backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Morfea

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Kemal Al Fajar · Tanggal diperbarui 06/11/2023

Morfea

Morfea atau morphea, juga dikenal sebagai skleroderma lokal, adalah penyakit autoimun yang menimbulkan sejumlah gejala pada kulit. Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, tetapi ada faktor-faktor genetik dan lingkungan mungkin berperan dalam perkembangan penyakit ini.

Definisi morfea

Morfea adalah penyakit kulit langka yang menyebabkan perubahan fisik, seperti perubahan warna atau kulit jadi mengeras. Umumnya, bagian kulit yang mengalami masalah ini tampak memiliki pola warna yang lebih pucat atau lebih tua kemerahan, alias belang. 

Perubahan warna kulit pada penyakit ini biasanya dijumpai pada kulit di sekitar perut, dada, punggung, dan lengan tapi tak menutup kemungkinan dapat terjadi pada wajah dan kaki.

Pada kebanyakan kasus, morfea yang menyerang lapisan kulit bagian luar, tetapi bisa juga menyebabkan kerusakan pada lapisan kulit yang lebih dalam. 

Untungnya, masalah kulit ini dapat membaik dengan sendirinya meskipun tidak menutup kemungkinan kekambuhan dapat terjadi.

Di bawah ini beberapa jenis morfea yang dibagi berdasarkan pola kejadiannya. 

1. Plaquemorphea

Plaquemorphea merupakan bentuk skleroderma terlokalisasi yang paling banyak terjadi. Kondisi ini biasanya ditandai dengan perubahan warna kulit dan lesi berbentuk oval, serta menimbulkan rasa gatal pada kulit.

2. Generalized plaque morphea

Sesuai dengan namanya, generalized plaque morphea merupakan morfea denga kondisi yang lebih luas dan lebar. Kondisinya juga cenderung lebih dalam sehingga dapat memengaruhi penampilan penderitanya. 

3. Pansclerotic morfea

Dibandingkan dengan dua jenis sebelumnya, pansclerotic morfea lebih jarang terjadi, tetapi membutuhkan perawatan yang intensif. Pasalnya, perubahan kulit ini menyebar hampir ke seluruh tubuh dalam waktu singkat. 

4. Linear morfea

Jenis morphea ini dapat terjadi pada kaki dan tangan dengan bentuk yang panjang mengelilingi anggota tubuh. Biasanya jenis morfea ini terjadi pada anak-anak berusia 10 tahun. Linear morfea dapat memengaruhi tulang dan otot.

Bila tidak ditangani dengan baik, lesi pada jaringan kulit bisa menyebar ke sel otot dan menyebabkan kecacatan. 

Seberapa umum morfea? 

Morphea adalah kondisi kulit yang cukup langka dan diperkirakan dapat terjadi kurang dari 3 dari 100.000 orang. Penyakit kulit yang juga disebut dengan skleroderma terlokalisasi ini lebih sering dijumpai pada wanita dibandingkan pria. 

Tanda dan gejala morfea

Kulit infeksi merah dan bengkak

Gejala morphea umumnya beragam dan tergantung pada jenis, serta stadium dari penyakit ini. Beberapa gejala yang biasanya muncul antara lain: 

  • bercak oval kemerahan atau keunguan pada kulit, terutama di perut atau dada,
  • perubahan warna kulit lebih terang atau keputihan secara bertahap, 
  • pola warna tampak lurus, terutama pada lengan, dahi, atau tungkai, serta
  • bercak pada kulit yang terkena menjadi kencang, menebal, dan berkilau. 

Selain kulit, perubahan warna ini dapat memengaruhi tulang dan jaringan di bawahnya. Gangguan ini umumnya berlangsung selama beberapa tahun dan akan membaik, terkadang malah menghilang dengan sendirinya. 

Bercak tersebut mungkin akan meninggalkan bekas luka atau menggelapkan area kulit yang terkena. 

Kapan harus periksa ke dokter? 

Bila Anda menjumpai bercak kemerahan pada kulit yang mengeras atau menebal, segera konsultasikan dengan dokter. Semakin cepat kondisi ini didiagnosis, semakin besar peluang untuk menghambat perkembangan bercak baru. 

Selain itu, hal tersebut memungkinkan dokter mencari tahu penyebab dan mengurangi risiko komplikasi yang cukup berbahaya. 

Morfea pada persendian

Morfea dapat membatasi pergerakan dari bagian kulit persendian yang terdampak. Seiring waktu, perubahan pada kulit bisa terasa kencang, kering, atau lebih halus. 

Penyebab morfea

Hingga saat ini, penyebab utama morfea masih belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menganggap kondisi ini merupakan dampak dari gangguan autoimun. Artinya, sistem kekebalan tubuh menyerang kulit penderita. 

Bila hal ini terjadi, sel penghasil kolagen menjadi terlalu aktif sehingga memproduksi kolagen terlalu banyak. Penumpukan kolagen pada kulit dapat menyebabkan kulit mengeras. 

Selain itu, proses pembentukan kolagen berlebih dapat dipicu oleh beberapa hal, seperti: 

Faktor risiko morfea

Menurut American Osteopathic Association, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terhadap morfea meliputi: 

  • kulit berwarna putih, 
  • wanita, 
  • berusia antara 2 – 14 tahun, atau pertengahan 40-an, serta
  • riwayat keluarga morfea atau penyakit autoimun lainnya. 

Komplikasi morfea

Di bawah ini beberapa kondisi yang dapat muncul akibat morfea tidak ditangani dengan baik. 

1. Tidak percaya diri

Salah satu komplikasi morphea yang paling sering ditemui yaitu tidak percaya diri. Perubahan warna kulit ini dapat memengaruhi citra tubuh, terutama ketika bercak kulit muncul di lengan, kaki, atau wajah Anda. 

2. Sulit bergerak

Jika perubahan kulit ini memengaruhi lengan atau tungkai, hal tersebut dapat mengganggu pergerakan sendi. Alhasil, beberapa penderita morphea mengaku sulit untuk bergerak. 

3. Rambut rontok

Seiring dengan berjalannya waktu, skleroderma terlokalisasi dapat memicu kerontokan rambut dan mengurangi kelenjar keringat pada area yang terdampak. 

4. Kerusakan mata

Jika morfea terjadi pada anak-anak, terutama pada bagian atau leher, mereka mungkin mengalami kerusakan mata. Meski kerusakan ini tidak terlihat, sifat dari kondisi ini biasanya termasuk permanen. 

Diagnosis morfea

Sama seperti pemeriksaan pada umumnya, dokter akan mendiagnosis morphea dengan bertanya seputar gejala dan riwayat kesehatan.

Tak hanya itu, ada beberapa pemeriksaan tambahan untuk memastikan hasil diagnosis, yaitu: 

  • biopsi kulit untuk mendeteksi perubahan kulit,
  • tes darah
  • pemeriksaan mata bila terjadi pada anak-anak, atau
  • MRI. 

Pengobatan morfea

Sejauh ini, belum ada pengobatan yang 100% efektif menghilangkan gejala atau efek dari morfea.

Perawatan dari dokter berikut bertujuan menekan penyebaran bercak dan pengurangan lesi pada kulit.

  • Krim vitamin D, seperti calcipotriene.
  • Obat kortikosteroid topikal untuk mengurangi peradangan.
  • Terapi cahaya, seperti fototerapi atau penggunaan sinar UV.
  • Obat penekan sistem imun, seperti metotreksat atau hydroxychloroquine.
  • Terapi fisik untuk membantu mengatasi masalah persendian. 

Perawatan rumahan morfea

Selain mendapatkan perawatan dari dokter, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membantu menghambat penyebaran bercak kulit. 

  • Selalu pakai tabir surya setiap kali beraktivitas di luar ruangan. 
  • Hindari mandi dengan air panas terlalu lama. 
  • Gunakan produk berbahan dasar alami tanpa tambahan parfum.
  • Segera gunakan produk pelembap setelah mandi.
  • Jaga kelembapan udara.
  • Rutin olahraga untuk menjaga sirkulasi darah. 

Bila mempunyai pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter spesialis kulit guna memahami solusi yang tepat bagi Anda. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Kemal Al Fajar · Tanggal diperbarui 06/11/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan