backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

6

Tanya Dokter
Simpan

Tak Hanya Alergi, Ini 7 Hal yang Bisa Menyebabkan Biduran

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 28/04/2022

    Tak Hanya Alergi, Ini 7 Hal yang Bisa Menyebabkan Biduran

    Pernahkah Anda mengalami biduran atau urtikaria? Biduran adalah kondisi gatal pada kulit dengan bentol merah yang melebar dan menyebar pada kulit. Kondisi ini dapat menyerang wajah, badan, lengan, atau kaki. Lantas, apa saja penyebab biduran? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

    Berbagai penyebab biduran yang sering luput dari perhatian

    Penyebab biduran pada umumnya adalah reaksi alergi terhadap beberapa pemicu, seperti bulu hewan, serbuk sari, atau pakaian berbahan lateks. 

    Biduran juga bisa disebabkan oleh infeksi patogen (virus, bakteri, dan jamur), diabetes, penyakit ginjal kronis, penyakit autoimun, dan stres. 

    Berikut adalah beberapa penyebab biduran yang umum diketahui. 

    1. Alergi makanan

    alergi makanan

    Salah satu penyebab biduran paling umum adalah alergi makanan karena reaksi sistem kekebalan yang terjadi segera setelah makan makanan tertentu. 

    Pada beberapa orang, alergi makanan dapat menyebabkan gejala yang parah atau bahkan reaksi yang mengancam jiwa yang dikenal sebagai syok anafilaksis.

    Kacang, cokelat, atau seafood termasuk makanan penyebab biduran yang paling umum. Selain itu, biduran dapat dipicu oleh bahan makanan tambahan, seperti pewarna buatan dan pengawet. 

    Jika Anda memiliki riwayat alergi makanan, sebaiknya hindari makanan pemicu alergi atau alergen. Bila sudah terlanjur terkena biduran, segera konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan resep obat.

    2. Udara dingin

    Munculnya bentol-bentol atau biduran juga bisa disebabkan oleh paparan udara dingin. Kondisi ini disebut dengan urtikaria dingin. 

    Menurut American Academy of Dermatology Association, urtikaria dingin muncul setelah kulit terpapar penurunan suhu udara atau air dingin secara tiba-tiba.

    Kondisi lembab dan berangin juga dapat memunculkan biduran di kulit. Urtikaria dingin paling sering terjadi pada orang dewasa. 

    Pengobatan biduran karena udara dingin biasanya minum antihistamin dan menghindari udara atau air dingin yang menjadi penyebab masalah kulit ini.

    3. Penyakit kronis

    perbedaan diabetes melitus dan diabetes insipidus

    Biduran ternyata bukan sekadar rasa gatal dan bentol-bentol di kulit. Kondisi ini juga dapat memberikan masalah kesehatan yang lebih serius. 

    Pasien dengan penyakit limfoma, gagal ginjal kronis, hepatitis, maupun HIV bisa mengalami gejala gatal-gatal mirip biduran. 

    Sebuah riset yang diterbitkan dalam The Indian journal of medical research (2019) menyebut penderita diabetes tipe 1 juga dapat terkena biduran atau urtikaria. 

    Jenis biduran pada pasien diabetes tergolong kronis sehingga harus diatasi dengan bantuan obat-obatan. 

    Pengobatan untuk biduran yang disebabkan penyakit kronis adalah antihistamin seperti fexofenadine, loratadine, dan cetirizine.

    4. Gangguan autoimun

    Penelitian The Indian journal of medical research (2019) mencatat bahwa hampir 45 persen pasien dengan biduran kronis memiliki gangguan autoimun.

    Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan tubuhnya sendiri. 

    Penyakit tiroid merupakan salah satu penyakit autoimun yang paling sering menyebabkan biduran.

    Penyakit autoimun lain yang bisa menjadi penyebab biduran adalah lupus, radang sendi, dan penyakit celiac.

    Pengobatan biduran karena gangguan autoimun ini biasanya menggunakan antihistamin.

    5. Berkeringat

    Keringat pada dasarnya tidak menyebabkan gatal-gatal. Namun, tubuh yang berkeringat menandakan tubuh sedang mengalami kenaikan suhu. 

    Bagi beberapa orang, kenaikan suhu tubuh, baik karena olahraga maupun mandi air panas, dapat menjadi penyebab biduran atau gatal-gatal.

    Sebuah riset yang diterbitkan dalam Clinical autonomic research (2018) menyebutkan bahwa​​ tubuh memproduksi asetilkolin, yaitu bahan kimia yang menghambat pemecahan sel. 

    Asetilkolin memang bertugas merangsang produksi keringat pada saraf simpatik. Namun, zat ini dapat mengganggu perkembangan sel-sel kulit sehingga kulit menjadi iritasi dan memicu ruam pada kulit.

    6. Stres

    Penelitian dari Clinical therapeutics (2020) menunjukkan bahwa stres merupakan penyebab dari masalah kulit, termasuk biduran. 

    Stres berlebihan dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun sehingga lebih rentan terkena penyakit kulit.

    Stres dan amarah dapat membuat tubuh melepaskan histamin. Hal ini terlihat pada orang yang mengalami urtikaria kronis atau biduran yang berkali-kali muncul selama lebih dari enam minggu. 

    Akibatnya, tubuh memberikan respons peradangan dengan memunculkan bentol merah seperti biduran.

    7. Infeksi bakteri dan parasit

    parasit di tubuh

    Biduran juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, kondisi ini sering ditemui pada anak-anak. 

    Salah satu jenis bakteri penyebab biduran adalah Haemophilus influenzae tipe B yang merupakan bakteri penyebab penyakit serius seperti meningitis, pneumonia, dan infeksi lainnya.

    Penelitian baru-baru ini yang diterbitkan dalam Cureus (2019) juga mengungkap bakteri Helicobacter pylori (penyebab tukak lambung) menjadi faktor kuat penyebab biduran kronis atau urtikaria kronis.

    Infeksi oleh parasit juga bisa menjadi penyebab biduran. Giardia lamblia (Giardia intestinalis) yang merupakan parasit penyebab diare bisa menimbulkan urtikaria dan gatal-gatal karena alergi dari infeksi parasit tersebut.

    Ada banyak penyebab biduran selain alergi. Jika Anda ragu apa yang menjadi penyebab pasti dari masalah kulit tersebut, sebaiknya konsultasikan kepada dokter untuk menjalani pemeriksaan. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 28/04/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan