backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

7

Tanya Dokter
Simpan

10 Penyebab Biduran yang Perlu Anda Waspadai

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 24/06/2024

10 Penyebab Biduran yang Perlu Anda Waspadai

Pernahkah Anda mengalami biduran? Biduran ditandai dengan bentol merah yang melebar dan menyebar pada kulit. Lantas, apa saja penyebab biduran? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Berbagai penyebab biduran yang sering luput dari perhatian

Penyebab biduran pada umumnya adalah reaksi alergi terhadap beberapa pemicu, seperti bulu hewan, serbuk sari, atau pakaian berbahan lateks. 

Biduran juga bisa disebabkan oleh infeksi patogen (virus, bakteri, dan jamur), diabetes, penyakit ginjal kronis, penyakit autoimun, dan stres. 

Berikut adalah beberapa penyebab biduran yang umum diketahui. 

1. Alergi makanan

alergi makanan

Salah satu penyebab biduran paling umum adalah alergi makanan karena reaksi sistem kekebalan yang terjadi segera setelah makan makanan tertentu. 

Pada beberapa orang, alergi makanan dapat menyebabkan gejala yang parah atau bahkan reaksi yang mengancam jiwa yang dikenal sebagai syok anafilaksis.

Kacang, cokelat, atau seafood termasuk makanan penyebab biduran yang paling umum. Selain itu, biduran dapat dipicu oleh bahan makanan tambahan, seperti pewarna buatan dan pengawet. 

Jika Anda memiliki riwayat alergi makanan, sebaiknya hindari makanan pemicu alergi atau alergen. Bila sudah terlanjur terkena biduran, segera konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan resep obat.

2. Alergi pada hewan

Selain alergi makanan, alergi pada hewan bisa menjadi penyebab munculnya bentol-bentol di kulit atau biduran.

Reaksi alergi biasanya muncul karena dipicu paparan terhadap bulu, kulit, air seni, atau air liur hewan.

Setiap hewan bisa memicu reaksi alergi. Namun, alergi pada kucing dan anjing adalah yang paling banyak terjadi.

Jika biduran muncul karena alergi terhadap hewan, sebaiknya hindari bermain dengan hewan tersebut untuk meredakan gatal karena biduran.

3. Alergi serbuk sari

Serbuk sari merupakan bagian penting dalam tanaman yang berfungsi sebagai sel reproduksi. Serbuk sari berukuran sangat kecil dan dapat dengan mudah terbawa oleh angin.

Bagi orang yang sensitif, menghirup serbuk sari bisa memicu alergi. Reaksi alergi ini terkadang juga bisa ditandai dengan biduran, hidung tersumbat, atau bersin-bersin.

Anda dapat menghindarinya dengan membatasi aktivitas di luar ruangan, terutama ketika cuaca sedang berangin.

4. Udara dingin

Munculnya bentol-bentol atau biduran juga bisa disebabkan oleh paparan udara dingin. Kondisi ini disebut dengan urtikaria dingin. 

Menurut American Academy of Dermatology Association, urtikaria dingin muncul setelah kulit terpapar penurunan suhu udara atau air dingin secara tiba-tiba.

Kondisi lembab dan berangin juga dapat memunculkan biduran di kulit. Urtikaria dingin paling sering terjadi pada orang dewasa. 

Pengobatan biduran karena udara dingin biasanya minum antihistamin dan menghindari udara atau air dingin yang menjadi penyebab masalah kulit ini.

5. Penyakit kronis

perbedaan diabetes melitus dan diabetes insipidus

Biduran ternyata bukan sekadar rasa gatal dan bentol-bentol di kulit. Kondisi ini juga dapat memberikan masalah kesehatan yang lebih serius. 

Pasien dengan penyakit limfoma, gagal ginjal kronis, hepatitis, maupun HIV bisa mengalami gejala gatal-gatal mirip biduran. 

Sebuah riset yang diterbitkan dalam The Indian Journal of Medical Research menyebut bahwa penderita diabetes tipe 1 juga dapat terkena biduran atau urtikaria. 

Jenis biduran pada pasien diabetes tergolong kronis sehingga harus diatasi dengan bantuan obat-obatan. 

Pengobatan untuk biduran yang disebabkan penyakit kronis adalah antihistamin seperti fexofenadine, loratadine, dan cetirizine.

6. Gangguan autoimun

Penelitian The Indian Journal of Medical Research mencatat bahwa hampir 45% pasien dengan biduran kronis memiliki gangguan autoimun.

Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan tubuhnya sendiri. 

Penyakit tiroid merupakan salah satu penyakit autoimun yang paling sering menyebabkan biduran.

Penyakit autoimun lain yang bisa menjadi penyebab biduran adalah lupus, radang sendi, dan penyakit celiac.

Pengobatan biduran karena gangguan autoimun ini biasanya menggunakan antihistamin.

Apa yang harus dilakukan saat biduran?

Saat terkena biduran, Anda bisa melakukan perawatan rumahan seperti berikut ini.
  • Hindari pemicu biduran seperti makanan, hewan, serbuk sari, atau obat-obatan.
  • Kompres air dingin atau mandi dengan air dingin.
  • Gunakan pakaian yang longgar dan bahan yang lembut.
  • Lindungi kulit dari paparan sinar matahari.
  • Mengonsumsi obat antigatal atau antihistamin.

7. Berkeringat

Keringat pada dasarnya tidak menyebabkan gatal-gatal. Namun, tubuh yang berkeringat menandakan tubuh sedang mengalami kenaikan suhu. 

Bagi beberapa orang, kenaikan suhu tubuh, baik karena olahraga maupun mandi air panas, dapat menjadi penyebab biduran atau gatal-gatal.

Sebuah riset yang diterbitkan dalam Clinical Autonomic Research menyebutkan bahwa​​ tubuh memproduksi asetilkolin, yaitu bahan kimia yang menghambat pemecahan sel. 

Asetilkolin memang bertugas merangsang produksi keringat pada saraf simpatik. Namun, zat ini dapat mengganggu perkembangan sel-sel kulit sehingga kulit menjadi iritasi dan memicu ruam pada kulit.

8. Stres

Penelitian dalam jurnal Clinical Therapeutics menunjukkan bahwa stres merupakan penyebab dari masalah kulit, termasuk biduran. 

Stres berlebihan dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun sehingga lebih rentan terkena penyakit kulit.

Stres dan amarah dapat membuat tubuh melepaskan histamin. Hal ini terlihat pada orang yang mengalami urtikaria kronis atau biduran yang berkali-kali muncul selama lebih dari enam minggu. 

Akibatnya, tubuh memberikan respons peradangan dengan memunculkan bentol merah seperti biduran.

9. Infeksi bakteri dan parasit

parasit di tubuh

Biduran juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, kondisi ini sering ditemui pada anak-anak. 

Salah satu jenis bakteri penyebab biduran adalah Haemophilus influenzae tipe B yang merupakan bakteri penyebab penyakit serius seperti meningitis, pneumonia, dan infeksi lainnya.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cureus juga mengungkap bahwa bakteri Helicobacter pylori (penyebab tukak lambung) menjadi faktor kuat penyebab biduran kronis atau urtikaria kronis.

Selain itu, infeksi oleh parasit bisa menjadi penyebab biduran. Giardia lamblia (Giardia intestinalis)merupakan parasit penyebab diare yang juga bisa menimbulkan urtikaria dan gatal-gatal.

10. Obat-obatan

Mengonsumsi obat-obatan tertentu juga bisa menjadi penyebab gatal biduran. Kondisi ini disebut dengan drug-induced urticaria.

Mengutip DermNetz,  jenis obat-obatan yang bisa menyebabkan efek samping berupa biduran adalah penisilin, NSAID, griseofulvin, morphine, atau codeine.

Ciri biduran akibat obat-obatan ini sama seperti halnya biduran yang muncul karena alergi atau penyebab lainnya, yakni berupa bentol-bentol yang melebar.

Biduran karena obat-obatan ini dapat menyerang bagian tubuh mana saja, bahkan pada telapak tangan, telapak kaki, dan kulit kepala.

Ada berbagai macam penyebab biduran, mulai dari alergi, stres, infeksi, hingga efek samping obat-obatan.

Jika Anda ragu apa yang menjadi penyebab pasti dari masalah kulit tersebut, sebaiknya konsultasikan kepada dokter untuk menjalani pemeriksaan. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan

General Practitioner · None


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 24/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan