkan oleh kondisi paru-paru tertentu.

3. Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK)

PPOK, yang meliputi bronkitis kronis dan emfisema, dapat menyebabkan sesak napas yang lebih parah saat berbaring, terutama pada malam hari.

Kondisi ini juga memperburuk kemampuan paru-paru untuk mempertahankan pertukaran gas normal, sehingga menyebabkan penyakit PND.

4. Asma

Orang dengan asma sering kali mengalami kesulitan bernapas saat malam hari karena peradangan dan penyempitan saluran udara, yang dapat memicu serangan PND.

5. Obesitas

Pada orang dengan obesitas, berbaring dapat menyebabkan tekanan tambahan pada paru-paru dan diafragma, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas dan memicu PND.

6. Sleep apnea

Orang dengan sleep apnea mengalami gangguan pernapasan berulang saat tidur. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan yang berat saat malam hari, termasuk serangan PND.

7. Kondisi jantung lainnya

Selain gagal jantung kongestif, kondisi lain seperti kardiomiopati (penyakit otot jantung), aritmia (gangguan irama jantung), atau penyakit katup jantung juga dapat menyebabkan PND.

Penting untuk mengetahui penyebab pasti dari PND, karena kondisi ini sering menjadi tanda masalah jantung atau paru-paru yang serius dan memerlukan perawatan medis segera.

Diagnosis paroxysmal nocturnal dyspnea

dokter spesialis paru

Diagnosis paroxysmal nocturnal dyspnea biasanya berfokus pada identifikasi masalah jantung atau paru-paru yang mendasarinya, karena PND sering kali merupakan tanda adanya masalah serius pada salah satu dari sistem ini.

Dokter akan menanyakan tentang gejala, kapan gejala muncul, apakah terkait dengan aktivitas fisik, dan faktor risiko yang dimiliki, seperti riwayat penyakit jantung, paru-paru, obesitas, atau sleep apnea.

Pemeriksaan fisik kemudian akan dilakukan untuk memeriksa tanda-tanda gagal jantung, seperti bengkak di kaki (edema), bunyi abnormal pada paru-paru (seperti bunyi napas basah atau mengi), atau suara jantung yang tidak normal.

Untuk memastikan diagnosis, pemeriksaan lanjutan juga akan dilakukan, yang meliputi berikut ini.

  • Elektrokardiogram (EKG): Untuk memeriksa irama dan aktivitas listrik jantung serta mendeteksi adanya gangguan irama jantung atau tanda-tanda kerusakan jantung.
  • Ekokardiogram: Menggunakan ultrasonografi untuk menilai fungsi jantung, kemampuan jantung memompa darah, dan melihat apakah ada kelainan pada katup atau struktur jantung lainnya.
  • Tes stres jantung: Untuk melihat bagaimana jantung bekerja saat tubuh mengalami aktivitas fisik.
  • Rontgen dada: Untuk memeriksa adanya penumpukan cairan di paru-paru (edema paru), ukuran jantung, atau tanda-tanda penyakit paru-paru, seperti pneumonia atau emfisema.
  • Tes darah: Untuk melihat fungsi jantung dan ginjal serta untuk memeriksa kadar natriuretic peptide (BNP atau NT-proBNP) yang meningkat pada pasien dengan gagal jantung.
  • Gas darah arteri: Untuk mengukur kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah untuk menilai kemampuan paru-paru dalam menukar gas.
  • Spirometri atau tes fungsi paru-paru: Untuk mengukur fungsi paru-paru dan membantu mendiagnosis PPOK, asma, atau gangguan paru lainnya yang mungkin menyebabkan PND.
  • Polisomnografi (sleep study): Untuk mendeteksi sleep apnea atau gangguan tidur lainnya dengan mengukur pola pernapasan, kadar oksigen, dan aktivitas jantung saat tidur.
  • CT scan atau MRI jantung: Untuk melihat kondisi jantung dan paru-paru secara lebih detail.

Setelah penyebab utamanya diidentifikasi, dokter dapat membuat rencana perawatan yang tepat.

Pengobatan paroxysmal nocturnal dyspnea

mengi

Pengobatan paroxysmal nocturnal dyspnea tergantung pada penyebab yang mendasarinya, karena kondisi ini sering terjadi sebagai gejala dari masalah kesehatan yang serius seperti gagal jantung atau gangguan paru-paru.

Beberapa pendekatan pengobatan yang umum meliputi berikut ini.

1. Pengobatan untuk gagal jantung

Jika dispnea nokturnal paroksismal disebabkan oleh gagal jantung, pengobatan diarahkan untuk memperbaiki fungsi jantung dan mengurangi penumpukan cairan di paru-paru.

Beberapa pengobatan yang mungkin diresepkan meliputi berikut ini.

  • Diuretik. Untuk membantu mengurangi kelebihan cairan dalam tubuh dan paru-paru dengan meningkatkan produksi urine. Contohnya adalah furosemid.
  • ACE inhibitors atau ARBs. Untuk membantu memperlebar pembuluh darah, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi beban pada jantung. Contohnya adalah enalapril atau losartan.
  • Beta-blockers. Untuk membantu menurunkan detak jantung dan tekanan darah serta meningkatkan kemampuan jantung untuk memompa. Contohnya adalah bisoprolol atau metoprolol.
  • Digitalis. Untuk membantu memperkuat kontraksi jantung dan mengontrol detak jantung yang tidak teratur.

2. Penanganan penumpukan cairan (edema paru)

Untuk mengatasi penumpukan cairan di paru-paru, pengobatan bertujuan mengurangi retensi cairan.

Diuretik sering kali digunakan untuk mengurangi volume cairan, dan perubahan gaya hidup seperti mengurangi asupan garam bisa membantu.

3. Pengobatan untuk penyakit paru-paru

Jika PND terkait dengan penyakit paru-paru seperti PPOK atau asma, pengobatan biasanya berfokus pada mengendalikan gejala penyakit paru-paru tersebut. Ini bisa termasuk berikut ini.

  • Bronkodilator. Obat yang membantu melebarkan saluran napas untuk memudahkan pernapasan, seperti albuterol.
  • Kortikosteroid inhalasi. Untuk mengurangi peradangan di saluran napas.
  • Oksigen tambahan. Pada pasien dengan PPOK berat atau hipoksemia (kadar oksigen rendah dalam darah), oksigen tambahan mungkin diperlukan.

4. Pengobatan untuk sleep apnea

Jika PND disebabkan oleh sleep apnea, perawatan mungkin melibatkan continuous positive airway pressure (CPAP).

Alat ini membantu menjaga saluran napas tetap terbuka saat tidur dengan memberikan aliran udara yang stabil.

5. Perawatan jangka panjang atau bedah

Jika kondisi jantung atau paru-paru sangat parah, dokter mungkin akan merekomendasikan perawatan lebih lanjut, seperti berikut ini.

  • Implantasi alat pacu jantung. Jika ada masalah dengan irama jantung.
  • Operasi jantung. Untuk memperbaiki katup jantung atau mengatasi penyumbatan arteri.

Pengobatan di rumah untuk paroxysmal nocturnal dyspnea

tidur menghilangkan rasa sakit

Dokter sering menyarankan beberapa perubahan gaya hidup untuk mengurangi beban pada jantung dan paru-paru, yang meliputi berikut ini.

  • Mengurangi asupan garam untuk membantu mengurangi penumpukan cairan dalam tubuh.
  • Berolahraga secara teratur untuk meningkatkan fungsi jantung dan paru-paru, tetapi aktivitas fisik harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.
  • Menghindari merokok dan alkohol karena bisa memperburuk kondisi paru-paru, sedangkan alkohol dapat memengaruhi fungsi jantung.

Selain itu, mengubah posisi tidur bisa membantu mengurangi gejala PND. Berikut beberapa posisi tidur yang disarankan.

  • Tinggikan kepala saat tidur. Menggunakan bantal tambahan atau mengatur kasur agar bagian atas tubuh lebih tinggi dapat membantu mencegah penumpukan cairan di paru-paru saat berbaring.
  • Tidur dalam posisi semi-duduk. Ini membantu mengurangi tekanan pada paru-paru dan diafragma, sehingga memudahkan pernapasan.

Untuk informasi lebih lanjut, konsultasikan kepada dokter Anda.

Kesimpulan

  • Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) adalah kondisi sesak napas mendadak yang terjadi saat tidur, sehingga menyebabkan seseorang terbangun dengan rasa tercekik atau kesulitan bernapas.
  • PND sering kali dikaitkan dengan masalah jantung, tetapi juga bisa dipicu oleh kondisi paru-paru. Gejalanya meliputi sesak napas parah di malam hari, batuk, dan keinginan untuk duduk atau berdiri agar bisa bernapas lebih lega.
  • Pengobatan PND berfokus pada mengatasi kondisi yang mendasarinya. Ini dapat berupa penggunaan obat-obatan untuk gagal jantung, bronkodilator untuk masalah paru-paru, terapi CPAP untuk sleep apnea, hingga perubahan gaya hidup.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Paroxysmal Nocturnal Dyspnea. (2023). Retrieved 21 October 2024, from https://www.sleepfoundation.org/sleep-apnea/paroxysmal-nocturnal-dyspnea

Paroxysmal Nocturnal Dyspnoea. (n.d.). Retrieved 21 October 2024, from https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/paroxysmal-nocturnal-dyspnoea

Thourani, Dr. A. (2023). Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND): Unraveling the Mysteries of Nocturnal Breathlessness. Retrieved 21 October 2024, from https://www.reviveresearch.org/blog/paroxysmal-nocturnal-dyspnea/

Understanding Paroxysmal Nocturnal Dyspnea. (2023). Retrieved 21 October 2024, from https://www.sleepapnea.org/paroxysmal-nocturnal-dyspnea/?srsltid=AfmBOopyu6K7UU76Cs0vKH9LBhEhJ2uEffOZ3NIGe1OX8ee_9jpZZL35

Orthopnea. (N.d.). Retrieved 21 October 2024, from https://www.osmosis.org/answers/orthopnea

professional, C. C. medical. (2024). Shortness of Breath Only When Lying Down. Retrieved 21 October 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/orthopnea

Baek, J., Tejera Quesada, C., Reddy, R., Rathakrishnan, R., & Avila, G. (2021). Case of Orthopnea, Not Always a Matter of The Heart. Chest160(4), A2397. https://doi.org/10.1016/j.chest.2021.07.2074

‌Tana, C., Silvio di Carlo, Silingardi, M., Maria Adele Giamberardino, Cipollone, F., & Meschi, T. (2017). Orthopnea and fever in an elderly woman. Italian Journal of Medicine11(4), 399–399. https://doi.org/10.4081/itjm.2017.922

Breathing difficulty – lying down: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (n.d.). Retrieved 21 October 2024, from https://medlineplus.gov/ency/article/003076.htm

Versi Terbaru

29/10/2024

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Takipnea (Tachypnea), Saat Anda Bernapas Cepat dan Dangkal

Jenis dan Cara Kerja Terapi Uap untuk Masalah Pernapasan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 4 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan