Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Morfea adalah penyakit kulit yang menyebabkan perubahan fisik, seperti perubahan warna atau kulit jadi mengeras. Umumnya, bagian kulit yang mengalami masalah ini tampak memiliki pola warna yang lebih pucat atau lebih tua kemerahan, alias belang.
Perubahan warna kulit pada penyakit ini biasanya dijumpai pada kulit di sekitar:
Bila kondisi kulit ini terjadi pada persendian, morfea dapat membatasi pergerakan dari bagian kulit persendian yang terkena. Seiring waktu, perubahan pada kulit bisa terasa kencang, kering, maupun halus.
Untungnya, masalah kulit ini dapat membaik dengan sendirinya, meskipun tidak menutup kemungkinan kekambuhan dapat terjadi. Selain itu, ada berbagai pilihan pengobatan untuk mengatasi perubahan warna kulit dan efek lainnya.
Morfea merupakan kondisi kulit yang cukup langka dan diperkirakan dapat terjadi kurang dari 3 dari 100.000 orang. Penyakit kulit yang juga disebut dengan skleroderma terlokalisasi ini lebih sering dijumpai pada wanita dibandingkan pria.
Meski tidak diturunkan secara genetik, kondisi ini bisa dikaitkan dengan beberapa faktor risiko lainnya.
Di bawah ini beberapa jenis morfea yang dibagi berdasarkan pola kejadiannya.
Plaquemorfea merupakan bentuk skleroderma terlokalisasi yang paling umum. Kondisi ini biasanya ditandai dengan perubahan warna kulit dan lesi berbentuk oval, serta menimbulkan rasa gatal pada kulit.
Sesuai dengan namanya, generalized plaque morfea menyebar lebih luas dengan lesi (penampang abnormal) yang lebih lebar. Kondisinya juga cenderung lebih dalam, sehingga dapat memengaruhi penampilan penderitanya.
Dibandingkan dengan dua jenis sebelumnya, pansclerotic morfea lebih jarang terjadi, tetapi membutuhkan perawatan yang intensif. Pasalnya, perubahan kulit ini menyebar hampir ke seluruh tubuh dalam waktu singkat.
Bila morfea terjadi pada kaki dan tangan dengan pola lebih kecil dibandingkan permukaan tubuh, artinya Anda mengalami linear morfea. Jenis yang satu ini terjadi pada organ anggota gerak yang dapat merusak persendian.
Bila tidak ditangani dengan baik, lesi pada jaringan kulit bisa menyebar ke sel otot dan menyebabkan kecacatan.
Gejala morfea umumnya beragam dan tergantung pada jenis, serta stadium dari penyakit ini. Beberapa gejala yang biasanya muncul antara lain:
Selain kulit, perubahan warna ini dapat memengaruhi tulang dan jaringan di bawahnya. Gangguan ini umumnya berlangsung selama beberapa tahun dan akan membaik, terkadang malah menghilang dengan sendirinya.
Bercak tersebut mungkin akan meninggalkan bekas luka atau menggelapkan area kulit yang terkena.
Bila Anda menjumpai bercak kemerahan pada kulit yang mengeras atau menebal, segera konsultasikan dengan dokter. Semakin cepat kondisi ini didiagnosis, semakin besar peluang untuk menghambat perkembangan bercak baru.
Selain itu, hal tersebut memungkinkan dokter mencari tahu penyebab dan mengurangi risiko komplikasi yang cukup berbahaya.
Hingga saat ini, penyebab utama morfea masih belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menganggap kondisi ini merupakan dampak dari gangguan autoimun. Artinya, sistem kekebalan tubuh menyerang kulit penderita.
Bila hal ini terjadi, sel penghasil kolagen menjadi terlalu aktif sehingga memproduksi kolagen terlalu banyak. Penumpukan kolagen pada kulit dapat menyebabkan kulit mengeras.
Selain itu, proses pembentukan kolagen berlebih dapat dipicu oleh beberapa hal, seperti:
Untungnya, penyakit ini tidak termasuk penyakit menular.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terhadap morfea meliputi:
Di bawah ini beberapa kondisi yang dapat muncul akibat morfea tidak ditangani dengan baik.
Salah satu komplikasi morfea yang paling sering ditemui yaitu tidak percaya diri. Perubahan warna kulit ini dapat memengaruhi citra tubuh, terutama ketika bercak kulit muncul di lengan, kaki, atau wajah Anda.
Jika perubahan kulit ini memengaruhi lengan atau tungkai, hal tersebut dapat mengganggu pergerakan sendi. Alhasil, beberapa penderita morfea mengaku sulit untuk bergerak.
Seiring dengan berjalannya waktu, skleroderma terlokalisasi dapat memicu kerontokan rambut dan mengurangi kelenjar keringat pada area yang terdampak.
Jika morfea terjadi pada anak-anak, terutama pada bagian atau leher, mereka mungkin mengalami kerusakan mata. Meski kerusakan ini tidak terlihat, sifat dari kondisi ini biasanya termasuk permanen.
Sama seperti pemeriksaan pada umumnya, dokter akan mendiagnosis morfea dengan bertanya seputar gejala dan riwayat kesehatan. Tak hanya itu, ada beberapa pemeriksaan tambahan untuk memastikan hasil diagnosis, yaitu:
Sejauh ini, belum ada pengobatan yang 100% efektif menghilangkan gejala atau efek dari morfea. Perawatan dari dokter bertujuan menekan penyebaran bercak dan pengurangan lesi pada kulit, termasuk:
Selain mendapatkan perawatan dari dokter, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membantu menghambat penyebaran bercak kulit, seperti:
Bila mempunyai pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter spesialis kulit guna memahami solusi yang tepat bagi Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar