Salah satu penyakit pernapasan yang banyak menyerang kalangan perokok aktif adalah bronkitis. Bila kondisi ini berlangsung dalam waktu lama, ini artinya bronkitis sudah tergolong dalam kategori kronis. Agar tidak semakin membahayakan kondisi kesehatan, pasien bronkitis kronis perlu menjalani berbagai macam pengobatan.
Pilihan pengobatan bronkitis kronis
Bronkitis kronis adalah bagian dari penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Penyakit ini ditandai dengan batuk berulang lebih dari 3 bulan, dahak berwarna, serta sesak napas.
Bronkitis kronis tidak dapat disembuhkan. Namun, ada beberapa jenis pengobatan yang dapat membantu Anda mengendalikan gejala-gejala penyakit ini.
Pengobatan bertujuan untuk meringankan gejala sesak napas, mengurangi peradangan pada saluran bronkus, serta meningkatkan fungsi paru-paru agar tetap bekerja secara optimal. Tak hanya itu, menjalani perawatan sesuai dengan anjuran dokter juga menurunkan risiko terkena komplikasi bronkitis.
Berikut adalah beberapa jenis pengobatan yang direkomendasikan untuk penderita bronkitis kronis.
1. Obat bronkodilator
Pilihan pengobatan pertama yang paling sering diresepkan untuk pasien bronkitis kronis adalah bronkodilator.
Bronkodilator merupakan jenis obat yang bekerja dengan cara melebarkan saluran pernapasan serta melemaskan otot-otot pada paru-paru. Dengan demikian, pernapasan pun akan terasa lebih mudah dan lancar setelah menggunakan bronkodilator.
Pada pasien bronkitis kronis, obat ini dapat membantu melegakan sesak napas akibat peradangan dan penyempitan pada saluran udara. Tak hanya untuk mengatasi bronkitis, obat bronkodilator juga sering kali diresepkan untuk pasien pengidap asma.
Obat bronkodilator biasanya digunakan dalam bentuk obat hirup alias inhaler. Alat inhaler akan membantu obat masuk langsung ke dalam paru-paru.
Menurut informasi dari StatPearls, ada 2 jenis bronkodilator yang umumnya diberikan pada pasien bronkitis kronis, yaitu agonis adrenergik beta dan antikolinergik.
2. Steroid
Jenis pengobatan berikutnya untuk mengatasi bronkitis kronis adalah steroid. Pemakaian steroid bertujuan untuk meredakan peradangan serta produksi lendir (dahak) pada saluran bronkus.
Mirip dengan obat bronkodilator, steroid juga biasanya diberikan dengan inhaler. Namun, terkadang steroid bisa diberikan dalam bentuk obat minum (oral).
Akan tetapi, pemberian obat steroid harus dilakukan dengan pengawasan ketat oleh dokter. Selain itu, obat steroid sebaiknya tidak diberikan terlalu lama pada pasien bronkitis.
Pasalnya, pemakaian steroid dalam jangka panjang berisiko menyebabkan efek samping terhadap kesehatan, mulai dari memicu osteoporosis, diabetes, hingga hipertensi.
3. Antibiotik
Meski tidak selalu menjadi pilihan pengobatan bronkitis, antibiotik terkadang akan diresepkan oleh dokter untuk mengatasi bronkitis kronis.
Obat antibiotik bekerja dengan cara melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Obat ini akan membantu membunuh bakteri atau membuatnya sulit berkembang biak di dalam tubuh.
Biasanya, antibiotik diperlukan apabila bronkitis yang Anda derita disertai juga dengan adanya infeksi bakteri pada paru-paru. Pasalnya, tubuh seseorang yang menderita bronkitis lebih rentan terserang infeksi bakteri. Dalam kasus ini, pengobatan antibiotik diperlukan untuk membasmi bakteri dari tubuh.
Infeksi bakteri pada paru-paru menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak dahak. Biasanya, dahak memiliki ciri khas warna kuning atau hijau gelap. Selain mengalami batuk berulang, Anda juga mungkin akan mengalami gejala lain seperti demam dan sesak napas yang semakin parah.
Jenis antibiotik yang umumnya diresepkan untuk mengatasi infeksi bakteri pada bronkitis kronis adalah:
- makrolida,
- quinolone, dan
- amoxicillin.
Dalam banyak kasus bronkitis kronis, obat quinolone diyakini memiliki tingkat efektivitas paling tinggi serta mengurangi risiko terjadinya infeksi bakteri berulang.
4. Terapi oksigen
Kerusakan yang diakibatkan oleh bronkitis kronis membuat paru-paru Anda tidak dapat menerima asupan oksigen secara maksimal. Oleh karena itu, diperlukan pengobatan dengan terapi oksigen biasanya untuk mengatasi kekurangan oksigen akibat bronkitis kronis.
Terapi oksigen merupakan pengobatan yang bertujuan membantu tubuh mendapatkan asupan oksigen yang cukup. Dengan demikian, gejala sesak napas diharapkan dapat berkurang dan kadar oksigen di dalam darah kembali meningkat.
Terapi oksigen dapat diberikan dalam bentuk tabung gas, oksigen cair, atau konsentrator oksigen.
Anda bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai bentuk terapi oksigen yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan.