Mental illness atau gangguan mental merupakan salah satu masalah kesehatan yang bisa terjadi pada siapa pun, dari anak-anak hingga lansia, baik pada laki-laki maupun perempuan.
Tak seperti masalah kesehatan fisik yang gejalanya jelas terlihat, masalah kesehatan mental sering kali tidak tampak dari luar sehingga kerap diabaikan. Padahal, dampaknya sama besarnya seperti masalah kesehatan fisik.
Simak informasi berikut untuk mengetahui lebih lanjut seputar mental illness, jenisnya, hingga pengobatannya.
Apa itu mental illness (gangguan mental)?
Mental illness (mental disorder), disebut juga dengan gangguan mental atau jiwa, adalah kondisi kesehatan yang memengaruhi pemikiran, perasaan, perilaku, suasana hati, atau kombinasi di antaranya.
Disebut juga sebagai penyakit mental, gangguan ini dapat terjadi sesekali atau berlangsung dalam waktu yang lama (kronis), baik dari tingkat ringan hingga parah.
Gangguan kejiwaan dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk dalam berkegiatan sosial, bekerja, hingga menjalani hubungan dengan keluarga.
Meski rumit, gangguan kesehatan mental termasuk penyakit yang dapat diobati. Bahkan, sebagian besar pengidapnya masih dapat menjalani kehidupan sehari-hari.
Namun, pada kondisi yang lebih parah, pengidap mental disorder mungkin perlu mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit untuk menangani kondisinya.
Tak jarang, gangguan kejiwaan pun dapat memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri atau mengakhiri hidup.
Seberapa umumkah gangguan mental itu?
Menurut World Health Organization (WHO), satu dari tujuh anak-anak dan remaja di dunia memiliki gangguan mental. Sementara pada orang dewasa, gangguan ini memengaruhi satu dari empat orang di dunia. Jenis mental illness (gangguan mental)
Ada lebih dari 200 jenis penyakit mental yang telah diketahui, masing-masing dengan gejala dan tingkat keparahan yang beragam. Dari semuanya, berikut adalah beberapa contoh yang paling umum.
1. Gangguan depresi
Depresi adalah gangguan mental yang ditandai dengan kesedihan yang berlarut-larut hingga menimbulkan perasaan putus asa, tidak berharga, tidak termotivasi, hingga keluhan fisik yang tidak jelas penyebabnya.
Depresi sebenarnya merupakan bagian dari mood disorder, yakni sekelompok gangguan mental yang memengaruhi suasana hati dan emosi seseorang.
Gangguan depresi sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya depresi musiman, depresi atipikal, dan gangguan depresi persisten.
2. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan adalah perasan cemas yang sangat kuat, berlebihan, serta berlangsung lama dan bisa memburuk seiring waktu hingga terasa sangat membebani.
Jenis gangguan ini meliputi serangan panik, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), gangguan kecemasan sosial, dan fobia.
3. Gangguan bipolar
Gangguan bipolar adalah penyakit mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati secara drastis. Perubahan ini bisa terjadi dari sangat bahagia menjadi sangat sedih dan putus asa.
Seperti depresi, gangguan bipolar juga termasuk ke dalam gangguan mood. Terdapat gangguan bipolar tipe 1, tipe 2, dan kombinasi antara keduanya.
4. Gangguan makan
Gangguan makan adalah masalah mental yang melibatkan pikiran Anda tentang makanan dan perilaku makan. Ia terkait dengan kecemasan atau kekhawatiran berlebih terhadap berat dan bentuk tubuh.
Jenis gangguan makan yang paling umum yakni anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan binge-eating disorder.
5. Gangguan stres pascatrauma (PTSD)
Gangguan stres pascatrauma (PTSD) adalah gangguan kesehatan mental yang terjadi setelah seseorang mengalami atau melihat peristiwa traumatis.
Peristiwa ini bisa berupa kejadian yang mengancam jiwa, seperti bencana alam, kecelakaan mobil, atau kekerasan seksual, atau pengalaman lain yang menimbulkan trauma.
6. Gangguan psikosis
Gangguan psikosis adalah tipe mental disorder parah yang menyebabkan pemikiran dan persepsi yang tidak wajar. Kondisi ini ditandai dengan delusi dan halusinasi pada pengidapnya.
Adapun skizofrenia merupakan salah satu jenis gangguan psikosis yang umum terjadi.
7. Gangguan disosiatif
Gangguan disosiatif adalah gangguan mental yang ditandai dengan ketidaksesuaian antara ingatan, identitas, emosi, perilaku, dan persepsi terhadap diri sendiri.
Beberapa contoh gangguan disosiatif yakni gangguan kepribadian ganda, gangguan amnesia disosiatif, dan gangguan depersonalisasi-derealisasi.
8. Gangguan kepribadian
Gangguan kepribadian merupakan gangguan mental yang ditandai dengan pola pikiran dan perilaku yang berbeda dari yang dianggap normal.
Mental disorder yang satu ini juga terbagi ke dalam beberapa jenis, di antaranya gangguan kepribadian paranoid, gangguan kepribadian narsistik, dan gangguan kepribadian ambang.
Tanda & gejala mental illness
Ciri-ciri, tanda-tanda, dan gejala penyakit mental umumnya memengaruhi emosi, pikiran, dan perilaku seseorang. Berikut adalah beberapa di antaranya.
- Sering merasa sedih.
- Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi.
- Ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan atau perasaan bersalah yang menghantui.
- Perubahan mood atau suasana hati yang drastis.
- Menarik diri dari teman dan lingkungan sosial.
- Kelelahan yang signifikan, energi menurun, atau mengalami masalah tidur.
- Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari.
- Paranoid, delusi, dan/atau halusinasi.
- Tidak mampu memahami situasi dan orang-orang.
- Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol secara berlebihan atau menggunakan narkoba.
- Perubahan besar dalam kebiasaan makan.
- Perubahan pada gairah atau dorongan seksual.
- Marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan.
- Kerap merasa tak berdaya atau putus asa.
- Berpikir untuk bunuh diri.
Selain gejala terkait mental, tanda-tanda terkait kesehatan fisik pun kadang muncul pada pengidap mental disorder. Ini termasuk:
- sakit perut,
- sakit atau nyeri punggung,
- sakit kepala, atau
- nyeri pada bagian lain dari tubuh yang tidak diketahui penyebab pastinya.
Penyebab gangguan mental
Umumnya, gangguan kesehatan mental terjadi karena kombinasi antara berbagai faktor berikut.
- Faktor genetik.
- Faktor biologis, seperti ketidakseimbangan kimiawi pada otak, cedera otak traumatis, atau epilepsi.
- Faktor psikologis dari trauma yang signifikan, seperti pelecehan, pertempuran militer, kecelakaan, kejahatan dan kekerasan yang pernah dialami, atau isolasi sosial atau kesepian.
- Faktor paparan lingkungan saat di dalam kandungan, seperti zat kimia, alkohol, atau obat-obatan.
- Faktor lingkungan lainnya, seperti kematian seseorang yang dekat dengan Anda, kehilangan pekerjaan, atau kemiskinan dan terlilit utang.
Faktor risiko mental illness
Walaupun penyakit mental dapat menyerang siapa saja, berikut adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risikonya.
- Dilahirkan dengan kelainan pada otak atau mengalami kerusakan otak akibat cedera serius.
- Memiliki anggota keluarga atau keluarga dengan gangguan mental.
- Memiliki kondisi medis kronis, seperti kanker.
- Memiliki pekerjaan yang memicu stres, seperti dokter dan pengusaha.
- Memiliki masalah pada masa kanak-kanak atau masalah gaya hidup.
- Mengalami kegagalan dalam hidup, seperti sekolah atau kehidupan kerja.
- Menyalahgunakan alkohol atau narkoba.
- Pernah mengalami penyakit mental sebelumnya.
Komplikasi mental illness (gangguan mental)
Gangguan mental dan jiwa yang tidak diobati dapat menyebabkan berbagai masalah berikut.
- Ketidakbahagiaan dan penurunan kenikmatan hidup.
- Konflik keluarga.
- Sulit berhubungan dengan orang lain.
- Isolasi sosial.
- Masalah penggunaan tembakau, alkohol, dan obat-obatan lainnya.
- Bolos kerja atau sekolah, atau masalah lain yang terkait pekerjaan atau sekolah.
- Masalah hukum dan keuangan.
- Kemiskinan dan tunawisma.
- Menyakiti diri dan merugikan orang lain, termasuk bunuh diri atau membunuh orang lain.
- Sistem kekebalan tubuh lemah sehingga tubuh kesulitan melawan infeksi.
- Penyakit jantung dan kondisi medis lainnya.
Diagnosis untuk gangguan mental
Meskipun umum, gangguan mental harus didiagnosis oleh dokter. Untuk mendiagnosis kesehatan mental, dokter dapat melakukan berbagai upaya berikut.
- Menanyakan perasaan Anda beserta gejala yang Anda alami.
- Menanyakan informasi seputar riwayat kesehatan keluarga.
- Melakukan pemeriksaan fisik lengkap untuk mengesampingkan masalah fisik yang mungkin menjadi penyebab gejala Anda.
- Melakukan tes atau pemeriksaan diagnostik lain, seperti cek fungsi tiroid atau skrining alkohol dan obat-obatan, untuk memastikan apakah gejala Anda disebabkan oleh kondisi medis lainnya.
- Melakukan evaluasi psikologis dengan mengajukan berbagai pertanyaan tentang pikiran, perasaan, dan perilaku Anda.
Setelah melakukan diagnosis, dokter dapat memberikan obat dan saran mengenai cara untuk mengontrol emosi, atau merekomendasikan psikiater untuk Anda.
Pengobatan mental illness
Setiap orang mungkin mengalami gangguan mental yang berbeda-beda. Maka dari itu, Anda harus mendapatkan pengobatan atau kombinasi perawatan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Berikut adalah beberapa pengobatan yang dapat dipilih.
1. Psikoterapi
Pada psikoterapi, Anda dan ahli kesehatan mental akan membicarakan kondisi dan masalah yang Anda alami, yang mungkin mengganggu mental Anda.
Melalui pembicaraan tersebut, ahli kesehatan mental akan membantu Anda belajar tentang kondisi dan suasana hati, perasaan, pikiran, dan perilaku Anda, serta bagaimana mengatasi dan mengelola stres.
Psikoterapi terdiri dari beragam jenis. Salah satu jenis terapi yang sering dilakukan, yaitu terapi perilaku kognitif (CBT).
2. Obat-obatan
Obat-obatan tidak dapat menyembuhkan gangguan mental, tetapi dapat mengurangi gejala secara signifikan serta membantu pengobatan lainnya agar lebih efektif.
Adapun beberapa obat yang umumya diberikan adalah sebagai berikut.
- Obat antidepresan, untuk mengatasi depresi dan gangguan kecemasan.
- Obat antikecemasan untuk mengatasi gangguan kecemasan atau serangan panik. Ini juga termasuk obat tidur untuk mengatasi masalah tidur Anda yang parah akibat mental disorder.
- Obat antipsikotik, untuk mengatasi skizofrenia atau psikosis.
- Obat untuk membantuk menstabilkan mood, yang diperuntukkan bagi pengidap gangguan bipolar.
3. Perawatan di rumah sakit jiwa
Umumnya, jenis perawatan ini disarankan bagi pasien yang tidak dapat merawat diri sendiri dengan baik atau berada dalam kondisi bahaya karena kecenderungan melukai diri sendiri atau orang lain.
Anda juga mungkin bisa menggunakan terapi lainnya sebagai pengobatan alternatif atau pelengkap untuk gangguan mental, seperti yoga, akupunktur, meditasi, atau pengobatan herbal.
Biasanya, pengobatan alternatif ini dapat membantu Anda mengelola stres serta gejala umum terkait masalah mental.
Perawatan rumahan untuk mental illness
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk membantu proses pengobatan dan pemulihan dari gangguan mental yang Anda miliki.
Cara-cara ini umumnya terkait dengan perubahan gaya hidup, perawatan di rumah, serta penyusunan rencana selama menjalani pengobatan dan masa pemulihan.
- Jalankan terapi sesuai dengan yang disarankan dan tidak melewatkan satu sesi pun meski Anda sudah merasa lebih baik.
- Hindari konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang yang dapat menghalangi pengobatan.
- Aktif bergerak, seperti dengan berolahraga, berkebun, atau aktivitas fisik lainnya yang menyenangkan.
- Praktikkan gaya hidup sehat, seperti menerapkan pola makan untuk kesehatan mental, istirahat dan tidur yang cukup, serta aktivitas fisik yang teratur.
- Jangan membuat keputusan penting saat gejala Anda sedang parah karena Anda sedang tidak bisa berpikir jernih.
- Belajar bersikap positif dan fokus pada hal-hal positif yang membuat hidup Anda lebih baik.
- Bergabung dengan support group yang memiliki kondisi mental serupa untuk membantu Anda mengatasi masalah yang sama.
- Cobalah utuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan berkumpul dengan keluarga atau teman secara teratur.
Gangguan mental mungkin membuat pengidapnya merasa putus asa. Namun, dengan pengobatan yang sesuai dan gaya hidup sehat, Anda tetap bisa menjalani kehidupan seperti orang-orang pada umumnya.