Penyakit Crohn (Crohn’s disease) adalah suatu jenis penyakit inflamasi usus (IBD) yang dapat memengaruhi saluran pencernaan dari mulut hingga anus. Penyebabnya belum diketahui, tetapi faktor genetik, lingkungan, dan sistem kekebalan tubuh diyakini berperan dalam perkembangannya.
Definisi penyakit Crohn (Crohn’s disease)
Penyakit Crohn (Crohn’s disease) adalah kondisi jangka panjang yang memicu peradangan pada lapisan sistem pencernaan. Peradangan ini dapat memengaruhi setiap bagian dari sistem pencernaan, dari mulut hingga anus.
Meski begitu, jenis penyakit radang usus yang dikenal dengan inflammatory bowel disease (IBD) ini cenderung dijumpai pada usus kecil (ileum) atau usus besar (kolon).
Ileum merupakan bagian terakhir dari usus kecil yang bertugas menyerap asam lemak, gliserol, dan garam empedu lainnya. Organ pencernaan ini juga melepaskan hormon dan enzim untuk memecah karbohidrat dan protein.
Sementara itu, fungsi usus besar yaitu membasmi bakteri, limbah, dan sisa makanan yang nutrisinya sudah diserap tubuh. Bila fungsinya menurun akibat Crohn’s disease, sistem pencernaan lainnya pun ikut terganggu.
Seberapa umum penyakit Crohn (Crohn’s disease)?
Penyakit Crohn dapat terjadi pada siapa saja, terlepas dari jenis kelamin dan usia. Namun, sebagian besar kasus terjadi pada orang-orang yang berusia antara 16 – 30 tahun dan 60 – 80 tahun.
Selain itu, wanita lebih sering mengalami penyakit ini dibandingkan oleh pria. Sementara itu, pada anak-anak, lebih banyak anak laki-laki yang terkena masalah pencernaan ini dibandingkan anak perempuan.
Tanda dan gejala penyakit Crohn
Crohn disease bisa memengaruhi setiap bagian dari saluran pencernaan. Itu sebabnya, gejala yang timbul bervariasi dari satu orang ke orang lainnya. Selain itu, beberapa gejala mungkin mirip dengan penyakit pencernaan lainnya.
Beberapa ciri-ciri penyakit Crohn antara lain:
- diare dan sembelit terus-menerus secara bergantian,
- BAB berdarah,
- demam ringan akibat infeksi atau peradangan,
- ingin segera buang air besar,
- kram atau sakit perut,
- merasa BAB tidak tuntas,
- kelelahan,
- penurunan nafsu makan, dan
- berat badan menurun.
Selain beberapa gejala di atas, pasien Crohn’s disease terkadang juga ditandai dengan gejala lainnya, yakni:
- peradangan pada kulit, mata, dan persendian,
- peradangan pada hati atau saluran empedu, atau
- pertumbuhan dan perkembangan seksual anak melambat.
Kemungkinan ada tanda atau gejala yang tidak disebutkan. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Kapan harus periksa ke dokter?
Bila Anda mengalami perubahan kebiasaan BAB terus menerus dalam waktu yang lama, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter, terutama ketika mengalami gejala:
- sakit perut yang parah,
- BAB berdarah,
- demam yang berlangsung selama 1 – 2 hari,
- berat badan menurun drastis secara tiba-tiba, atau
- diare tidak kunjung sembuh meski sudah minum obat tanpa resep.
Penyebab penyakit Crohn
Para ahli sejauh ini belum mengetahui apa penyebab pasti dari Crohn’s disease. Namun, ada beberapa kondisi yang bisa menjadi faktor perkembangan radang pada usus ini yang dijabarkan di bawah ini.
1. Reaksi autoimun
Salah satu kemungkinan penyebab penyakit Crohn yaitu reaksi autoimun. Reaksi autoimun terjadi ketika sistem kekebalan menyerang sel-sel sehat di tubuh.
Sejumlah ahli berpendapat bahwa bakteri pada saluran pencernaan entah bagaimana mengaktifkan sistem imun. Respons sistem imun ini yang menyebabkan peradangan yang memicu gejala Crohn’s disease.
2. Genetik
Pada beberapa kasus, penyakit Crohn dapat diturunkan dalam keluarga. Maka itu, ketika Anda atau saudara lainnya mengalami penyakit ini, anggota keluarga Anda berpeluang besar mengembangkan Crohn.
Penelitian menunjukkan bahwa 5 – 20% pasien IBD memiliki orangtua, anak, atau saudara kandung yang juga mengalami penyakit yang sama. Dibandingkan dengan ulseratif kolitis, risiko genetik lebih besar pada Crohn’s disease.
Apakah penyakin Crohn bisa sembuh?
Faktor risiko penyakit Crohn
Penyakit Crohn dapat terjadi pada siapa saja, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini. Berikut ini beberapa faktor risiko dari Crohn’s disease:
- Usia. Penyakit Crohn bisa terjadi pada semua usia, tetapi Kebanyakan pasien yang didiagnosis memiliki penyakit ini berusia muda, yakni sebelum memasuki usia 30 tahun.
- Perokok. Zat yang terkandung dalam rokok dapat memicu peradangan, terutama pada sistem pencernaan. Artinya, seorang perokok lebih mungkin terkena penyakit Crohn atau memperparah kondisi kesehatannya.
- Lingkungan tempat tinggal. Lingkungan industri atau pabrik memungkinkan adanya paparan bahan kimia, sehingga sangat mungkin berkontribusi terhadap Crohn’s disease.
- Penggunaan obat-obatan. Pemakaian obat-obatan, seperti ibuprofen, naproxen, dan natrium diklofenak tertentu juga dapat meningkatkan risiko terkena Crohn’s disease.
Komplikasi penyakit Crohn
Bila radang usus akibat Crohn’s disease dibiarkan, maka akan memicu kondisi yang lebih parah.
Berikut ini beberapa komplikasi dari penyakit Crohn yang perlu Anda kenali dikutip dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease:
- obstruksi usus (penyumbatan),
- fistula,
- abses,
- fisura ani,
- bisul,
- kekurangan gizi,
- kanker usus besar,
- gangguan kulit, dan
- gumpalan darah di vena dan arteri.
Diagnosis penyakit Crohn
Umumnya, pasien penyakit Crohn baru akan berkonsultasi dengan dokter karena gejala diare atau kram perut tidak kunjung membaik.
Bila sudah begitu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan meminta Anda menjalani pemeriksaan lainnya, yakni:
- kolonoskopi,
- tes pencitraan, seperti X-ray,
- magnetic resonance imaging (MRI),
- endoskopi kapsul, atau
- endoskopi balon.