Ketika mereka melihat dirinya di cermin, mereka akan melihat bagian tubuh mereka buruk rupa, cacat, atau tidak normal. Padahal kenyataannya, anggota tubuh tersebut baik-baik saja.
Selain itu, hal ini juga bisa muncul sebagai akibat dari penggunaan media sosial yang berlebihan di mana semua orang berlomba-lomba untuk terlihat sempurna.
Berikut beberapa gejala yang biasa terjadi saat remaja mempunyai krisis kepercayaan diri serta gangguan citra tubuh, yaitu:
- Sering bercermin dan menilai diri sendiri memiliki kekurangan fisik yang berlebihan.
- Selalu mengambil hati atau terlalu memikirkan komentar orang lain soal penampilan atau tubuh\nya.
- Sering membandingkan tubuhnya dengan orang lain dan merasa tubuh orang lain menarik. Sementara tubuhnya merupakan sebuah bentuk kegagalan.
- Merasa tidak nyaman dan canggung terhadap tubuhnya.
- Merasa malu dan cemas dengan tubuhnya.
- Rela diet ketat atau melakukan cara-cara ekstrem lainnya untuk “memperbaiki” penampilan.
Apa yang menyebabkan gangguan citra tubuh?
Gangguan citra tubuh akan menimbulkan rasa tidak puas dan tidak percaya diri. Hal ini merupakan proses di dalam diri yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor luar (eksternal). Sebagai contoh, pengaruh keluarga, kerabat yang ditemui, dan media.
Saat ini, salah satu faktor eksternal yang paling berpengaruh terhadap ketidakpuasan remaja terhadap tubuhnya adalah media. Media memainkan peran sangat besar dalam menciptakan suatu standar penampilan diri yang tidak realistis.
Berbagai penelitian membuktikan bahwa media memang memberikan kontribusi dalam porsi yang tidak main-main terhadap citra tubuh ideal.
Tidak hanya itu saja, eskpos dan tekanan yang diberikan oleh media bisa meningkatkan rasa ketidakpuasan tubuh dan gangguan pola makan.
Begitu juga dengan media sosial yang juga bisa menjadi penyebab gangguan citra tubuh atau body image karena tidak digunakan dengan baik.
Perempuan yang lebih sering menghabiskan waktu menghadap layar gadget, akan lebih sering membandingkan diri dengan orang lain yang dilihatnya di media sosial.
Kecantikan paras dan kesempurnaan fisik dari orang-orang yang dilihatnya di media sosial memicunya untuk merasa tidak puas terhadap diri sendiri.
Pada akhirnya, hal ini membuat seseorang membangun persepsi atas tubuh untuk mengikuti standar tersebut agar bisa diterima oleh masyarakat. Terutama dari segi kecantikan dan bentuk tubuh.
Apa yang terjadi ketika seseorang mengalami gangguan citra tubuh?
Rasa tidak percaya diri merupakan hal yang umum terjadi dan bisa dirasakan oleh siapa saja.
Namun, ketika sudah mengarah ke gangguan citra tubuh atau body image termasuk pada remaja dampak paling buruknya adalah mengalami masalah kesehatan mental.
Berikut penjelasan yang perlu Anda ketahui.
1. Depresi
Remaja yang memiliki gangguan citra tubuh atau body image disorder lebih mungkin mengalami depresi, kecemasan, dan kecenderungan pemikiran dan/atau percobaan bunuh diri.
Hal ini dapat terjadi jika dibandingkan dengan kelompok remaja yang bisa menerima penampilan tubuh mereka apa adanya.
Komentar seperti “Kamu gendutan ya, sekarang”, bisa menjadi pemicu depresi bagi mereka yang merasa bahwa citra tubuhnya buruk.
Analisa Arroyo, PhD, dan Jake Harwood, Ph.D dari Univeristy of California mengolaborasikan dua penelitian terpisah untuk mencari tahu apakah jenis komentar seperti ini adalah penyebab munculnya masalah kesehatan mental orang yang mengalaminya.
Secara keseluruhan, terlepas dari jenis kelamin atau indeks massa tubuh (BMI) partisipan, semakin sering mereka melihat dan bahkan ikut menanggapi atau berkomentar seperti itu, semakin rendah kepuasan mereka terhadap tubuhnya.
Hasilnya, tingkat depresi yang mereka idap setelah tiga minggu akan semakin tinggi.
Peneliti menyimpulkan bahwa gangguan pola makan, kekhawatiran akan citra tubuh untuk menjadi langsing, dan gangguan kejiwaan memang akibat dari keikutsertaanya berkomentar “gendut”.
Jadi, bukan hanya dari mendengarkan saja atau sekadar melihat saja.
2. Body Dysmorphia Disorder
Body dysmorphia disorder (BDD) adalah obsesi citra tubuh yang ditandai dengan kekhawatiran terus menerus hingga merasa ‘cacat’ secara fisik.
Orang dengan ganguan ini sering kali mempermasalahkan kekurangan pada dirinya yang sangat kecil tetapi justru dibesar-besarkan.
Sebagai contoh hidung yang bengkok atau kulit yang tidak sempurna.
BDD yang terkait dengan berat badan misalnya, berpikir bahwa pahanya terlalu besar atau pinggangnya terlalu besar.
Pada kenyataannya, ‘cacat’ yang dirasakan mungkin hanya berupa ketidaksempurnaan minim atau bahkan tidak ada sama sekali.
Tapi untuk mereka, cacat tersebut dinilai sangat signifikan dan menonjol hingga menyebabkan tekanan emosional dan kesulitan dalam fungsi sehari-hari.
BDD paling sering timbul pada remaja dan juga orang dewasa. Lalu, penelitian yang dilakukan oleh American Psychiatric Association menunjukkan bahwa hal ini mempengaruhi laki-laki dan perempuan hampir sama besarnya.
Penyebab dari kondisi yang satu ini pun tidak jelas. Akan tetapi, faktor biologis dan lingkungan dapat memicu seseorang mengalami kondisi ini.
Seperti kecenderungan genetik, faktor neurobiologis seperti gangguan fungsi serotonin di otak, ciri-ciri kepribadian, dan pengalaman hidup.
BDD dapat menyebabkan seseorang menjadi rendah diri, menghindari situasi sosial, dan masalah di tempat kerja atau sekolah.
Orang dengan BDD sebaiknya tidak keluar atau meninggalkan rumah sendirian. Pasalnya, dikhawatirkan ia melakukan tindakan nekat seperti bunuh diri.
Untuk itu, jika Anda memiliki anak dengan kecenderungan BDD, usahakan untuk tidak sering-sering meninggalkannya sendirian. Sebaliknya, temani dan ajak ia bicara dari hati ke hati.
Tips membangun citra tubuh yang positif
Seiring bertambahnya usia, baik anak remaja maupun orang dewasa sudah sewajarnya keluar dari masalah gangguan citra tubuh dan mulai berpikir positif mengenai tubuh. Hal ini biasa juga disebut sebagai body positivity.
Jadi bisa diartikan bahwa body positivity adalah penerimaan bentuk tubuh, ukuran, dan kemampuan fisik diri sendiri apapun kondisinya.
Citra tubuh atau body image positif dapat dibangun sendiri. Meski butuh proses untuk membangunnya tapi percayalah bahwa Anda atau anak Anda bisa mencapainya.
Yuk mulai bangun body positivity dengan beberapa cara berikut:
1. Selalu berpikir positif terhadap tubuh
Mulailah untuk tidak mencela diri sendiri. Walaupun ini hanya sekadar omongan, dampaknya bisa sangat besar terhadap diri jika dilakukan terus-menerus.
Daripada memandang seberapa besar berat badan Anda, lebih baik berfokus pada seberapa banyak berat badan yang telah turun.
Meski angka timbangan yang turun tidak banyak, Anda tetap sudah melakukan yang terbaik dan hanya perlu melanjutkan usaha tersebut.
2. Cari dan fokus pada hal-hal yang Anda sukai tentang tubuh
Jika selama ini selalu berfokus pada kekurangan pada tubuh, putar balik perspektifnya. Carilah bagian tubuh yang disukai lalu cobalah untuk mulai mensyukurinya.
Selain membantu membangun body positivity, hal Ini dapat menutupi kekurangan dan meningkatkan body image juga kepercayaan diri.
3. Jangan pernah membandingkan diri dengan orang lain.
Terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain hanya akan membuat lelah dan selalu tidak puas. Hal ini pula yang menjadi penyebab terjadinya gangguan citra pada tubuh. Lagipula, ini artinya Anda tidak menghargai diri sendiri.
4. Selalu berpakaian yang baik.
Berpakaian yang baik dan nyaman menunjukkan bahwa Anda menghargai dan menghormati diri sendiri. Ini juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kecintaan terhadap tubuh.
Gunakan pakaian yang membuat Anda nyaman dan tidak merasa kurang. Apabila pakaian kekecilan, jadikan batu loncatan agar semangat menurunkan berat badan dengan cara yang benar.
5. Perbaiki kepercayaan diri
Rasa percaya diri akan muncul ketika memiliki pandangan yang baik terhadap kepribadian dan menemukan bahwa orang lain juga merasa nyaman dengan diri Anda.
Apabila masih menilai kepribadian secara negatif, mungkin Anda terlalu memikirkan bagaimana orang lain melihat diri kita.
Ingatkan diri bahwa kecantikan yang sebenarnya tidak terlihat dari luar saja. Ketika merasa nyaman tentang diri sendiri, Anda akan membawa diri dengan penuh percaya diri.
Terkadang body positivity bisa menjadi perjalanan yang panjang dan tidak mudah. Ingatlah bahwa hal yang terpenting dari semua ini adalah bagaimana Anda menikmati prosesnya agar terhindar dari gangguan citra pada tubuh.
Mulailah dengan menanamkan pada diri bahwa setiap tubuh unik dan layak dihargai, begitu pun dengan tubuh Anda.
Sambil melakukan ini, Anda juga dapat mengedukasi diri dengan pengetahuan tentang body positivity guna menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan salah paham.