Cara kerja tersebut membuat hanya sedikit obat yang terserap ke dalam sirkulasi sistemik (sirkulasi darah yang mencakup seluruh tubuh).
Partikel aerosol yang dihasilkan dari obat ini idealnya kurang dari 5 μm (mikrometer), bila tidak, akan mengendap di orofaring.
Pemilihan alat inhaler biasanya disesuaikan dengan penggunanya, beberapa jenis inhaler adalah:
- metered-dose inhalers (MDIs),
- dry-powder inhalers (DPIs),
- soft mist inhalers (SMIs), dan
- small volume nebulizers (SVNs).
Pada anak yang usianya kurang dari 5 tahun dan orang tua, MDI dan DPI lebih sulit digunakan, sehingga biasanya dapat dibantu dengan spacer.
Spacer adalah tabung yang memiliki ujung yang satu disambungkan dengan inhaler pMDI dan ujung lainnya disambungkan dengan mouthpiece.
Jenis alat terapi inhalasi untuk pernapasan ini merupakan tabung tertutup dapat mencegah adanya penyebaran partikel aerosol ke lingkungan sekitar.
Berikut ini tabel untuk menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari jenis inhaler yang tersedia di pasaran.

Efektivitas terapi inhalasi
Literatur-literatur mengatakan bahwa terapi inhalasi merupakan pilihan utama pada beberapa penyakit paru seperti asma dan PPOK.
Bila dibandingkan dengan terapi yang diberikan dengan cara lain, terapi inhalasi memberikan keunggulan berupa langsung mengenai organ target.
Cara kerja obat yang cepat dan langsung menuju organ target, membuat efikasinya baik dan efek samping lebih sedikit daripada terapi sistemik (lewat infus).
Agar terapi inhalasi bisa efektif, sesuaikan dengan kondisi dan penyakit yang ada karena efektivitasnya berbeda di setiap penyakit.
Bila ingin memilih terapi inhalasi tetap harus dikonsultasikan dengan dokter agar bisa disesuaikan dengan kondisi.
Terapi inhalasi untuk pernapasan ini biasanya digunakan anak-anak dengan normal saline (NaCl 0.9%) untuk meredakan pilek dan common cold.
Namun, menurut penelitian European Journal Of Pediatrics, dibandingkan dengan placebo, tidak ada perbedaan signifikan dalam pencegahan atau pengobatan common cold.
Penelitian dari Canadian Medical Association Journal, terapi inhalasi normal saline pada pasien sinus, tidak meningkatan kesembuhan tetapi mengurangi gejala nyeri kepala.
Cara melakukan terapi inhalasi untuk pernapasan

Untuk melakukan terapi inhalasi atau uap pada pernapasan, Anda perlu konsultasi dengan dokter agar bisa disesuaikan dengan kondisi kesehatan.
Bila sudah menemukan terapi yang tepat, berikut ini langkah melakukan terapi inhalasi untuk pernapasan, sesuai dengan jenis alatnya.
Nebulizer
- Persiapkan alat terlebih dahulu.
- Set nebulizer biasanya berisi mesin nebulizer, masker nebulizer, selang penghubung mesin nebulizer dan masker dan wadah tempat obat.
- Persiapkan obat atau cairan yang akan digunakan.
- Bersihkan masker yang sudah dipakai atau gunakan masker baru.
- Cuci tangan pakai sabun dan bilas hingga bersih.
- Masukkan obat atau cairan yang akan digunakan ke dalam wadah.
- Sambungkan wadah dengan masker.
- Sambungkan wadah dengan selang penghubung ke mesin nebulizer.
- Posisikan tubuh dengan duduk tegak.
- Pasang masker kepada pasien, pastikan terpasang dengan erat.
- Nyalakan alat nebulizer. Bila terpasang dengan benar akan dihasilkan uap.
- Hirup uap yang dihasilkan, bisa menarik napas lewat hidung dan dikeluarkan dari mulut.
- Setelah uap habis maka prosedur dihentikan.
Inhaler
Penggunaan alat terapi inhalasi untuk pernapasan jenis inhaler dapat berbeda-beda tergantung jenis inhaler yang akan digunakan, berikut penjelasannya.
MDI
- Cabut penutup mouth piece inhaler, posisikan inhaler tegak lurus.
- Kocok inhaler.
- Posisikan kepala sedikit mengangkat dan bernapas dengan perlahan sekitar 3-5 detik.
- Taruh mouthpiece ke dalam mulut dan pastikan rapat.
- Secara bersamaan bernapas perlahan, tarik napas dalam lewat mulut dan tekan inhaler 1x untuk melepaskan obat.
- Jika memungkinkan, tahan napas dengan menghitung sampai 10 perlahan, agar obat mencapai paru-paru dengan sempurna.
- Buang napas.
DPI
Untuk DPI terdapat beberapa jenis yaitu diskus, aerolizer, dan handihaler. Secara garis besar, terapi inhalasi untuk pernapasan ini sama.
Namun, perbedaannya adalah obat yang keluar berupa serbuk kering dan cara pemakaiannya tergantung mekanisme yang ada.
Bila obat inhaler yang digunakan adalah steroid, pastikan berkumur setelah menggunakan inhaler.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar