Beberapa kondisi yang membuat dermabrasi tidak boleh dilakukan yaitu jika seseorang mengalami peradangan jerawat, mengalami herpes, memiliki kecenderungan untuk mengalami keloid, luka bakar akibat radiasi, dan bekas luka bakar. Tidak hanya itu, jika Anda megonsumsi obat-obatan yang menyebabkan lapisan kulit menjadi menipis, maka Anda tidak boleh melakukan dermabrasi.
BACA JUGA: Mengungkap Serba-serbi Micellar Water, Amankah Bagi Wajah?
Apa yang harus disiapkan sebelum melakukan dermabrasi?
Sebelum akhirnya dokter melakukan dermabrasi pada wajah Anda, biasanya ia akan memeriksa kesehatan Anda secara lengkap dan melihat riwayat kesehatan. Sebaiknya Anda mendiskusikan ke dokter jika Anda memiliki alergi terhadap suatu obat. Anda juga mungkin disarankan untuk menghentikan konsumsi obat yang dirasa dapat berisiko meningkatkan perdarahan atau menyebabkan kulit menjadi berwarna gelap setelah dermabrasi.
Tidak hanya itu, Anda juga dianjurkan untuk menghindari paparan sinar matahari selama 2 bulan sebelum melakukan perawatan dan menggunakan tabir surya jika melakukan aktivitas di luar ruangan setiap hari. Paparan sinar matahari dapat menyebabkan warna kulit menjadi tidak rata.
Lalu, bagaimana proses dermabrasi dilakukan?
Hal yang pertama dilakukan oleh dokter adalah membersihkan wajah, menutup mata dengan alat khusus, serta menandai area wajah yang akan diobati. Kemudian dokter akan mulai membius wajah Anda untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin dirasakan selama proses dermabrasi berlangsung. Bius yang dilakukan bisa saja bius lokal yaitu hanya di bagian yang diobati saja atau bius umum yaitu membius seluruh tubuh sehingga tubuh menjadi mati rasa. Hal ini tergantung dengan seberapa tingkat perawatan yang dilakukan.
Setelah itu, dokter akan memegang kulit wajah dengan kencang dan menekannya dengan alat khusus dermabrasi. Proses ini dapat terjadi dalam hitungan menit atau bahkan lebih dari satu jam. Semakin banyak masalah kulit yang Anda miliki, maka semakin lama proses ini berlangsung. Jika sudah semua bagian yang bermasalah didermabrasi, maka dokter akan memberikan salep khusus yang membuat wajah Anda tetap lembab namun tidak lengket.
BACA JUGA: Resep Masker Wajah Alami untuk Kulit Berminyak
Apa risiko dari perawatan dermabrasi?
Dermabrasi sudah termasuk dengan tindakan medis, oleh karena itu ada efek samping dan risiko jika melakukan teknik ini, yaitu:
Kemerahan dan pembengkakan. Seletah melakukan dermabrasi kulit akan memerah dan bengkak. Namun bengkak akan berangsur-angsur berkurang dalam hitungan minggu.
Kulit menjadi sensitif dan berwarna merah muda. Dermabrasi bertujuan untuk mengangkat kulit paling teratas agar kulit yang baru dapat tumbuh kembali. Oleh karena itu, kulit wajah yang dberikan perawatan dermabrasi akan menjadi merah muda seperti kulit muda yang baru tumbuh.
Jerawat. Mungkin sesaat setelah melakukan dermabrasi, Anda akan memiliki jerawat di wajah. Namun jangan khawatir, karena biasanya jerawat ini akan hilang dengan sendirinya.
Pori-pori wajah membesar. Tidak hanya membuat Anda jerawatan, namun dermabrasi juga bisa membuat pori wajah Anda semakin besar.
Infeksi kulit. Kondisi ini diakibatkan oleh jamur atau virus, namun hal ini jarang sekali terjadi pada pasien yang melakukan dermabrasi.
Munculnya jaringan parut. Hal ini juga jarang terjadi, namun untuk mencegah hal ini terjadi biasanya dokter telah memberikan obat steroid agar luka bekas dermabrasi menjadi lembut.
Reaksi lainnya, seperti kemerahan, alergi, atau perubahan warna kulit.
Apa yang harus dilakukan setelah menjalani dermabrasi?
Setelah selesai melakukan perawatan dengan dermabrasi, maka Anda harus kembali membuat janji dengan dokter ahli kulit Anda. Hindari mengonsumsi alkohol selama 48 jam setelah dermabrasi. Disarankan juga untuk tidak mengonsumsi obat yang mengandung aspirin atau ibuprofen selama seminggu penuh. Hindari merokok.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar