Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Paronikia (paronychia) adalah infeksi yang terjadi pada kulit di sekitar kuku jari-jari tangan dan kaki. Jaringan sekitar kuku yang terinfeksi akan membengkak, melunak saat disentuh, meradang, dan terasa sakit.
Penyakit kuku ini dapat terjadi akibat adanya infeksi, jamur, bakteri atau virus tertentu. Selain itu, risiko infeksi akan lebih tinggi bila terdapat luka atau trauma, seperti menggigit kuku, sering mencuci piring, atau terpapar bahan kimia.
Umumnya, gejala paronikia dapat muncul perlahan-lahan dan berlangsung seminggu. Sementara itu, beberapa kasus juga menunjukkan gejala muncul tiba-tiba dan berlangsung hanya 1 – 2 hari.
Berbeda dengan herpetic whitlow, paronikia hanya terjadi pada sekitar kuku jari. Sedangkan, herpetic whitlow menimbulkan benjolan kecil berisi nanah di jari tangan dan tidak hanya berada di sekitar kuku jari.
Bila tidak diobati, paronikia dapat menyebabkan infeksi yang parah, seperti jaringan jari mengalami kerusakan. Akibatnya, jari harus diamputasi.
Kabar baiknya, kerusakan pada kuku ini dapat disembuhkan dengan berbagai cara, seperti drainase, bedah, dan obat-obatan tertentu.
Paronikia adalah kondisi yang dapat terjadi pada siapa saja. Bahkan, kondisi ini adalah infeksi tangan yang paling umum ditemukan di Amerika Serikat.
Selain itu, benjolan di sekitar kuku ini lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria, dengan rasio 3:1. Penyakit kuku ini juga memiliki angka kejadian yang tidak jauh berbeda pada pasien dari berbagai golongan usia.
Anda bisa mengatasi paronikia dan menghindari masalah ini dengan mengendalikan faktor risiko yang ada. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter.
Infeksi pada kulit di sekitar kuku dibagi menjadi dua jenis, tergantung pada berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sembuh. Jenis paronikia juga dilihat berdasarkan kapan gejala pertama kali muncul dan bakteri penyebab infeksi.
Umumnya, infeksi akut yang terjadi di sekitar kuku akan berkembang dengan cepat. Jenis paronikia ini berawal dari kerusakan kulit yang disebabkan oleh menggigit kuku, mencabut kutikula (kulit) kuku, manikur, atau cedera lainnya.
Bakteri yang menjadi penyebab infeksi jenis akut ini umumnya adalah Staphylococcus dan Enterococcus.
Berbeda dengan infeksi akut, paronikia kronis terjadi akibat dermatitis iritan akibat paparan bahan kimia, seperti asam dan alkali. Itu sebabnya, jenis infeksi ini lebih banyak dialami oleh ART, bartender, hingga perenang.
Bakteri penyebab infeksinya pun berbeda, yaitu Candida albicans. Hal ini yang membuat orang-orang yang sering terpapar air lebih rentan terhadap masalah kuku ini.
Jika pelindung kuku rusak dan sering terpapar terhadap bahan kimia yang ada pembersih, tentu dapat menimbulkan infeksi kronis. Benjolan di sekitar kuku ini berkembang lebih lambat dan berisiko muncul kembali di lain waktu.
Setiap orang umumnya memiliki gejala paronikia yang cukup beragam, tergantung pada jenis dan durasi infeksi. Berikut ini beberapa gejala umum yang muncul berdasarkan jenis infeksinya.
Selain gejala yang disebutkan di atas, ada beberapa gejala lainnya yang cukup umum terjadi ketika benjolan pada sekitar kuku muncul, meliputi:
Jika tidak segera ditangani, infeksi kuku ini dapat menyebar ke bagian kulit yang tebal di sekitar kuku dan membuat kuku terlepas.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikan dengan dokter.
Jika Anda memiliki tanda atau gejala yang disebutkan atau pertanyaan lainnya, silakan konsultasikan dengan dokter. Pasalnya, tubuh setiap orang menunjukkan gejala yang berbeda.
Untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi, selalu periksakan apapun gejala yang dirasakan ke dokter.
Paronikia adalah infeksi yang disebabkan oleh berbagai hal. Patogen utama yang menyebabkan kondisi ini adalah bakteri, jamur, atau kondisi dari keduanya.
Pada kasus yang akut, infeksi terjadi akibat trauma atau luka pada jari dan kuku. Kebiasaan menggigit kuku, mencabut kulit di sekitar kuku, atau perawatan manicure yang tidak rapi bisa menjadi penyebab infeksi ini.
Sementara itu, infeksi yang bersifat kronis kemungkinan disebabkan oleh jamur Candida. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan infeksi ini dapat dipicu oleh bakteri.
Jamur Candida biasanya tumbuh dengan subur di lingkungan yang lembap dan basah. Hal ini tentu menyebabkan infeksi lebih mudah terjadi pada orang yang bekerja dan sering terpapar air.
Paronikia adalah masalah kuku yang dapat terjadi pada hampir setiap orang, terlepas dari usia dan kelompok rasnya. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit ini.
Paronikia lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan pria. Artinya, wanita berisiko lebih tinggi mengalami infeksi di sekitar kuku.
Senang menggigit kuku dapat menyebabkan kulit di sekitar jari tangan menjadi rusak. Akibatnya, peluang untuk terpapar jamur atau bakteri penyebab infeksi pun jauh lebih besar.
Memakai sarung tangan terlalu sering dapat menciptakan lingkungan yang lembap pada bagian dalam tangan. Hal ini tentunya berpotensi memicu pertumbuhan jamur dan bakteri yang dapat menginfeksi kulit di sekitar kuku.
Bagi Anda yang menggunakan obat retinoid oral mungkin perlu berhati-hati. Hal ini dikarenakan retinoid oral seperti isotretinoin dapat mengeringkan kulit dan berisiko terinfeksi oleh jamur dan bakteri.
Umumnya, dokter dapat mendiagnosis paronikia lewat pemeriksaan fisik, yaitu tampilan kuku yang terinfeksi. Bila diperlukan, dokter akan mengambil sampel nanah atau cairan dari kuku yang terinfeksi jamur.
Sampel tersebut nantinya diteliti di laboratorium untuk mengetahui penyebab infeksi dan menentukan perawatan yang tepat untuk Anda.
Perawatan paronikia dibagi menjadi dua bagian berdasarkan jenis. Berikut penjelasan lengkapnya.
Paronikia akut umumnya memiliki gejala yang ringan hingga sedang, sehingga Anda bisa mengatasinya dengan perawatan rumahan. Anda dapat memulainya dengan merendam jari yang terinfeksi di air hangat selama 15 menit sebanyak 2 – 3 kali sehari.
Metode ini biasanya cukup ampuh meringankan rasa sakit dan pembengkakan. Bila tidak kunjung membaik, sebaiknya periksakan diri ke dokter.
Dokter spesialis kulit nantinya akan meresepkan antibiotik oral dan menganjurkan Anda untuk mengangkat jari yang bermasalah. Bila nanah sudah menumpuk di dekat kuku, dokter mungkin akan membius jari yang terinfeksi dan mengeluarkan nanahnya.
Bila diperlukan, sebagian kecil kuku akan dicabut agar area tersebut benar-benar terkuras, seperti operasi cantengan.
Paronikia kronis biasanya disebabkan oleh infeksi jamur. Oleh sebab itu, dokter akan mengobati infeksi dengan obat antijamur yang dioleskan pada kulit, seperti clotrimazole atau ketoconazole.
Obat-obatan ini mungkin perlu dioleskan setiap hari selama beberapa minggu hingga gejalanya membaik. Anda juga diminta untuk merawat kuku dan kulit di sekitarnya agar tetap kering dan bersih.
Pada kasus yang sangat parah, Anda mungkin perlu minum obat antijamur atau steroid untuk menekan penyebaran infeksi dari dalam.
Kunci utama dari mencegah paronikia adalah merawat kuku dengan baik. Berikut di antaranya.
Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi dokter spesialis kulit untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar