Sebelumnya, penyebaran bakteri P. aeruginosa melalui udara yang selanjutnya terhirup diketahui sebagai cara penularan infeksi.
Namun, pada penelitian ini diketahui bahwa hanya 35% pasien bronkiektasis dan PPOK dengan infeksi P. aeruginosa (7 dari 20 orang) mengeluarkan aerosol yang mengandung bakteri ke udara selama batuk. Dibandingkan dengan pasien PPOK dan cystic fibrosis, pasien bronkiektasis mengeluarkan aerosol dengan kandungan bakteri yang lebih sedikit.
Bahkan penelitian ini pun menemukan bahwa bakteri yang terdapat pada aerosol pasien bronkiektasis bertahan paling sebentar di udara, yakni hanya 15 menit. Sementara itu, bakteri pada aerosol pasien cystic fibrosis yang terinfeksi P. aeruginosa mampu bertahan di udara sampai 45 menit.
Namun, jarak transmisi bakteri di udara pada pasien bronkiektasis, PPOK, dan cystic fibrosis memberikan hasil yang sama. Bakteri P. aeruginosa yang terdapat pada aerosol yang dikeluarkan saat batuk bisa terbawa melalui udara sampai sejauh 4 meter.
Bagaimana dengan strain atau varian bakteri?
Pengukuran pada penelitian ini akan memberikan hasil yang lebih akurat apabila peneliti membandingkan strain atau varian bakteri P. aeruginosa yang sama. Pasalnya, varian bakteri yang berbeda bisa memiliki kemampuan infeksi yang berbeda atau bahkan memiliki risiko penularan yang lebih tinggi.
Pada penelitian tersebut, peneliti juga melakukan sekuensi DNA untuk mengetahui apakah mereka membandingkan infeksi bakteri dengan varian yang sama. Di sisi lain, sekuensi DNA dapat memberikan informasi apakah pasien terinfeksi varian bakteri yang berasal dari pasien lainnya.
Sekuensi DNA dilakukan ini dengan mengamati kemiripan dan perbedaan setiap bakteri yang terdapat pada aerosol pasien bronkiektasis, PPOK, dan cystic fibrosis.
Dari hasil sekuensi DNA diketahui bahwa setiap pasien membawa varian bakteri P. aeruginosa yang sama. Peneliti juga menemukan adanyanya varian bakteri yang umumnya terdapat di lingkungan.
Maka dari itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber infeksi berasal dari lingkungan bukan penularan dari orang lain.
Dari sejumlah temuan ini, peneliti menyimpulkan bahwa bronkiektasis yang disebabkan infeksi bakteri P. aeruginosa memiliki risiko penularan yang rendah di antara manusia. Dengan kata lain, pasien bronkiektasis mungkin tidak dapat menularkan penyakitnya dengan mudah pada orang lain di sekitarnya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar