backup og meta

Kenali Syringoma, Benjolan Kecil yang Sering Muncul di Sekitar Mata

Kenali Syringoma, Benjolan Kecil yang Sering Muncul di Sekitar Mata

Munculnya benjolan kecil di bawah mata bisa disebabkan oleh tumor jinak yang disebut syringoma. Apakah ini berbahaya dan bagaimana cara menghilangkannya? Simak ulasannya berikut ini.

Apa itu syringoma?

Syringoma adalah tumor jinak kecil yang bersifat nonkanker sehingga kondisi ini cenderung tidak berbahaya karena tidak akan berkembang menjadi kanker.

Kelenjar keringat yang terlalu aktif dapat menimbulkan benjolan-benjolan kecil dan padat pada permukaan kulit. Benjolan paling sering terlihat di sekitar area kelopak mata.

Namun, benjolan juga bisa muncul pada bagian lain di wajah, ketiak, leher, perut, pusar, dan dada bagian atas. Benjolan bisa muncul di sekitar area genital meskipun lebih jarang terjadi.

Pada kebanyakan kasus, syringoma umumnya dibiarkan begitu saja karena tidak berbahaya.

Jika benjolan akibat tumor jinak ini mengganggu penampilan, pengobatan seperti terapi laser, dermabrasi, atau bedah listrik cukup efektif untuk menghilangkannya.

Walaupun pengobatannya relatif mudah, hal ini dapat menimbulkan jaringan parut dan benjolan kembali muncul di kemudian hari. 

Seberapa umumkah kondisi ini?

Syringoma lebih umum terjadi pada wanita, yang pertama kali muncul pada masa pubertas. Namun, tidak menutup kemungkinan kondisi ini dapat terjadi pada usia berapa pun.

Menurut DermNet NZ, syringoma erupsi yang pertumbuhannya terjadi secara tiba-tiba, lebih cenderung terjadi pada orang Asia atau berkulit gelap.

Tanda dan gejala syringoma

Syringoma merupakan tumor jinak yang tumbuh dari saluran kelenjar keringat (kelenjar ekrin). Tumor ini umumnya terletak pada lapisan tengah hingga dalam kulit.

Kondisi ini ditandai dengan beberapa benjolan kecil berwarna kulit dan berukuran 1‒3 mm. Pada sebagian orang, benjolan bisa berwarna kuning, cokelat, merah muda, atau kelabu.

Ciri-ciri syringoma mirip dengan benjolan kecil pada kulit lainnya, seperti milia atau jerawat.

Lokasi yang paling umum adalah bagian sekitar area mata. Syringoma juga dapat terbentuk pada bagian tubuh lain, seperti leher, ketiak, perut, dan area genital.

Kebanyakan syringoma tidak bergejala dan tidak berkembang menjadi kanker.

Beberapa orang mungkin mengalami rasa sakit dan gatal-gatal saat berkeringat. Jika merasa cemas tentang gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter Anda.

Kapan sebaiknya harus periksa ke dokter?

Jika Anda memiliki tanda atau gejala syringoma atau memiliki kekhawatiran tertentu, lebih baik konsultasikan dengan dokter. 

Walaupun kondisi ini seringkali bukan merupakan kondisi serius, dokter dapat membantu menentukan solusi terbaik untuk kondisi Anda.

Penyebab dan faktor risiko syringoma

Syringoma berkembang ketika sel-sel saluran keringat pada lapisan terluar kulit bereaksi secara berlebihan. Hal ini memicu pertumbuhan tumor atau jaringan abnormal.

Selain itu, beberapa kondisi tertentu dapat menyebabkan produksi keringat berlebihan yang bisa membuat Anda lebih berisiko mengalami syringoma. 

Adapun masalah kesehatan yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini, termasuk:

Kemunculan tumor jinak yang lebih umum terjadi pada masa pubertas karena dipengaruhi perubahan aktivitas hormon yang meningkat. 

Diagnosis

Walaupun syringoma tidak memicu kanker, Anda bisa memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan benjolan tidak berbahaya.

Dokter spesialis kulit atau dermatolog dapat mendiagnosis sebagian besar kasus syringoma hanya melalui pemeriksaan fisik. 

Biopsi atau pengambilan sampel jaringan mungkin dokter perlukan untuk membedakan syringoma dengan benjolan serupa lainnya, seperti:

Pengobatan syringoma

tips cara menjaga kesehatan kulit

Syringoma bersifat jinak sehingga kebanyakan kasus tidak membutuhkan pengobatan. Namun, Anda juga bisa menghilangkannya apabila benjolan mengganggu penampilan.

Tujuan pengobatan ini adalah mengurangi tampilan tumor atau menghilangkan sepenuhnya.

Dokter dapat menyarankan penggunaan obat-obatan atau operasi untuk menanganinya.

1. Obat-obatan

Pengobatan obat topikal, seperti asam trikloroasetat (TCA) atau tretinoin dapat membuat syringoma mengerut dan hilang dari permukaan kulit dalam beberapa hari.

Dokter juga akan meresepkan obat syringoma oral, seperti isotretinoin atau acitretin.

Pengobatan ini dapat membantu memperbaiki kulit di sekitar syringoma, tetapi tidak seefektif operasi.

2. Dermabrasi

Prosedur ini akan menggunakan zat abrasif dan alat yang bisa mengikis lapisan kulit terluar wajah.

Walaupun mampu mengurangi bekas jerawat dan kerutan, dermabrasi ini tidak cukup efektif untuk syringoma yang terletak jauh di lapisan kulit dalam.

3. Bedah laser

Metode menghilangkan benjolan tumor dengan bedah laser direkomendasikan karena memiliki risiko lebih kecil untuk menimbulkan jaringan parut.

Dokter akan menggunakan karbon dioksida atau erbium dalam bedah laser. Penyembuhan dari prosedur ini berkisar antara 5 hingga 14 hari.

4. Bedah listrik

Bedah listrik atau electrocautery berhasil untuk mengangkat benjolan kecil. Prosedur bedah ini akan mengangkat jaringan dan menghentikan perdarahan secara bersamaan.

Prosedur ini akan menggunakan elektrokauter yang terhubung dengan pena tajam yang disebut probe. Alat ini akan mengubah listrik menjadi panas untuk mengangkat benjolan kulit.

5. Krioterapi

Terapi dingin atau dalam dunia medis disebut krioterapi atau cryotherapy ini  menggunakan bahan kimia tertentu untuk membekukan syringoma.

Nitrogen cair adalah bahan kimia yang paling sering dokter gunakan untuk prosedur ini. Zat ini membantu proses pembekuan dan pengangkatan tumor.

6. Eksisi

Jika tumor terletak pada lapisan kulit yang lebih dalam, dokter akan merekomendasikan prosedur eksisi dengan menggunakan gunting atau pisau bedah.

Setelah mengangkat tumor, dokter akan membuat jahitan pada kulit.

Namun, eksisi memiliki risiko jaringan parut yang lebih besar daripada prosedur lainnya.

Pengobatan di rumah untuk syringoma

Pengobatan syringoma secara umum punya tingkat keberhasilan tinggi. Namun, kondisi ini cenderung kambuh sehinggi perawatan kulit jangka panjang mungkin diperlukan.

Jika kambuh, Anda bisa melakukan lagi pengobatan yang sama, termasuk operasi. 

Infeksi, jaringan parut, dan depigmentasi bisanya menjadi komplikasi setelah operasi, biarpun lebih jarang terjadi.

Anda biasanya membutuhkan waktu sekitar seminggu untuk pulih sepenuhnya.

Dokter mungkin memberikan resep obat pereda nyeri untuk mengatasi ketidaknyamanan pasca-operasi.

Jika kondisi tidak membaik atau muncul tanda-tanda infeksi pada luka bekas operasi, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Syringoma. DermNet NZ. Retrieved 16 September 2021, from https://dermnetnz.org/topics/syringoma

Syringoma. The Australasian College of Dermatologist. (2019). Retrieved 16 September 2021, from https://www.dermcoll.edu.au/atoz/syringoma/

Syringoma Treatment & Management: Medical Care, Surgical Care. Medscape. (2019). Retrieved 16 September 2021, from https://emedicine.medscape.com/article/1059871-treatment

Dermabrasion. Mayo Clinic. (2020). Retrieved 16 September 2021, from https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/dermabrasion/about/pac-20393764

Cryotherapy: Uses, Procedure, Risks & Benefits. Cleveland Clinic. (2020). Retrieved 16 September 2021, from https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/21099-cryotherapy

Williams, K., & Shinkai, K. (2016). Evaluation and management of the patient with multiple syringomas: A systematic review of the literature. Journal Of The American Academy Of Dermatology, 74(6), 1234-1240.e9. https://doi.org/10.1016/j.jaad.2015.12.006

Ghanadan, A., & Khosravi, M. (2013). Cutaneous syringoma: a clinicopathologic study of 34 new cases and review of the literature. Indian journal of dermatology, 58(4), 326. https://doi.org/10.4103/0019-5154.113956

Versi Terbaru

24/09/2021

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

7 Penyakit Kulit yang Mirip Jerawat, tapi Bukan Jerawat

Rambut Tumbuh ke Dalam, Bagaimana Membedakannya dengan Jerawat?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 24/09/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan