Anda yang memiliki kulit kering tentunya sudah akrab dengan penggunaan penggunaan pelembap. Nah, sudah tahukah Anda dengan emolien? Agen satu ini termasuk bahan dalam pelembap yang berpengaruh dalam memperbaiki kondisi kulit Anda.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Anda yang memiliki kulit kering tentunya sudah akrab dengan penggunaan penggunaan pelembap. Nah, sudah tahukah Anda dengan emolien? Agen satu ini termasuk bahan dalam pelembap yang berpengaruh dalam memperbaiki kondisi kulit Anda.
Emolien adalah salah satu bahan pelembap yang berfungsi untuk menjaga kelembapan kulit serta menenangkan kulit yang terkena iritasi. Nama emolien sendiri berasal dari bahasa latin “mollire‘ yang berarti melembutkan.
Emolien bekerja dengan membentuk lapisan pelindung yang menutupi kulit guna menjaga air dan kelembapan yang ada pada lapisan kulit.
Lapisan kulit manusia mengandung air. Semakin jumlah air kurang dan dibiarkan, semakin kulit menjadi kering. Hal ini menyebabkan kulit menjadi pecah-pecah dan mengelupas, meninggalkan ruang terbuka di antara sel kulit Anda.
Dengan adanya emolien, ruang terbuka itu akan terisi dengan zat lemak bernama lipid yang membuat kulit jadi lebih halus dan lembut. Dalam emolien, terdapat dua bahan aktif utama, yaitu minyak oklusif dan humektan.
Selain mampu melembapkan kulit pada orang-orang berkulit kering, emolien juga dapat mengurangi gejala penyakit kulit:
Penggunaan produk yang mengandung bahan ini dapat mengatasi tampilan kulit yang bersisik, kemerahan, atau bahkan gatal-gatal karena sifat penenangnya.
Emolien juga disebut-sebut pilihan yang lebih aman daripada produk obat seperti kortikosteroid karena efek sampingnya yang lebih sedikit. Diharapkan, penggunaan pelembap tidak akan membuat Anda untuk terlalu bergantung pada obat-obatan.
Bahan ini terdiri dalam berbagai jenis, di bawah ini di antaranya.
Emolien berbentuk losion paling baik digunakan pada area kulit berbulu atau yang telah rusak, misalnya luka bernanah. Sebab, tekstur losion lebih encer sehingga mudah untuk diaplikasikan pada kulit, tetapi efeknya tidak terlalu melembapkan.
Kelebihannya, produk semprotan dapat menjangkau area kulit yang sulit dijangkau atau yang terinfeksi sehingga tidak boleh disentuh langsung dengan tangan. Semprotan juga lebih cepat terserap oleh kulit.
Emolien berbentuk salep termasuk pilihan tepat untuk mengatasi area kulit yang kering, menebal, dan bersisik. Karena kandungan minyaknya cukup banyak, tekstur salep cenderung lebih kental dan cocok Anda gunakan pada malam hari.
Bentuk krim termasuk yang paling sering tersedia. Komponen air dan minyaknya berjumlah seimbang, sehingga teksturnya tidak setebal salep dan lebih mudah untuk Anda sebarkan pada area kulit yang lebih luas. Krim cocok untuk penggunaan siang hari.
Kesemuanya bisa langsung Anda aplikasikan ke kulit. Bila ingin mengoleskannya, lakukan dengan lembut searah dengan pertumbuhan rambut di kulit. Ini penting agar folikel (tempat tumbuh rambut) tidak tersumbat dan menimbulkan masalah lain.
Ada pula emolien yang khusus digunakan sebagai pengganti sabun. Cara pakainya yakni dengan mencampurkan sedikit produk dengan air hangat lalu oleskan pada seluruh kulit. Setelahnya, bilas dan keringkan dengan menepuk-nepuk handuk pada kulit.
Sebenarnya, emolien bisa Anda gunakan kapan saja bila perlu. Namun, idealnya Anda bisa menggunakan produk minimal 3 – 4 kali sehari untuk menjaga kulit agar tetap lembap, terutama setelah kegiatan mandi atau mencuci tangan.
Anda juga bisa mengoleskan emolien sebelum melakukan aktivitas tertentu yang rentan membuat iritasi pada kulit seperti berenang atau berkebun.
Jangan lupa untuk mengoleskan produk pada area kulit yang sering terkena paparan sinar matahari seperti tangan dan wajah untuk melindunginya dari kekeringan.
Meski produknya cenderung aman, Anda tetap harus berhati-hati dengan kemungkinan reaksi alergi pada kulit. Pasalnya, ada beberapa orang yang kulitnya lebih sensitif terhadap bahan tertentu.
Untuk memastikan, oleskan produk pada area kecil terlebih dahulu dan tunggu selama 24 jam. Bila tidak ada reaksi seperti kemerahan atau gatal, berarti produk aman Anda gunakan. Sebaliknya, bila muncul tanda iritasi, hentikan penggunaannya.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar