backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

8

Tanya Dokter
Simpan

Kuku Lepas atau Patah

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 25/07/2022

    Kuku Lepas atau Patah

    Salah satu masalah kuku yang mungkin sering dialami adalah kuku patah atau lepas. Bila tidak ditangani tentu dapat menimbulkan masalah baru. Lantas, apakah kuku yang terlepas bisa tumbuh kembali dan bagaimana cara mengatasinya?

    Penyebab kuku lepas

    kuku lepas

    Bagi beberapa orang, kuku yang terlepas dari bantalan kuku terkadang tidak menimbulkan rasa sakit. Masalah pada kuku yang satu ini dapat terjadi akibat sejumlah faktor, seperti cedera, kuku jari yang panjang, hingga infeksi jamur. 

    Bahkan, kuku Anda mungkin juga dapat lepas akibat terpapar bahan kimia saat manikur dilakukan. Yuk, kenali apa saja penyebab dari kerusakan kuku yang sering dialami wanita ini. 

    Cedera atau trauma fisik

    Salah satu penyebab kuku lepas adalah cedera atau trauma fisik, seperti kuku terbentur meja atau terjepit pintu. Bahkan, beberapa kebiasaan lainnya pun dapat memicu lepasnya kuku, meliputi: 

    • mengikir kuku yang dapat melonggarkan kuk dan memisahkannya dari bantalan,
    • membenturkan pada meja sehingga membuat kuku menghitam, serta
    • memakai pengering rambut untuk mengeringkan cat kuku.

    Selain itu, jari kaki yang tersangkut berulang kali juga dapat menyebabkan kuku patah. Hal ini mungkin lebih sering terjadi ketika Anda menggunakan sepatu yang terlalu sempit. 

    Infeksi jamur kuku

    Selain cedera, kuku yang lepas ternyata juga bisa menjadi pertanda infeksi jamur yang menyerang kuku. Penyakit kuku yang satu ini kerap terjadi pada orang yang bekerja dekat dengan air atau sering terpapar bahan kimia, seperti pembersih. 

    Akibatnya, jamur atau bakteri pun masuk ke dalam kuku dan jaringan sekitarnya dan menyebabkan kuku patah dan lepas. Bila kuku tampak kuning, pecah-pecah, dan menebal, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan. 

    Kurang asupan vitamin dan mineral

    Kuku yang tipis dan lunak hingga mudah lepas atau patah sering dikaitkan dengan kadar zinc dan zat besi yang rendah dalam tubuh (anemia). 

    Mineral ini memiliki peran penting dalam pembentukan hemoglobin, protein yang terkandung dalam sel merah yang mengangkut oksigen ke matriks kuku. Tanpa asupan mineral yang cukup, pertumbuhan kuku yang sehat pun ikut terganggu. 

    Selain itu, kurangnya asupan vitamin C, vitamin B kompleks, dan kalsium jgua menjadi penyebab umum dari kuku kusam dan mudah patah. 

    Penggunaan obat tertentu

    Bagi Anda yang menggunakan obat-obatan seperti tetrasiklin, klorpromazin, dan kontrasepsi oral, mungkin perlu berhati-hati. Pasalnya, salah satu efek samping dari obat-obatan tersebut adalah kuku yang lepas dari bantalan kuku. 

    Bahkan, kondisi ini juga lebih berisiko terjadi pada pasien yang menjalani kemoterapi atau menggunakan obat-obatan anti malaria. Perlu diingat bahwa infeksi jamur menyerang bantalan kuku yang lepas, kemungkinan besar menimbulkan rasa sakit. 

    Masalah kesehatan tertentu

    kuku tumbuh ke atas

    Jika Anda mengalami penyakit, seperti psoriasis kuku dan dermatitis, kuku yang lepas mungkin merupakan pertanda dari kondisi kesehatan tertesbut. Penyakit lain yang berkaitan dengan kuku patah dan terlepas dari alasnya meliputi: 

    • anemia, 
    • diabetes,
    • skleroderma, 
    • sindrom kuku kuning, dan
    • penyakit bawaan tertentu lainnya.

    Cara merawat kuku yang lepas

    Perawatan kerusakan kuku yang satu ini biasanya dapat dilakukan di rumah untuk membantu meredakan nyeri dan mencegah infeksi. Berikut berbagai cara merawat kuku yang lepas untuk mempercepat penyembuhan. 

    Menjaga area kuku tetap kering

    Semakin cepat Anda menyadari bahwa kuku sudah terlepas dari bantalannya, semakin kecil risiko kuku terkena infeksi. Pada saat hal tersebut terjadi, sebaiknya angkat jari yang mengalami cedera untuk mengurangi nyeri dan bengkak. 

    Bila memungkinkan, balut jari yang mengalami masalah dengan perban. Pasalnya, bantalan kuku sangat lembap dan sensitif, sehingga perlu dilindungi selama 7 – 10 hari pertama agar tidak terinfeksi. 

    Kompres jari dengan es

    Selain membalut jari dengan perban, Anda juga bisa mengompres daerah yang mengalami cedera dengan es selama 20 menit. Cara ini bisa dilakukan setiap 3 – 6 jam selama 24 – 48 jam pertama. 

    Perawatan rumahan kuku yang lepas ini bertujuan untuk membantu meredakan nyeri dan mengurangi pembengkakan. 

    Cara membuatnya
    • masukkan es batu ke dalam kantong plastik dan segel bagian atasnya
    • bungkus tas dengan handuk atau kain yang tipis
    • hindari meletekkan es atau kantong es langsung di kulit
    • pasang kompres es tepat di atas perban yang menutupi jari

    Pola makan yang sehat

    Jika ganti kuku atau kuku yang lepas disebabkan oleh kekurangan zat besi, tentu Anda perlu meningkatkan asupan gizi yang diperlukan. Ada berbagai jenis makanan yang dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan zat besi, seperti: 

    • daging sapi, ayam, dan hati ayam, 
    • kacang-kacangan,
    • sayuran berdaun hijau tua, serta
    • suplemen zat besi.

    Selain pola makan, Anda juga harus perlu menjaga kelembapan kuku yang mengelupas dengan memberikan minyak jojoba pada kulit di sekitar kuku.

    Kapan harus periksa ke dokter? 

    Kuku yang patah memang dapat diobati di rumah. Namun, gejala di bawah ini mungkin menandakan Anda perlu berkonsultasi dengan dokter. 

    • Patahan kuku sulit dipotong. 
    • Kuku terlepas sepenuhnya dari kulit. 
    • Ada luka yang cukup dalam dan membutuhkan jahitan. 
    • Jari terasa berdenyut atau kencang. 
    • Perdarahan pada bagian kuku yang menempel dan tidak berhenti.
    • Gejala infeksi di kulit dekat patahan kuku, seperti bengkak hingga bernanah. 

    Dokter mungkin akan memberikan salep antibiotik atau obat pereda nyeri untuk meringankan gejala yang muncul akibat kuku patah. 

    Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 25/07/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan