Pada penderita asma, serangan asma dapat terjadi dan menyebabkan kekambuhan gejala yang dapat berupa batuk hingga sesak napas. Umumnya, serangan asma dapat mereda setelah ditangani dengan penggunaan obat asma. Namun pada penderita asma yang parah, status asmatikus bisa terjadi hingga mengancam jiwa.
Apa itu status asmatikus?
Status asmatikus atau status asthmaticus adalah kondisi asma yang sangat parah dan mengancam nyawa di mana serangan asma tidak dapat dikendalikan meskipun telah mendapatkan pengobatan standar seperti inhaler bronkodilator (misalnya albuterol).
Pada kondisi ini, saluran pernapasan tetap mengalami penyempitan dan pembengkakan, sehingga menyebabkan penderita sulit bernapas.
Status asmatikus merupakan kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan segera di rumah sakit.
Apa perbedaan antara asma berat dan status asmatikus?
Gejala status asmatikus
Gejala status asmatikus meliputi berikut ini.
- Sesak napas yang parah dan berlangsung lama.
- Dada terasa sangat tertekan atau berat.
- Batuk yang tidak mereda.
- Penurunan kemampuan bicara karena kekurangan udara.
- Kulit atau bibir kebiruan (sianosis) karena kurangnya oksigen.
Pasian yang mengalami gejala asma di atas perlu segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis yang diperlukan.
Penyebab status asmatikus
Status asmatikus sering terjadi pada pasien asma yang sudah memiliki riwayat asma tidak terkontrol atau sering mengalami serangan asma berat.
Penyebab status asmatikus melibatkan berbagai faktor yang dapat memicu serangan asma berat yang tidak merespons pengobatan biasa. Beberapa penyebab utama meliputi berikut ini.
- Paparan alergen, seperti debu, serbuk sari, bulu hewan, atau jamur.
- Infeksi saluran pernapasan, seperti flu atau bronkitis.
- Penghentian obat secara tiba-tiba atau tidak mematuhi penggunaan obat asma.
- Paparan iritan udara, seperti asap rokok, polusi udara, bahan kimia, udara dingin, atau kelembapan.
- Latihan fisik berlebihan.
- Stres atau kecemasan yang ekstrem.
- Penggunaan obat tertentu, seperti aspirin, beta-blocker, atau NSAID.
Diagnosis status asmatikus
Diagnosis status asmatikus dilakukan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan medis yang mendalam.
Dokter akan mengajukan pertanyaan tentang gejala yang dialami, riwayat serangan asma sebelumnya, obat-obatan yang digunakan, serta paparan alergen atau iritan.
Gejala utama seperti sesak napas parah yang tidak merespons inhaler menjadi indikator penting.
Untuk memastikan gejalanya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan mendengarkan suara napas menggunakan stetoskop untuk mendeteksi adanya suara mengi (wheezing) atau tanda lain dari gangguan pernapasan.
Jika pasien kesulitan bicara, mengalami sianosis (kulit kebiruan), atau terlihat sangat lelah dan lemah, ini merupakan tanda status asmatikus.
Dalam menegakkan diagnosis, pemeriksaan lanjutan mungkin juga diperlukan, yang meliputi berikut ini.
- Pengukuran saturasi oksigen. Oximeter digunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam darah. Saturasi oksigen yang rendah menunjukkan masalah pernapasan yang serius.
- Pengukuran fungsi paru-paru (spirometri). Alat spirometer dapat digunakan untuk menilai seberapa baik udara bisa masuk dan keluar dari paru-paru. Namun, pengukuran ini mungkin sulit dilakukan jika pasien sangat lemah
- Analisis gas darah arteri (AGD). Tes darah untuk mengukur kadar oksigen (O₂) dan karbon dioksida (CO₂) dalam darah. Pada status asmatikus, kadar oksigen biasanya rendah dan kadar karbon dioksida meningkat, menunjukkan gangguan pertukaran gas di paru-paru.
- Pemeriksaan radiologi. Rontgen dada (X-ray) mungkin dilakukan untuk mengidentifikasi komplikasi seperti infeksi paru atau pneumotoraks (kolaps paru-paru) yang bisa memperburuk kondisi.
- Tes alergi. Untuk mengetahui apakah alergi terhadap suatu zat memicu serangan asma berat.
Diagnosis yang cepat dan tepat sangat penting dalam status asmatikus, karena kondisi ini memerlukan penanganan segera di unit gawat darurat untuk mencegah kegagalan pernapasan atau komplikasi yang lebih serius.
Penanganan status asmatikus
Penanganan status asmatikus adalah keadaan darurat medis yang memerlukan tindakan segera di rumah sakit untuk menyelamatkan nyawa pasien.
Pasien yang mengalami status asmatikus harus dipantau secara ketat di unit perawatan intensif (ICU). Fungsi vital, kadar oksigen, dan respons terhadap pengobatan harus diawasi secara konstan.
Dalam kasus yang sangat berat atau tidak biasa, ahli paru atau ahli asma mungkin terlibat dalam perawatan lebih lanjut untuk menentukan strategi pengobatan lanjutan atau memodifikasi terapi.
Berikut adalah langkah-langkah penanganan yang umum dilakukan.
1. Pemberian oksigen
Dilansir dari jurnal Pediatric Care Online, pemberian oksigen aliran tinggi perlu dilakukan untuk menjaga saturasi oksigen di dalam tubuh agar mencapai lebih dari 90%.
Oksigen diberikan melalui masker atau kanula hidung untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah.
Hal ini penting karena pasien sering mengalami hipoksemia (kadar oksigen rendah) akibat serangan asma berat.
2. Penggunaan obat-obatan
Penggunaan obat-obatan untuk mengatasi status asmatikus bertujuan untuk membuka saluran napas, mengurangi peradangan, dan memperbaiki pertukaran oksigen.
Berikut obat-obatan asma yang umum digunakan.
- Inhaler bronkodilator. Terutama dari golongan beta-agonis kerja cepat seperti salbutamol (albuterol), obat ini bekerja dengan mengendurkan otot-otot polos di sekitar saluran udara, sehingga saluran udara melebar dan udara dapat mengalir lebih bebas ke paru-paru.
- Kortikosteroid intravena. Seperti hidrokortison, metilprednisolon, atau oral, obat ini diberikan untuk mengurangi peradangan saluran udara.
- Magnesium sulfat intravena. Obat ini digunakan pada kasus yang sangat berat, karena dapat membantu mengendurkan otot-otot di saluran udara.
- Adrenalin (epinefrin). Obat ini kadang diberikan pada pasien dengan status asmatikus yang sangat berat atau jika ada reaksi alergi yang memperburuk kondisi.
3. Ventilasi mekanis
Ventilasi mekanis membantu pasien dengan menyediakan suplai oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida untuk mengurangi beban kerja otot-otot pernapasan.
Berikut beberapa jenis ventilasi mekanis yang bisa digunakan untuk mengatasi status asmatikus.
- Ventilasi non-invasif. Jika oksigenasi tidak membaik dengan pemberian oksigen biasa, pasien mungkin perlu bantuan ventilasi non-invasif menggunakan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) atau BiPAP untuk meringankan kerja otot pernapasan.
- Ventilasi mekanis invasif. Jika semua langkah gagal dan pasien mengalami gagal napas, intubasi dan ventilasi mekanis mungkin diperlukan untuk mempertahankan jalan napas dan memastikan asupan oksigen yang cukup.
4. Penanganan faktor pemicu
Jika serangan asma berat dipicu oleh alergen, infeksi, atau faktor lain, pengobatan tambahan seperti antibiotik (untuk infeksi bakteri) atau penghentian paparan alergen harus segera dilakukan.
6. Menjaga hidrasi
Cairan intravena diberikan untuk menjaga hidrasi tubuh karena pernapasan cepat dan penggunaan nebulizer dapat menyebabkan dehidrasi. Maka dari itu, penting untuk selalu menjaga hidrasi tubuh pasien.
Penanganan segera sangat penting dalam status asmatikus karena jika tidak ditangani dengan cepat, kondisi ini dapat berakibat fatal.
Pencegahan status asmatikus
Pencegahan status asmatikus penting untuk dilakukan. Berikut langkah-langkah yang bisa membantu mencegah kondisi asma ini.
- Kepatuhan terhadap pengobatan asma. Gunakan obat pengontrol asma secara rutin sesuai resep, terutama inhaler kortikosteroid, dan jangan hentikan obat tanpa arahan dokter.
- Menghindari pemicu asma. Hindari alergen, asap rokok, polusi, dan iritan lainnya. Pastikan lingkungan bersih dari debu dan jamur.
- Mengelola infeksi saluran pernapasan. Dapatkan vaksinasi flu tahunan dan segera obati infeksi pernapasan untuk mencegah serangan asma.
- Pemantauan asma. Gunakan peak flow meter untuk memantau fungsi paru dan ikuti rencana aksi asma bersama dokter.
- Kelola stres. Kurangi stres dan kecemasan yang bisa memicu serangan.
- Kontrol rutin. Lakukan pemeriksaan asma secara berkala dan bawa inhaler darurat setiap saat.
Untuk mendapat informasi lebih lanjut terkait penanganan dan pencegahan status asmatikus, konsultasikan kepada dokter Anda.
Kesimpulan
- Status asmatikus adalah kondisi di mana serangan asma tidak dapat dikendalikan meskipun telah mendapatkan pengobatan standar. Ini termasuk kondisi gawat darurat yang mengancam nyawa.
- Pada kondisi ini, fungsi paru-paru sangat menurun sehingga tidak dapat merespons obat asma yang masuk ke dalam tubuh. Akibat tubuh kekurangan oksigen, gejala asma yang lebih serius bisa terjadi, seperti sesak napas, batuk, dada terasa tertekan, hingga kesulitan bicara dan bibir kebiruan.
- Untuk mencegah kondisi bertambah parah, penanganan medis di rumah sakit perlu segera dilakukan. Penanganan dapat berupa pemberian oksigen, penggunaan obat-obatan, ventilasi mekanis, menangani pemicu, dan menjaga hidrasi tubuh.